MAKALAH
Guru dalam perspektif sosiologis
Dosen Pembimbing: Drs. H. Mudjahid Am,
M.Pd.
Kelompok X
Disusun Oleh:
1. Arkanuddin 02.
7136
2. Dzulkifli 02.
7389
3. Rois Hasan 02.
7109
4. Nico Hengki Irawan 02. 7105
5. Mansyur Zulfikar 02. 8495
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
(STAIMUS)
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin
maju suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya sekolah dan pendidikan
secara teratur bagi pertumbuhan dan pembinaan anak dan generasi muda pada
umumnya. Guru sebagai seorang
tenaga pendidikan yang profesional berbeda pekerjaannya dengan lain. Karena ia
merupakan suatu profesi, dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya (Rusyan, 1990: 5)
Guru
harus memiliki kompetensi mengajar yang bagus dan harus mampu menciptakan
suasana belajar di sekolah dengan sebaik-baiknya. Dalam mengajar
guru tidak lepas dari buku-buku pegangan atau bahan ajar yang digunakan untuk
menyampaikan materi.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas diantaranya:
1.2.1
Apa yang dimaksud dengan guru dalm perspektif
sosiologis?
1.2.2
Apa saja sifat-sifat yang harus dimiliki seorang
guru?
1.2.3
Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kompetensi
guru?
1.2.4
Sebut dan jelaskan peran seorang guru?
1.2.5
Apa fungsi seorang guru itu?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Guru Dalam Perspektif Sosiologis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 377), guru adalah manusia
yang tugasnya (profesinya) mengajar, sedangkan menurut Vembrianto (1994: 21) dalam
bukunya Kamus Pendidikan, guru adalah pendidik profesional di sekolah dengan
tugas utama mengajar.
Istilah lain yang masih berkenaan dengan guru dan berkembang di
masyarakat adalah pendidik. Karena makna pendidik adalah usaha untuk
membimbing, mengarahkan, mentransfer ilmu yang dapat dilakukan secara umum.
Akan tetapi, istilah pendidik terdapat pada lembaga formal, seperti sekolah,
madrasah, dan dosen dalam dunia perguruan tinggi.
Secara istilah, pendidik adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik
sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam (Ahmad Tafsir, 2002: 41).
Secara umum, menurut Ahmad D. Marimba, pendidik diartikan sebagai orang
yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik, yaitu manusia dewasa yang
karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik
(peserta didik) (Ahmad D. Marimba, 1980: 37).
2.2 Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para
guru, antara lain:
1. Menurut Purwanto (1998: 140-148)
Syarat-syarat menjadi guru adalah:
a. Berijazah
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
d. Berkelakuan baik
e. Bertanggung jawab
f. Berjiwa nasional
g. Adil
h. Percaya dan suka kepada murid-muridnya
i.
Sabar dan rela berkorban
j.
Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak
k. Penggembira
l.
Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya
m. Bersikap baik terhadap masyarakat
n. Suka mata pelajaran yang diberikan
o. Berpengetahuan luas
2. Menurut An-Nahlawi (1989: 239-246)
Sifat-sifat guru adalah:
a. Hendaknya tujuan
b. Tingkah laku
c. Dan pola pikir guru bersifat :
-
Rabbani
-
Ikhlas
-
Jujur
-
Membekali diri dengan ilmu
-
Mampu menngunakan metode mengajar
-
Mampu mengelola siswa
-
Mempelajari kehidupan psikis para siswa
-
Tanggap terhadap berbagai persoalan
-
Dan bersikap asil.
3. Menurut Al-Abrasyi (1988: 20-25)
Sifat-sifat yang Islami itu, anata lain:
a. Zuhud
b. Bersih tubuhnya
c. Bersih jiwanya
d. Tidak ria
e. Tidak pendendam
f. Tidak menyenangi permusuhan
g. Tidak malu mengakui ketidaktahuan
h. Tegas dalam perkataan dan perbuatan
i.
Bijaksana
j.
Ikhlas
k. Rendah hati
l.
Lemah lembut
m. Pemaaf
n. Sabar
o. Berkepribadian
p. Tidak merasa rndah diri
q. Bersifat kebapaan
r.
Mengetahui karakter murid
4. Menurut Mahmus Yunus, seperti dikutip Tafsir (1992: 82)
Sifat-sifat guru antara lain:
a. Kasih sayang kepada murid
b. Bijak dalm memilih bahan pelajaran
c. Senang melarang murid melakukan hal yang tidak baik
d. Senang memberikan peringatan
e. Senang memberikan nasihat
f. Hormat pada pelajaran lain yang bukan pegangannya
g. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf kecerdasan
anak didik
h. Mementingkan berfikir dan berijtihat
i.
Jujur dalam keilmuan dan adil.
Berdasarkan
sifat-sifat yang telah diungkapkan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulakan
bahwa sifat-sifat guru itu pada dasarnya berkaitan dengan sifat kognitif,
afektif dan psikomotornya.
2.3
Jenis-jenis Kompetensi Guru
Menurut Suyanto dan Hisyam (2000),
mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu:
1. Kompetensi profesional, yang memiliki pengetahuan yang luas dari bidang
studi yang dianjurkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di
dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan.
2. Kompetensi kemasyarakatan, yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan siswa,
sesama guru maupun masyarakat luas.
3. Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut
diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin
yang menjalankan peran ing ngarso sun tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani.
Dalam
Perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah merumuskan empat jenis
kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalm Penjelasan Peraturan No. 14 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yiatu sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik, yang dimaksud dengan kompetensi Pedagogik adalah
kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum / silabus
d. Perencanaan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Evaluasi hasil belajar
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya.
2. Kompetensi Kepribadian. Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang :
a. Mantap
b. Stabil
c. Dewasa
d. Arif dan bijaksana
e. Berwibawa
f. Berakhlak mulia
g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
h. Mengevaluasi kenerja sendiri
i.
Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial. Yang dimaksud kompetensi sosial adlah kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk:
a. Berkomunikasi lesan dan tertulis
b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik
d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional. Yang dimaksud dengan kompetensi secara luas dan
mendalam yang meliputi:
a. Kosep, struktur, dan metode keilmuan / teknologi / seni yang
menanungi/hoheren dengan materi ajar
b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
c. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
e. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
2.4
Peranan Guru
Menurut WF Connell (1972) peran guru,
sebagai berikut:
1. Peran guru sebagai pendidik (nurture)
2. Pran guru sebagai model atau contoh bagi anak
3. Peran guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar
4. Peran guru sebagai pelajar (leaner)
5. Prean guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat
6. Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik
dan mengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran.
7. Peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai demonstrator
8. Guru sebagai pengelola kelas (learning manager)
9. Guru sebagai mediator dan fasilitator
2.5
Fungsi dari Guru
Perluasan tugas
dan tanggung jawab guru membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus
menjadi bagian integral (menyatu) dalam kompetensi profesionalisme keguruan
yang disandangoleh para guru. Menurut Gagne, setiap guru berfungsi sebagai
desiqner of instruction (perancanagan pengajaran), manager of instruction
(pengelola pengajaran), evaluator of student learning (penilai prestasi belajar
siswa).
1. Guru sebagai Designer of Instruction
Fungsi
guru sebagai designer instruction (perancangan pengejaran) menghendaki guru
untuk senantiasa mampu dan siap merancang kegiatan belajar mengajar yang
berhasil guna dan berdaya guna.
Untuk
merealisasikan fungsi tersebut, setiap guru memerlukan pengetahuan yang memadai
mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam menyusun rancangan
kegiatan belajar mengajar. Rancangan tersebut sekurang-kurangnya meliputi:
a. Memilih dan menentukan bahan pembelajaran
b. Merumuskan tujuan penyajian bahan pembelajaran
c. Memilih metode penyajian bahan pembelajaran yang tepat
d. Menyelenggarakan kegiatan evaluasi prestasi belajar.
2. Guru sebagai Manager of Instruction
Fungsi
ini menghendaki kemampuan guru dalam mengelola seluruh tahapan proses belajar
mengajar. Di antara kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar, yang
terpenting ialah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga para
siswa belajar secara berdaya guna dan berhasil guna.
3. Guru sebagai Evaluator of Studenr Learning.
Fungsi
ini menghendaki guru untuk senantiasa mengikuti perkembangan taraf kemajuan
prestasi atau kineja akademi siswa dalam setiap kurun waktu pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2000: 43-48), fungsi guru meliputi sebagai berikut:
1. Inisiator, yaitu pencetus ide-ide dalam proses belajar mengajar.
2. Korektor, yaitu bisa membedakan nilai yang baik dan nilai yang buruk.
3. Inspirator, yaitu memberikan ilham yang baik bagi kemajuan anak didik.
4. Informator, yaitu sebagai pelaksanaan cara mengajar informatif,
laboratorium studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademi maupun umum.
5. Mediator, yaitu sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
6. Demonstrator, yaitu dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan
pelajaran dapat dipahami oleh anak didik.
7. Motivator, yaitu sebagai pemberi dorongan kepada siswa dalam
meningkatkan kualitas belajarnya.
8. Pembimbing, yaitu membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dicita-citakan.
9. Fasilitator, yaitu memberikan fasilitas (kemudahan) dalam proses belajar
mengajar sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung secara komunikatif,
aktif dan efektif.
10. Organisator, yaitu mempunyai kemampuan mengorganisasian komponen-komponen
yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
11. Evaluator, yaitu mempunyai otoritas untuk menilai prestasi belajar
siswa, baik dalam bidang akademik maupun non akademik, tingkah laku sosialnya,
sehingga dapat menentukan keberhasilan anak didiknya.
12. Pengelolaan kelas, yaitu mengelola kelas dengan baik karena kelas adalah
tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru.
13. Supervisor, yaitu membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis
terhadap proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPUAN
Guru adalah manusia yang tugasnya (profesinya) mengajar, sedangkan
menurut Vembrianto (1994: 21) dalam bukunya Kamus Pendidikan, guru adalah
pendidik profesional di sekolah dengan tugas utama mengajar.
Pendidik diartikan sebagai orang yang memikul pertanggungjawaban untuk
mendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung
jawab tentang pendidikan si terdidik (peserta didik).
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh para guru, antara lain:Berijazah,
Sehat jasmani dan rohani, Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkelakuan baik,
Bertanggung jawab, Berjiwa nasional, Adil, Percaya dan suka kepada
murid-muridnya, Sabar dan rela berkorban, Memiliki kewibawaan terhadap
anak-anak, Penggembira, Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, Bersikap baik
terhadap masyarakat, Suka mata pelajaran yang diberikan, Berpengetahuan luas.
Jenis-jenis kompetensi guru, yaitu: kompetensi profesional, kompetensi
kemasyarakatan, kompetensi personal.
Peran guru, yaitu: pendidik, model, pengajar dan pembimbing, pelajar,
komunikator terhadap masyarakat setempat, pekerja administrasi dan kesetiaan
terhadap lembaga.
3.2 SARAN
Demikian uraian dari
tuga yang telah kami sampaian. Semoga bermanfaat bagi kelompok kami khususnya,
dan para mahasiswa STAIMUS umumnya. Amin. Tak lupa saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas berstrutur ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud,
Prof. Dr. Msi., 2011. Sosiologi Pendidikan. Bandung. CV. Pustaka Setia.
banyak photo yang tidak jelas tempatnya sehingga bagi pembaca kesulitan
BalasHapus