SUPERVISI PENDIDIKAN
Moh. Badrus Sholeh, S.Pd.I
Istilah supervisi baru muncul kurang lebih tiga dasawarsa terakhir ini
(Suharsimi Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi,
pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi
pendidikan, supervisi merupaka bagian dari proses administrasi dan manajemen.
Kegiaan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah
sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai
tujuan. Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih
cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan
sendiri. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua
program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju
pada semua aspek yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui
kondisi aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan
tepat pula apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang
bersangkutan.
Pengertian
Supervisi
Secara morfologis Supervisi berasalah dari
dua kata bahasa Inggris, yaitu super
dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap
hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik
Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke
arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar
dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter
memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan
merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar
dan evaluasi pengajaran.
Boardman
et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir
dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat menstmulir
dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan
lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja
(2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda)
yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
Menurut Kimball Wiles
(1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Ross L (1980),
mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan
menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah
suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para
pakar menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda.God Carter
melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman.
Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat
modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Kimball Wiles beranggapan bahwa
faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill) sangat penting untuk menciptakan
suasana belajar mengajar yg lebih baik. Ross L memandang supervise sebagai pelayanan
kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto
(1987) memandangkan sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak
dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi
masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan,
dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas,
pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Inspeksi : inspectie
(belanda) yang artinya memeriksa dalam
arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang
yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1.Controlling : memeriksa apakah
semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2.
Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti
memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan
ketetapan/garis
5. Demonstration : memperlihatkan
bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan
artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat
apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan
pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan
mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar
kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari
kegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, &
melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi
dan yang terpenting adalah pembinaannya
Orang
yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut
supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan
nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala
sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya,
serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Mulyasa
(2006) supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan
supervisor khusus yang lebih independent,
dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Jika
supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Tujuan dan sasaran Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran
(Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan
Bondi, 1986; Glickman, 1990).
Tujuan umum Supervisi adalah memberikan
bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas
kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
secara operasional dapat dikemukakan beberapa
tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu
A. Meningkatkan mutu kinerja guru
1.
Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah
dalam mencapai tujuan tersebut
2.
Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan
dan kebutuhan siswanya.
3.
Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim
yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai
satu dengan lainnya.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran
yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
5. Meningkatkan kualitas pengajaran
guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
6. Menyediakan sebuah sistim yang
berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
7. Sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
B. Meningkatkan keefektifan kurikulum
sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
C. Meningkatkan keefektifan dan
keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
D. Meningkatkan kualitas pengelolaan
sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
E. Meningkatkan kualitas situasi umum
sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang
akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
Adapun
sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru
(Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran
Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:
1. Supervisi Akademik
1. Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor
pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam
lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses
mempelajari sesuatu
2. Supervisi Administrasi
Menitikberatkan pengamatan supervisor
pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar
terlaksananya pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor
pada aspek-aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk
meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan
Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip
Supervisi adalah sebagai berikut :
1. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang
disupervisi.
2. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
3. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnya.
4. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional,
bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
6. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan
sikap pihak yang disupervisi.
7. Supervisi harus menolong guru agar senantiasa
tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah
Prinsip-prinsip Supervisi
- Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
- Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
- Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
- Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
- Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
- Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
Sedangkan menurut Tahalele dan
Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip
supervisi sebagai berikut; (a) supervisi harus dilaksanakan secara demokratis
dan kooperatif, (b) supervisi harus kreatif dan konstruktif, (c) supervisi
harus ”scientific” dan efektif, (d)
supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, (e) supervisi harus
berdasarkan kenyataan, (f) supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor
dan guru-guru untuk mengadakan “self
evaluation”
Karena prinsip-prinsip supervisi di atas
merupakan kaidah-kaidah yang harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam
melakukan supervisi, maka hal itu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari
para supervisor, baik dalam konteks hubungan supervisor-guru, maupun di dalam
proses pelaksanaan supervisi.
Fungsi Supervisi
1. Fungsi
Meningkatkan Mutu PembelajaranRuang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek
akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan
bantuan dan arahan kepada siswa.
2. Fungsi
Memicu Unsur yang Terkait dengan PembelajaranLebih dikenal dengan nama
Supervisi Administrasi
3. Fungsi Membina dan
Memimpin
Tipe-tipe Supervisi
1.
Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam
administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya
mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas
mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi,
meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan
seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan
diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses
Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk
yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe
inspeksi. Sifatnya
memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik,
meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap
saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya
mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara
tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru
mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak
tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah
yang pasti.
- Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan
latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf
tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah.
Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan
bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan
dibimbing oleh atasannya.
- Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat
demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung
jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi
didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah
sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
Jenis
teknik Supevisi
wyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986)
menyebutkan teknik supervisi terdiri dari individual
deviation (bersifat individual) dan group
devices (bersifat kelompok). Teknik supervisi yang bersifat individual
antara lain; kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling
mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat kelompok diantara adalah; panel
of forum discussion,curriculum
laboratry, directed reading, demonstration teaching, professional
libraries, supervisory bulletin,
teacher meeting, professional oraganization, workshop of group work.
Evan dan Neagly (1980) menyebutkan
teknik supervisi terdiri dari; individual
techniques (teknik perorangan) dan group
techniques (teknik kelompok). Individual
techniques terdiri atas; assignment
of teachers, classroom visitation and observation, classroom experimentation,
colleges course, conference (individual), demonstration teaching, evaluation,
proffesional reading, professional writing, supervisory bulletins, informal
contacts. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok (group techniques) diantaranya adalah; orientation of new teacher, development of professional libraries,
visiting other teachers, coordinating of student teacing.
A.Teknik
perseorangan .
1. Mengadakan kunjungan kelas (Classroom
visitation) Yang dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru
yang sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong.
2. Mengadakan
observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan ke sebuah kelas untuk
mencermati situasi/peristiwa yang
sedang berlangsung di dalam kelas.
3. Mengadakan
wawancara : dilakukan apabila supervisor
menghendaki jawaban dari individu tertentu.
B.
Teknik kelompok
1. Mengadakan pertemuan/rapat (meeting ) Dalam kegiatan ini
Supervisor dapat memberikan pengarahan ( directing ), pengkoordinasian (
coordinating ) dan mengkomunikasikan ( comunicating ) segala informasi kepada
guru/staf .
2.
Mengadakan diskusi kelompok ( group discusion )
3. Mengadakan penataran (in service training)
4. Seminar
Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
1.Tahap
penysunan program supervisi.
Program tersebut meliputi program tahunan dan program semester ( terlampir )
2. Tahap
persiapan, yang perlu dipersiapkan ;
a)
Format/instrumen supervisi.
b) Materi pembinaan/supervisi.
c) Buku catatan .
d) data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan .
4. Tahap tindak lanjut.
Merupakan
pembinaan dan perbaikan dari hasil
temuan pada saat supervisi.
MELAKSANAKAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
A.
Observasi kelas
observasi
kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran
Karen dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.
1.
perancanaan
Kepala
sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan.
Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di
observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa
pemberitahuan, dan atas undangan.
2.
mekanisme observasi
a.
persiapan yang diperhatikan :
-
guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi
-
kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang dioservasi
b.
sikap observasi didalam kelas
-
memberikan salam kepada guru yang mengajar
-
mencari tempat duduk yang tidak mencolok
-
tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas
-
mencatat setiap kegiatan
-
bila ada memakai alat elektronika : tape recorder, kemera
- mempersiapkan isian
berupa check list
c. membicarakan hasil
observasi
hasil yang dicatat
dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :
- kepala sekolah
mempersiapkan (bisa bertanya pada nara
sumber atau perpustakaan)
- waktu percakapan
- tempat percakapan
- sikap ramah simpatik
tidak memborong percakapan
- percakapan hendaknya
tidak keluar dari data observasi
- guru diberi
kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat
- kelamahan guru
hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan
- saran untuk
perbaikan diberikan yang mudah dan praktis
- kesepakatan
perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.
d. laporan percakapan
- hasil pembicaraan
didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi
9
- isi dokumen dimulai
dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah
dan saran-saran
B. Saling mengunjungi
Dalam kegiatan belajar
mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :
1. untuk tingkat SMP
dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
2. untuk tingkat
Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
C. Domonstrasi
mengajar
Dalam kegiatan
pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar
karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut
pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah,
sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui
kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang
pembelajaran yang baik
D.
Supervisi klinis
Supervisi
klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi
yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab
atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung
diusahkan perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan
supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi
sebagai berikut :
1.
bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau
instruksi.
2.
ksepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis
keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
3.
instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
4.
guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki.
Bila perlu berlatih diluar sekolah
5.
pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas
6.
balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
7.
guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya
8.
supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau
mengarahkan
9.
supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
10.
supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan
keterampilan pembelajaran
E.
Kaji tindak
Fokos
utama kajia tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan terlibat
dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai sendiri oleh
peneliti dan orang lain yang membutuhkan
Menurut
kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu : tahap
perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap
evaluasi danrefleksi/umpan balik.
Laporan
hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :
- gagasan umum
- perumusan masalah
- perencanaan penelitian kaji tindak
- pelaksanaan penelitian kaji tindak
- monitoring
- evaluasi dan refleksi
- saran dan rekomendasi
PERANGKAT SUPERVISI
Salah satu perangkat yang digunakan dalam
melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list
terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkan
indicator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati, antara lain
- Persiapan dan aperisepsi
- Relevansi materi dengan tujuan instruksional
- Penguasaan materi
- Strategi
- Metode
- Manajemen kelas
- Pemberian metivasi kepada siswa
- Nada dan suara
- Penggunaan bahasa
- Gaya dan sikap perilaku