10 April 2012

Resume Dasar-dasar evaluasi pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

1.      Pengertian Pengkukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Sedangkan mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai. 
2.      Penilaian Pendidikan
Definisi penilaian pendidikan pertama kali dikembangkan oleh Ralph Tyler (1950). Mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Defini yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yaitu Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekadar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunkan untuk membuat keputusan.
Jika digambarkan dalam bentuk diagram akan terlihat sebagai berikut:
-          Input
Adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi.
-          Output
Output atau keluaran adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi.
-          Transformasi
Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.
Unsur-unsur yang berfungsi sebagai faktor penentu dalam kegiatan sekolah tersebut antara lain:

a.       Siswa sendiri
b.      Guru dan personel lainnya
c.       Bahan pelajaran
d.      Metode mengajar dan sistem evaluasi
e.       Sarana penunjang
f.       Sistem Administrasi
-          Umpan Balik (feed back)
Umpan balik adalah segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi.
3.      Tujuan atau Fungsi Penilaian
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada bebera hal:
a.       Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya.
b.      Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain.
d.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.

4.      Ciri-ciri Penilaian dalam Pendidikan
Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan, anatara lain adalah sebagai berikut:
a.       Ciri pertama, yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung.
b.      Ciri kedua, yaitu penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian bersifat kuantitatif artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu lalu diinterpresikan ke dalam kualitatif.
c.       Ciri ketiga, yaitu bahwa penilaian pendidikan menggunakan, unit-unit atau satuan-satuan yang tetap karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQ nya 80, menurut unit ukurnya termasuk anak dungu.
d.      Ciri keempat, yaitu bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu ke waktu yang lain.
e.       Ciri kelima, bahwa dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu:
1)      Terletak pada alat ukurnya
2)      Terletak pada orang yang melakukan penilaian
3)      Terletak pada anak yang dinilai
4)      Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung









BAB II
SUBYEK DAN SASARAN EVALUASI

1.      Subyek Evaluasi
Subyek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
2.      Sasaran Evaluasi
Obyek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilaian menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi maka sasaran penilaian untuk unsur-unsurnya meliputi: Input, transformasi dan output.
a.       Input
1)      Kemampuan
2)      Kepribadian
3)      Sikap-sikap
4)      inteligensi
b.      Transformasi
Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi obyek penilaian antara lain:
1)      Kurikulum/materi
2)      Metode dan cara penilaian
3)      Sarana pendidikan/media
4)      Sistem administrasi
5)      Guru dan personel lainnya.

c.       Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka selama mengikuti program alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
Kecenderungan yang ada sampai saat ini di sekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik, apalagi afektif sangat langka dijamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan, yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau instrospeksi, telah berakibat merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merosotnya akhlak bangsa.











RESUME
PRINSIP DAN ALAT EVALUASI
1.      Prinsip Evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu :
a.       Tujuan pembelajaran
b.      Kegiatan pembelajaran / KBM
c.       Evaluasi

2.      Alat Evaluasi
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Teknik evaluasi, yaitu tehnik nontes dan tehnik tes.
a.       Tehnik nontes
Yang tergolong tehnik nontes adalah:
Ø  Skala bertingkat (rating scale)
Ø  Kuesioner (questionair)
Ø  Daftar cocok (check list)
Ø  Wawancara (interview)
Ø  Pengamatan (observation)
Ø  Riwayat hidup
b.      Tehnik tes
Seorang guru yang baik, tentu akan merasa berbahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas 3 macam tes, yaitu:
Ø  Tes diagnostik
Ø  Tes formatif
Ø  Tes sumatif
1)      Tes Diagnostik
adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2)      Tes formatif
Dari arti kata Form uang merupakan dasar dari istilah formatif maka evaluasi formatif dimaksudnkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu.
Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.

Pre-test (tes awal) => program => post-test (tes akhir)

Manfaat bagi siswa:
1.      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh.
2.      Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa.
3.      Usaha perbaikan.
4.      Sebagai diagnosis.
Manfaat bagi guru:
1.      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
2.      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
3.      Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.

Manfaat bagi program:
1.      Apakah program yang telah diberikan merupakan proghram yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
2.      Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
3.      Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
4.      Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunkan sudah tepat.
3)      Tes sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah  program yang lebih besar.

Manfaat Tes Sumatif:
1.      Untuk menentukan nilai
2.      Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.
3.      Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan beruna bagi:
a.       Orang tua siswa
b.      Pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah
c.       Pihak-pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah k esekolah lain, akan melanjutkan atau akan memasuki lapangan kerja.
4)      Tes Formatif dan tes sumatif dalam pratek
Dalam pelaksanaannya di sekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif biasa kita kenal sebagai ulangan umum yang diadakan pada akhir catur wulan atau akhir semester.

Dalam pelaksanaannya tes sumatif di sekolah-sekolah, ada yang disamakan anatara satu daerah atau wilayah administratif, dan di kenal sebagai THM (Tes Hasil Belajar), TPB ( Tes Prestasi Belajar atau istilah lain lagi.
Seperti adanya efek positif dan negatif atas dihapusnya ujian negara menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama THM atau TPB ini mempunyai kebaikan dan keburukan:
Kebaikan THB:
a.       Pihak atasan atau pengelola sekolah-sekolah dapat membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada diwilayahnya.
b.      Karena dibandingkan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, maka akan timbul persaingan sehat anat sesama.
c.       Standar pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena soal-soal tes yang diberikan disusun oleh Dinas P dan K.
Keburukan THB:
a.       Ada kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya berorientasi pada “ujian” dengan cara memberikan latihan mengerjakan soal sebanyak mungkin.
b.      Tidak menghijaurakan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan karena ada sekolah yang ingin mendapat nama baik.
5)      Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif.
Untuk memperoleh gambaran mengenai tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif secara lebih mendalam, berikut ini akan disajikan perbandingan antara ketiganya. Dalam membandingkan, akan ditinjau dari 8 aspek, yaitu:
1.      Fungsi
2.      Waktu
3.      Titik berat atau tekanannya
4.      Alat evaluasi
5.      Cara memilih tujuan yang dievaluasi
6.      Tingkat kesulitan soal-soal tes
7.      Cara menyekor tingkat pencapaian
8.      Metode menuliskan hasil tes

a)      Ditinjau dari fungsinya
1)      Tes diagnostik
Ø  Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikusai atau belum
Ø  Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
Ø  Memisah-misahkan, mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang akan dipelajari.
Ø  Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
2)      Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.
3)      Tes sumatif
Untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.
b)      Ditinjau dari segi waktu
1)      Tes diagnostik
Ø  Pada waktu penyaringan calon siswa
Ø  Pada waktu membagi kelas atau permulaan memberikan pelajaran
Ø  Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa.
2)      Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung unutk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.
3)      Tes sumatif
Pada akhir unit caturwulan, semester akhir tahun, atau akhir pendidikan.
c)      Ditinjau dari segi titik berat penilaian
1)      Tes diagnostik
Ø  Tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik
Ø  Faktor-faktor pisik, psikologis dan lingkungan
2)      Tes formatis
Menekankan pada tingkah laku kognitif.
3)      Tes sumatif
Pada umumnya menenkankan pada tingkah laku kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah laku psikomotor da kadang-kadang pada afektif. Akan tetapi walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi (bukan sekadar ingatan atau hafan saja).
d)     Ditinjau dari alat evaluasi
1)      Tes diagnostik
Ø  Tes prestasi belajar yang sudah distandardisasikan
Ø  Tes diagnositik yang sudah distandardisasikan
Ø  Tes buatan guru
Ø  Pengamatan dan daftar cocok
2)      Tes formatif
Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik.
3)      Tes sumatif
Tes ujian akhir.

e)      Ditinjau dar cara memilih tujuan yang dievaluasi
1)      Tes diagnostik
Ø  Memilih tiap-tiap keterampilan prasyarat
Ø  Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang
Ø  Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan.
2)      Tes formatif
Mengukur semua tujuan instruksional khusus.
3)      Tes sumatif
Mengukur tujuan instruksional umum.
f)       Ditinjau dari tingkat tes
1)      Tes diagnostik
Untuk tes diagnostik mengukur keterampilan dasar, diambil soal tes yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih.
2)      Tes formatif
Belum dapat ditentukan.
3)      Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara 0,35 sampai 0,70. Ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa lagi yang sangat sukar.
g)      Ditinjau dari skoring (cara mengukur)
1)      Tes diagnostik
 Menggunakan standar mutlak dan standar relatif (criterion   referenced and normreferenced)
2)      Tes formatif
 Menggunkan standar mutlak (criteron referenced).
3)      Tes sumatif
 Kebanyakan menggunakan standar relatif (norm referenced),  tetapi dapat pula dipakai standar mutlak (criterion refenced).
H)    Ditinjau dari tingkat pencapaian
Tingkat pencapaian adalah skor yang harus dicapai siswa dalam setiap tes.
1)      Tes diagnostik
Untuk tes diagnostik yang bersifat memonitor kemajuan, tingkat pencapaian yang diperoleh siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah menyesuaikan dengan hasil tes diagnostik.
Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang bersifat khusus. Fungsinya adalah untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka tingkat pengusaannya dituntut 100%.
2)      Tes formatif
Ditinjau dari tujuan, tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus.
3)      Tes sumatif
Sesuai dengan fungsinya yaitu memberikan tanda kepada siswa bahwa meraka telah mengikuti suatu program dan untuk menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawan kelompoknya, maka tidak diperlukan suatu tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang dicapai.
I)       Ditinjau dari cara pencatatan hasil
1)      Tes diagnostik
Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
2)      Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai sesuatu tugas.
3)      Tes sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan  yang dicapai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My New Style

My New Style

My Family

My Family
Miyya Kak Cintha and Family

Prambanan In Action

Prambanan In Action

Kakak Miya

Kakak Miya

PKN STAIMUS 2013

PKN STAIMUS 2013
Mahasiswa PKN dan Peserta Lomba TPQ

PKN 2013 STAIMUS

PKN 2013 STAIMUS


Entri Populer