15 November 2012

Sekilas Tentang Rukun-Rukun Shalat





RUKUN-RUKUN SHALAT


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[ فَصْلٌ ] فىِ بَياَنِ أَرْكاَنِ الصَّلاَةِ ( أَرْكاَنُ الصَّلاَةِ سَبْعَةَ عَشَرَ ) وَهَذِهِ طَرِيْقَةِ مِنْ جَعْلِ الطُّمَأْنِيْناَتِ فىِ مَحاَلِهاَ الأَرْبَعَ أَرْكاَناً مُسْتَقِلَةٌ كَماَفىِ الرَّوْضَةِ وَعَدَهاَ بَعْضُهُمْ ثَماَنِيَّةَ عَشَرَ بِزِياَدَةِ نِيَّةِ الخُرُوْجِ مِنَ الصَّلاَةِ كَأَبِى شُجاَعٍ وَالصَّحِيْحُ أَنَّهاَ سُنَةٌ وَعَدَهاَ بَعْضُهُمْ كَذَلِكَ أَيْضاً لَكِنْ لاَ بِماَذُكِرَ بَلْ بِزِياَدَةِ المُواَلاَةِ كَماَ فىِ السِّتِيْنَ وَالمُعْتَمَدُ أَنَّهاَ شَرْطٌ لِلرُّكْنِ وَعَدَهاَ بَعْضُهُمْ أَرْبَعَةَ عَشَرَ بِجَعْلِ الطُّمَأْنِيْناَتِ فىِ مَحاَلِهاَ الأَرْبَعِ رُكْناً واَحِداً لإِتِّحاَدِ جِنْسِهاَ وَبَعْضُهُمْ خَمْسَةَ عَشَرَ بِزِياَدَةِ قَرْنِ النِّيَةِ بِالتَّكْبِيْرِ كَماَ فىِ التَّحْرِيْرِ وَالمُعْتَمَدُ أَنَّهاَ هَيْئَةٌ لِلنِيَّةِ وَمِنْهُمْ مَنْ جَعَلَهاَ تِسْعَةَ عَشَرَ بِجَعْلِ الخُشُوْعِ رُكْناً كاَلغَزاَلىِ وَمِنْهُمْ مَنْ جَعَلَهاَ عِشْرِيْنَ بِزِياَدَةِ ذاَتِ المُصَلِّى , وَالصَّواَبُ أَنَّهُ لاَيُعَدُ مِنَ الأَرْكاَنِ فىِ الصَّلاَةِ ِلأَنَّ لَهاَ صُوْرَةٌ فىِ الخاَرِجِ يُمْكِنُ تَعَلُقُهاَ وَتَصَوُرُهاَ بِدُوْنِ تَعَقُلِ مُصَلٍّ وَفاَرَقَتْ الصَّوْمَ حَيْثُ عَدَوْا الصَّائِمَ رُكْناً بِعَدَمِ وُجُوْدِ صُوْرَةٍ مَحْسُوْسَةٍ فىِ الخاَرِجِ فِيْهِ وَعَدَ بَعْضُهُمْ فَقْدَ الصَّارِفِ مِنَ الأَرْكاَنِ وَعَلَى عَدِّ هَذِهِ الزَّواَئِدِ أَرْكاَناً تَكُوْنُ جُمْلَتُهاَ ثَلاَثَةَ وَعِشْرِيْنَ

FASAL RUKUN-RUKUN SHALAT
Fasal ini menjelaskan rukun-rukun shalat ( Rukun-rukun shalat ada 17 ) jumlah ini dengan menjadikan Tumaninah dihitung terpisah dari tempatnya masing-masing, yaitu pada empat rukun, sebagaimana kitab Ar-Raudloh Imam An-nawawiy. Sebagian Ulama menghitung rukun shalat 18 macam, dengan menambah “Niat keluar dari shalat” sebagai rukun, ini seperti pendapat Abi Syuja’ tetapi menurut pendapat sohih Niat keluar dari shalat termasuk sunnah. Sebagian ulama lain menghitung 18 rukun, bukan menambah “Niat keluar dari sholat”, tetapi menambah kan “berturut-turut” sebagai rukun, sebagaimana kitab As-Sittin. Menurut pendapat yang kuat ialah bahwa “Berturut-turut” itu sebagai syarat untuk rukun. Sebagian Ulama lain menghitung 14 rukun dengan menyatukan masing-masing Tumaninah pada tempat nya menjadi empat rukun, karena menyatu jenisnya. Sebagian Ulama lain menghitung 15 rukun dengan menambah “Mengiringkan Niat pada Takbiratul-Ikhram”, sebagaimana kitab At-Tahrir. Menurut pendapat yang kuat adalah bahwa “Mengiringkan Niat Takbiratul-Ikhram” adalah sunnah Haeat bagi Niat itu sendiri. Diantara Ulama ada yang menjadikan rukun shalat berjumlah 19, dengan menambah “Khusu” sebagai rukun, seperti Imam Al-Ghozaliy.  Diantara Ulama ada yang menjadikan rukun shalat berjumlah 20 rukun dengan menambah “Sosok orang shalat” sebagai rukun. Menurut pendapat yang benar “Sosok orang shalat” tidak dihitung rukun shalat, karena kenyataannya shalat memiliki bentuk yang mungkin saling berkaitan. Dan bentuk itu tanpa penghayatan pelaku shalat itu sendiri. Shalat berbeda dengan puasa, sekiranya para Ulama menghitung pelaku puasa sebagai rukun karena puasa tanpa wujud yang bisa terlihat dalam kenyataannya. Sebagian Ulama menghitung tanpa pelaku-pun termasuk sebagai rukun-rukun, berdasar menghitung tambahan ini sebagai rukun, maka jumlah rukun shalat seluruhnya mencapai 20 rukun.

وَالمُعْتَمَدُ ماَ فىِ المَنْهاَجِ وَغَيْرِهِ مِنْ جَعْلِهاَ ثَلاَثَةَ عَشَرَ ؛ بِجَعْلِ الطُّمَأْنِيْنَةِ هَيْئَةً تاَبِعَةً لِلرُّكْنِ ثَماَنِيَّةَ أَفْعاَلاً وَهِىَ النِّيَّةُ وَالقِياَمُ وَالرُّكُوْعُ وَالإِعْتِداَلُ وَالسُّجُوْدُ وَالجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ وَالجُلُوْسُ الأَخِيْرِ وَالتَّرْتِيْبُ وَخَمْسَةَ أَقْواَلاً تَكْبِيْرَةُ التَّحَرُّمِ وَالفاَتِحَةُ وَالتَّشَهُدُ وَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِىِّ T وَالسَّلاَمُ قاَلَ مُحَمَّدُ البَقْرِى ؛ وَقَدْ شُبِهَتْ الصَّلاَةُ بِالإِنْساَنِ فاَلشَّرْطُ كَحَياَتِهِ وَالرُّكْـنُ كَـرَأْسِهِ وَالأَبْـعاَضُ كَأَعْضاَئِهِ وَالهَيْئاَتُ كَشُعُوْرِهِ الَّتِى يَتَزَيَّنُ بِهاَ ( الأَوَّلُ النِّيَّةُ ) أَىْ بِالقَلْبِ فَلاَيَجِبُ النُّطْقُ بِهاَ بِاللِّساَنِ لَكِنْ يُسَنُّ لِيُعاَوِنَ اللِّساَنُ القَلْبَ وَلاَعِبْرَةَ بِنُطْقِ اللِّساَنِ بِخِلاَفِ ماَ فىِ القَلْبِ

Pendapat yang kuat adalah yang terdapat dalam kitab Al-Manhaj juga kitab lainnya, yaitu ; Menghitung rukun shalat menjadi tiga belas, yaitu ;  

Pertama, Dengan menjadikan Tumaninah sebagai sunnah Haeat yang mengikuti delapan rukun perbuatan, yaitu Niat, Berdiri, Ruku’, I’tidal, Sujud, Duduk di antara dua sujud, Duduk terakhir dan tertib,

Kedua, Dengan menjadikan Tumaninah sebagai sunnah Haeat yang mengikuti lima rukun perkataan, yaitu  Takbiratul-Ikhram, Fatihah, Tasyahud, Sholawat atas Nabi Saw dan Salam.
Syekh Muhammad Al-Baqriy berkata ;
Sungguh shalat dapat di umpama kan sosok seorang manusia, yaitu syarat shalat adalah ibarat hidup nya, Rukun shalat ibarat kepalanya, sunnah-sunnah shalat ibarat anggota tubuhnya, sunnah Haeat shalat ibarat rambut yang menghiasi kepalanya.

Rukun shalat tersebut adalah ;
Pertama ; ( Niat ) ialah dengan hati, niat tidak wajib di lafalkan oleh lisan, akan tetapi di sunnah untuk melafalkan nya agar lisan dapat membantu kekhusuan hati. Niat yang di lafalkan lisan berarti apa-apa (tidak sah) kecuali di iringi niat di dalam hati.

FIQIH IMAM SYAFE’I, Kitab Kasyifatus-Saja, Syarah Safinatun-Naja – Syekh Nawawiy AlBantaniy

My New Style

My New Style

My Family

My Family
Miyya Kak Cintha and Family

Prambanan In Action

Prambanan In Action

Kakak Miya

Kakak Miya

PKN STAIMUS 2013

PKN STAIMUS 2013
Mahasiswa PKN dan Peserta Lomba TPQ

PKN 2013 STAIMUS

PKN 2013 STAIMUS


Entri Populer