PROSES PEMBELAJARAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM MELALUI
METODE BERMAIN DI RAUDHATUL ATHFAL DAARUSH SHOOLIHIN
PLUMBON MOJOLABAN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
A. Latar Belakang Masalah
Masa kanak-kanak merupakan salah satu masa terpenting dalam kehidupan manusia. Janganlah membiarkan kondisinya mengkhawatirkan. Karena masa ini berbeda dari msa yang lain dalam sifat, keistimewaan dan permulaan yang khas. Keberadaannya adalah tumpuan bagi masa selanjutnya. Pada masa ini terletak pokok pertumbuhan kepintaran anak, bertunasnya pembawaan-pembawaan anak, kecenderungan minat bakatnya, perkembangan pengetahuannya, penampakan perasaannya, penampilan aktivitas inderawinya, penampilan maupun kepeduliannya, pemilahan kecenderungannya yang baik maupun yang buruk[1].
Oleh karena itu, sejak kecil anak harus di biasakan untuk mempelajari agama. Pendidikan sejak dini akan memberikan tanaman yang akarnya dalam sanubari. Jangan memberikan pelajaran agama bersifat superfisial saja, seakan pendidikan agama adalah sekunder, di nomor dua. Pendidikan umum di nomor satu, karena pendidikan umumlah yang akan digunakan hidup kelak. Hidup di dunia agar menjadi orang berharta, terpandang menjadi pejabat dan lain-lain itu adalah salah besar. Bila ingin mengejar pendidikan umum, seperti menjadi dokter, ahli ekonomi, ahli petani, ahli obat-obatan dan lain-lainya, tidaklah salah, tatapi semua ilmu itu harus dalam bungkus ilmu agama atau didasari ilmu agama. Bila dasar ilmu agama telah diberikan sejak kecil, di kala besarnya, sambil ia mengikuti pendidikan formal yang umumnya itu maka, pendidikan agama dapt dipelajari sendiri, sehingga ilmu agama itu dapat diterapkan berdasarkan halal haram[2] (Ircgani Machfoedz, 2005 : 69-70). Di era globalisasi sekarang ini, dimana kemajuan teknologi sudah berkembang amat pesat. Berbagai kemudahan dan fasilitas ada di sekitar kita, sehingga memudahkan manusia untuk mengakses berbagai informasi yang diinginkan melalui bermacam-macam media baik cetak maupun elektronik. Kemudahan yang ada ini ternyata banyak berdampak pada generasi muda umumnya yang sekarang ini sangat jauh dari nilai-nilai agama islam.
Hal itu perlu di sikap, karena setiap kita pasti menginginkan kelak generasi penerus bangsa mi adalah generasi yang baik tidak hanya baik secara kualitas keilmuan narnun juga baik secara kualitas pribadi. Salah satu modal untuk mewujudkan cita-cita di atas adalah anak, karena pendidikan anak pada masa berkembangnya akan sangat menentukan masa selanjutnya. Hal mi tentu tidak hanya sekolah yang herkewajiban untuk mendidik, akan tetapi orang tua juga berperan besar dalam pendidikan anak mereka, mengingat anak-anak sering berada di rumah.
Di antara amanat Allah SWT yang agung dan indah namun juga berat adalah anak, karena fase kanak-kanak merupakan fase yang sangat penting bagi seorang pendidik (para orangtua maupun guru) untuk menanamkan prinsip yang lurus dan pengarahan yang benar ke dalam jiwa anak. Kesempatan ini terbuka lebar mengingat anak-anak masih memiliki fitrah yang suci, jiwa yang bersih, dan hati yang belun-r terkontaminasi debu-debu dosa. Seorang anak secara fitrah diciptakan dalam keadaan siap untuk menerima kebaikan dan keburukan.
øÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPy#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJÍhè öNèdypkôr&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
172. dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. Al Araaf :172)
Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa Allah telah mengadakan beberapa dalil (keterangan) atas ke-TuhananNya dan ke-EsaanNya yang dapat dipersaksikannya oleh Akal dan pikiran mereka sendiri. Qur'an menganjurkan supaya kita mempergunakan akal dan pikiran dan menajamkan mata dan telinga untuk memperhatikan isi alam buat jadi petunjuk dan pengajaran serta mengetahui rahasia-rahasia alam yang dapat kita pergunakan untuk kemashlatan kita di dunia dan kebahagiaan di kampung akhirat. Sebab itu ulama-ulama Islam dahulu kala mengetahui berbagai macam ilmu pengetahuan, bukan semata-mata ilmu fiqhi dan nahu-saraf. Kemudian ulama-ulama meninggalkan ilmu-ilmu itu sehingga menjadi lemah dan kalah oleh umat yang lain. pengetahuan itu kekuatan dan kejahilan itu kelemahan. Hendaklah rajin menuntut ilmu supaya menjadi bangsa yang kuat, sesuai petunjuk Qur'an[3].
Jika seorang pendidik bisa memanfaat dengan baik, maka peluang keberhasilan membina fase-fase berikutnya akan lebih besar. Dengan demikian anak akan menjadi seorang mukmin yang tangguh, kuat dan energik. Bagi yang ingin meneladani pendidikan yang sebenarnya, Muhammad SAW adalah contoh pendidik yang amat.iitu dalani menyiapkan generasi Qur'ani.
Didalam UU Nomor 2 Tahun 1989 dikemukakan bahwa pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan, pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. dan di selenggarakan pada semua jenjang pendidikan. Dalam pengertian ini, pendidik keagamaan merupakan salah satu bahan kajian dalam kurikulum semua ienis dan jenjang pendidikan di Indonesia.
Masa kecil anak merupakan masa persiapan, latihan dan pembiasaan. Melalui pembiasaan yang baik akan berpengaruh bagi kehidupan selanjutnya. Sehingga mereka sudah rnemasuki masa dewasa, yaitu pada saat mereka mendapatkan kewajiban dalam beribadah, segala jenis ibadah yang Allah wajibkan dapat mereka lakukan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena sebelurnnya mereka sudah terbiasa melakukan ibadah tersebut.
Kegiatan bermain pada anak perlu mendapat perhatian para pendidik anak usia dini. Di zaman yang semakin modern ini banyak anak-anak yang tertekan mengikuti kegiatan sekolah. Begitu banyak tugas-tugas yang diberikan guru, termasuk pekerjaan rumah (PR) dan les. Pembelajaran anak rrsia dini banyak yang sangat terstruktur dan formal sehingga celah bagi anak untuk bermain sambil belajar semakin sempit.
Pada usia kanak-kanak ini firngsi bermain mempunyai pengaruh yang besar sekali bagi perkembangan anak. Jika pada orang dewasa sebagian besar dari pembuatannya diarahkan pada pencapaian tujuan dan prestasi dalam bentuk kegiatan kerja, maka kegiatan anak sebagian besar berbentuk aktivitas bermain. Bermain merupakan keinginan anak secara alamiah. Mainan berpengaruh terhadap pertumbuhan anak. Kadang-kadang anak-anak lebih mementingkan bermain dari pada makan dan minum. Dalam ilmu jiwa teori tentang bermain ini mendapat perhatian yang cukup luas dan dalam. Ada jenis mainan yang meningkatkan perkembangan intelek (kognitit), ada mainan untuk pembinaan psikomotor, mungkin ada juga mainan yang bermanfaat bagi pembinaan efektif anak.
Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (PKB TK), dipadukan dalarn satu program kegiatan belajar yang utuh mencakup program dalam rangka pembentukan perilaku melalui pembiasaan serta program dalam rangka pengembangan pengetahuan dasar. program pernbentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di pendidikan prasekolah sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukan perilaku melalui pembelajaran tersebut meliputi moral dan nilai-nilai agama, emosi dan perasaan, kemampuan bersosialisasi dengan tujuan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang matang dan mandiri.
Bermain di pendidikan pra sekolah sangat sesuai unutk memenuhi tujuan tersebut karena bermain bertugas untuk :
1. Menanamkan budi pekerti yang bauk;
2. Melatih anak untuk dapat membedakan sikap dan perilaku yang baik dan yang tidak baik;
3. Melatih sikap ramah, suka kerja sama, menunjukkan kepedulian menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari;
4. Melatih anak untuk mencintai lingkungan dan ciptaan Tuhan;
5. Melatih anak sesalu tertib dan patuh pada peraturan;
6. Melatih anak untuk berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar;
7. Menjaga keamanan diri;
8. Melatih anak untuk mengerti berbagai konsep moral yang mendasar, seperti, salah, benar, jujur, adil dan fair[4].
Dengan jalan bermain, anak melakukan eksperimen-eksperimen tertentu dan bereksplorasi, sambil mengetes kesanggupanya. Melalui permainan anak mendapatkan macam-macam pengalaman yang menyenangkan, sambil menggiatkan usaha belajar dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Semua pengalamannya lewat kegiatan bermain, akan memberikan dasar yang kokoh kuat bagi pencapaian macam-macam ketrampilan, yang sangat diperlukan bagi pemecahan kesulitan hidup dikemudian hari.
Melalui bermain anak akan lebih senang dengan pelajaran agama Islam. Dengan perasaan senang anak akan lebih bersemangat untuk belajar agama Islam, sehingga memudahkan bagi guru utnuk menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada anak didiknya. Anak nantinya mampu berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode bermain banyak diterapkan di lembaga pendidikan Pra sekolah/TK. Salah satu yang menerapkan metode bermain adalah Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon. Metode bermain di Raudhatul Athfal ini sudah berjalan selama 9 tahun. Lulusan disana nantinya akan melanjutkan ke SDIT atau MI di sekitar Plumbon. Materi yang telah diajarkan Raudhatul Athfal ini akan dilanjutkan lagi di Sekolah Dasar Islam Terpadu MI tersebut.
Anak usia Pra sekolah lebih suka bermain karena pada masa ini adalah masa pembentukan sikap melalui pembiasaan, pada masa ini pula perkembangan kognitif anak masih bersifat pra operational belum bisa memahami hal-hal yang abstrak. Dengan penerapan metode bermain diharapkan anak-anak lebih mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Khususnya pelajaran agama Islam, karena agama Islam perlu ditanamkan kepada anak sejak dini supaya setelah dewasa nanti anak tumbuh menjadi orang yang baik.
Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon merupakan lembaga pendidikan yang berstatus swasta dan gedung yang ditempati sudah berstatus milik sendiri. Di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi dan kurikulum yang diterapkan menggunakan kurikulum KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ).
Kegiatan belajar di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon dilaksanakan dalam seminggu, yaitu hari Senin sampai hari Sabtu dan berlangsung dari pukul 07.00 sampai 10.00 WIB. Dari keenam hari tersebut ada yang dinamakan dengan hari ceria yang jatuh pada hari jum’at, dihari ceria ini anak tidak dibebankan pada pembelajaran yang bersifat akademik dan dihari ceria ini anak bisa melakukan kegiatan seperti rebana dan drumband. Juga praktek-praktek keagamaan yang diajarkan dengan metode yang menyenangkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Nilai-nilai Agama Islam melalui Metode Bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon”.
B. Penegasan Isltilah
Untuk menghindari berbagai macam penafsiran judul diatas, maka terlebih dahulu penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi.
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa[5]. Jadi pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap menanamkan nilai-nilai agama Islam dari seorang pendidik kepad anak didik untuk merubah perilaku siswa kearah yang lebih baik.
2. Nilai
Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu sistem yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan fungsi-fungsi bagiannya[6].
3. Agama Islam
Agama Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW untuk umat manusia agar mengenal dan taat kepada-Nya dalam shalat jamaah yang dipimpin Beliau Shallallahu ‘alaihiwa sallam atau khalifah, pengganti beliau supaya iman mereka terpelihara dan memperoleh kedamaian serta ridha-Nya[7].
4. Metode
Metode yang berasal dari bahasa latin dan Yunani methodos yang berarti cara yang teratur dan bersistem untuk melakukan sesuatu. Metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan umum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Semakin naik suatu metode semakin efektif pula dalam pencapaiannya. Metode yang bervariasi dipelukan dalam rangka mencapai tujuan[8]. Seorang guru tidak dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode pengajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara berbentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik[9].
5. Bermain
Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang dibumbuhkannya, tanpa mempertimbangkannya hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban[10].
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai-nilai agama Islam diperlukan bagi anak usia dini, karena pembiasaan pada usia dini akan menjadi kebiasaan di masa yang akan datang sehingga hal ini akan mempengaruhi kehidupan selanjutnya.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian ini tidak melebar permasalahannya, sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimanakah proses pembelajaran nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon?
2. Bagaimanakah pembelajaran nilai-nilai agama Islam melalui metode di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon?
3. Apa faktor pendukung dan pengahmbat dalam pembelajaran nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon?
D. Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan tertentu pasti memilki tujuan yang ingin dicapai, demikian pula dengan penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon.
2. Untuk mengetahui pembelajaran nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon.
3. Untuk mengathui faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran dalam nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Diketahuinya proses pembelajaran agama Islam melalui metode bermain.
b. Diketahuinya efektifitas metode bermain sebagai salah satu metode dalam pembelajaran agama Islam.
c. Diketahuinya kendala penggunaan metode bermain dalam pembelajaran agama Islam.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
b. Baggi pengelola pendidik TK/RA/BA, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan pendidikan anak-anak di Taman Kanak-kanak, khususnya dalam mengembangkan pembelajaran agama Islam melalui bermain, sehingga pengelola pendidikan Taman Kanak-kanak dapat memberikan sarana yang layak untuk menunjang hal tersebut.
c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pembanding bagi peneliti sejenis.
F. Kajian Pustaka
Berdasarkan pengamatan penulis, peneliti semacam ini juga pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya:
1. Rusmini (UMS, 2006) dengan judul Metode Bermain Sambil Belajar. Integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Pusat Kegiatan (sentral Studi Empiris di Taman Knak-Kanak Islam Masjid Istiqlal Jakarta Pusat). Peneliti ini menemukan bahwa penerapan metode bermain sambil belajar dengan pusat kegiatan di TKMI yang didesain sedemikian rupa memiliki banyak nilai-nilai yang menonjol. Dalam penelitian ini juga menemukan faktor penunjang pelaksanaan metode bermain sambil belajar dengan pusat kegiatan di TKMI diantaranya adalah bahwa para guru yang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam mendidik anak usia dini, siswa yang belajar disana dengan fasilitas penunjang yang disediakan sangat mendukung pelaksanaan metode bermain sambil belajar dengan pusat kegiatan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah orang tua belum sepenuhnya memahami metode ini sehingga menganggap anak yang sekolah di TKMI sangat beragam dan mempunyai kultur keluarga yang berbeda pula sehingga hasil yang diharapkan belum memuasakan, adanya berbagai media informasi dan tayangan-tayangan yang tidak mendukung terhadap perkembangan Islam anak-anak.
2. Eksani (STAIN Surakarta, 2006) dengan judul skripsi Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Anak dalam Keluarga Poligami di Karangasem Laweyan Surakarta. Penelitian ini menemukan bahwa dalam penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam pada anak dikeluarga poligami yakni terhadap keluarga Juhdan Fathoni dan Harmanto, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Menanamkan aqidah Islam yang benar kepada anak sejak masih kecil.
b. Disekolahkan pada sekolahan Islami, seperti sekolah Islam terpadu atau di pondok pesantren.
c. Ditanamkan rasa tanggung jawab kepada anak sejak masih kecil, baik di rumah ataupun di masyarakat.
d. Memberikan contoh yang baik kepada anak, diingatkan serta menganjurkan pada anak yang sudah remaja untuk mengikuti kajian-kajian Islam seperti pengajian, baik di masjid ataupun di msayarakat.
e. Dianjurkan pula anak-anaknya yang masih SD untuk mengikuti TPA/TPQ yang berada didekat rumahnya.
f. Penanaman nilai-nilai agama Islam pada anak dalam keluarga poligami, yang dilakukan Juhdan Fathoni dan Harmanto, cukup berhasil terbukti dengan ditanamkannya nilai-nilai pendidikan Islam sejak masih kecil, anak-anak mereka tidak melakukan tindak kejahatan yang merugikan orang lain.
Selain penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam yang benar kepada anak, orangtua juga melakukan pemantauan terhadap aktivitas anak sehari-hari, seperti ibadah shalat dan mengajinya sertta hal-hal yang lainnya.
3. Jannatun Na’iman (STAIN, 2006) dengan judul Pelaksana Metode Belajar Sambil Bermain Sukoharjo). Kesimpulan yang dapat dia ambil dari penelitian ini adalah pelaksanaan metode belajar sambil bermain di TK Islam Makarima Surakarta dengan menggunakan beberapa bentuk permainan, yaitu social secara Soliter, dimana anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak lain di dekatnya. Bermain Sosial secara Paralel atau anak bermain Kelompok, bermain Asosiatif, yaitu bermain bersama, bermain dengan benda dan bermain dengan Sosio Dramatik. Dari pelaksanaan beberapa permainan tersebut, terlihat bahwa siswa mampu memperoleh suasana baru.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Harlini (UMS, 2003) dengan judul Pengaruh Bermain terhadap Interaksi Sosial untuk Kelompok B di Taman Kanak-kanak Aisyah Mendungan Pabelan Kartasura Tahun 2002/2003. Dalam penelitiannya menjelaskan bahwa bermain mempunyai pengaruh terhadap interaksi sosial atau sikap, karena dengan metode bermain anak akan merasa senang dan mampu menyerap nilai-nilai pendidikan tanpa kesan menggurui. Bermain ini sangat efektif jika diterapkan pada jenjang pendidikan luar sekolah yaitu Taman Kanak-kanak, kelompok bermian ataupun Tempat Penitipan Anak (TPA).
Berdasarkan beberapa penelitian di atas belum ada penelitian tentang Pembelajaran Nilai-nilai agama Islam melalui Metode Bermain Di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon. Dengan alasan tersebut penulis mencoba mengangkat masalah tersebut dalam penelitian ini.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari obyeknya, penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari lapangan, yaitu Taman Kanak-kanak Islam Modern Di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon. Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif Kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan serta sistematis mengenai fakta-fakta yang ditemukan di lapangan bersifat verbal, kalimat, fenomena-fenomena dan tidak berupa angka-angka.
2. Metode Penentuan Subjek
Sutrisno Hadi berpendapat “Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai ciri-ciri yang sama”[11]. Sedangkan Suharsimi menyatakan bahwa, “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”[12].
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut diatas, dapt disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek yang disajikan dalam suatu penelitian dan memiliki ciri-ciri yang sama. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa TK Islam Modern Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon terdiri dari 114 siswa yang terbagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok AL QUDDUS (A.1), AL KARIIMU (A.2), AL MUQIITU (B.1), (B.2), semua guru yang berjumlah 11 orang (termasuk guru ekstra).
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diteliti[13].
Metode ini penulis gunkan untuk mengamati, mendengarkan, dan mencatat langsung terhadap pelaksanaan penanaman nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain, letak geografis, sarana dan prasarana, faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai-nilai agama islam melalui metode bermain.
b. Interviev
Interview (wawancara) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan[14].
Pada penelitian ini metode interview digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan penanaman nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenal hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda[15].
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon, struktur organisasi, keadaan guru dan keadaan peserta didik.
4. Metode Analisis Data
Data menganalisa data penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data dan sekaligus reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan verifikasi[16]. Pertama, setelah pengumpulan data selesai melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data tepilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, adalah penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan.
H. Kerangka Penelitian
Dalam pembahasan penyusunan skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari sub-sub bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka penilaian.
BAB II LANDASAN TEORI, membahas tentang: A. Pembelajaran nilai-nilai agama Islam, meliputi pengertian pembelajaran nilai-nilai agama Islam, tujuan penanaman nilai-nilai agama Islam, macam nilai-nilai agama Islam, metode yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai agama Islam, pentingnya penanaman nilai-nilai agama Islam, faktor penghambat dalam penyampaian penanaman nilai-nilai agama Islam pada anak usia prasekolah; B. Metode bermain, meliputi pengertian metode, pengertian bermain, tahapan-tahapan perkembangan bermain, manfaat bermain, alat permaianan yang membantu dalam menyampaikan nilai-nilai agama Islam, fasilitas bermain yang sesuai dengan perkembangan anak usia prasekolah.
BAB III LAPORAN PENELITIAN yang berisi; A. Gambar umum Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon yang meliputi letak geografis, sejarah berdirinya Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon, Visi dan Misi, Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa, Struktur Organisasi, Sarana dan Prasarana. B. Pelaksanaan Pembelajaran Nilai-nilai agama Islam di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon dengan metode bermain, alasan Menggunakan Metode Bermain, Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam penggunaan metode bermain.
BAB IV ANALISIS DATA: A. Proses Pembelajaran niali-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon; B. Pembelajaran nilai-nilai agama islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon; C. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran nilai-nilai agama Islam melalui metode bermain di Raudhatul Athfal Daarush Shoolihiin Plumbon.
BAB V PENUTUP, meliputi Kesimpulan, Saran-saran dan kata penutup. Bagian akhir meliputi daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan biografi Penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hasan, Baryagis. 2005. Wahai Ummi Selamatkan Anakmu. Jakarta: Arina
http://www.kalibening.com diakses tanggal 26 Mei 2008 pukul 10.00
Hurlock, B. Elizabeth. 1988. Perkembangan Anak ed VI. Jakarta: Erlangga
Ircham, Machfoedz dkk. 2005. Kiat Keluarga Sakinah Mencipta Anak Cerdas Sehat Beriman. Yogjakarta: Fitri Maya
Mahmud Yunus,Tafsir Al Qur’an Karim. Jakarta: Mahmud Yunus Wadzuryah, PT.
Miles, Mathew B dan Haberman, Micael. I992. Analisa Data Kuantitatif. Jakarta: UI-Press.
Moleong Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remadja Karya.
Montolalu, dkk. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta:Universitas Terbuka.
Pedagogik, Januari 2009. Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. Laboratorium Baca Tulis. Universitas Negeri Semarang.
Rusmini, 2006. Skripsi Metode Bermain Sambil Belajar, Integrasi Pendidikan Agama Islam dengan Pusat Kegiatan (sentra) Studi Empiris di Taman Kanak-kanak Islam masjid Istiqlal Jakarta Pusat.
Sutrisno Hadi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Una, Kartawisata dkk. 1980. Edukasi Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan vol. 5 No. 1 Jakarta.Proyek Penegmbangan Pendidikan Guru (P3G Departemen Pendidikan dan Kebudayaan )
[1] Hasan Bayargis. Wahai Umat Selamatkan Anakmu. Jakarta: Arina. 2005. Hal.5
[2] Ircham Machfoedz. Kiat Keluarga Sakinah Mencipta Anak Cerdas Sehat Beriman. Yogjakarta: Fitri Maya. 2005. Hal. 69-70
[3] Mahmud Yunus. Prof. Dr. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah. 2006. Hal. 240
[4] Montolalu, dkk. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal. 15.
[5] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.1991. Hal. 1002.
[6] Una Kartawiasatra, dkk. Edukasi Jurnal Penelitian Agama dan Kepercayaan. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1980. Vol.5 No.1
[7] Http.www.Kalibening.com. diakses tanggal 26 Mei 2008.
[8] Pedagogik, Januari 2009. Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. Laboratorium Baca Tulis Universitas Negeri Semarang.
[9] Pedagogik, Januari 2009. Opcit.
[10] Hurlock, B. Elizabeth. Perkembangan Anak. Ed.VI.. Jakarta: Erlangga. 1988. Hal.320
[11] Sutrisno Hadi. Metode Research. Yogjakarta: Andi Offcet. 1988. Hal. 220
[12] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.1998. Hal. 115
[13] Suharsimi Arikunto, Op.Cit. Hal. 128
[14] Moleong Lexy. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Karya. 2007:186
[15] Suharsimi Arikunto. Op. Cit. Hal. 159
[16] Miles dan Huberman. Analisa Data Kuantitatif. Jakarta: UI Press. 1992. Hal.16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar