15 November 2011

7 KALIMAT THAYYIBAH & RUKUN ISLAM


Apa itu yang dimaksud kalimat -kalimat  Thayyibah ? maknanya adalah ucapan-ucapan yang baik dan terbaik yang sering dilakukan dalam  kehidupan sehari-hari bagi seorang muslim.

1.           kalimat pertama adalah  “BASMALAH” ini wajib dilakukan disetiap saat, baik mau memulai sesuatu apapun yang baik,contoh mau makan,atau mengendarai kendaraan atau apapun,pokoknya memulai kegiatan yang baik-baik maka ucapkanlah
“Bismillahirohmanirrohim”.

2.        Kalimat kedua adalah  “ALHAMDALAH” ini juga wajib dilakukan disetiap saat setelah selesai melakukan segala kegiatan yang baik-baik tadi dengan mengucapkan “Alhamdulillahirobbil Alamin”.

3.        Kalimat ke tiga adalah“TAKBIR” yakni “ Allahuakbar”, ketika menghadapi hal-hal yang  buruk dan mengejutkan hati atau ke panikan, maka dengan kalimat ini kita menjadi tenang dan bersemangat untuk bangkit. Contoh ketika terjadi gempa, maka seorang muslim tanpa sadar ,dia akan  mengucapkan  takbir “Allahuakbar”, dan pasti yang mendengarkan akan merasa ikut bersemangat dan bangkit dari kesulitan apapun.

4.       Kalimat  yang sering kali kita ucapkan berikutnya  adalah “ISTIQFAR” ini adalah ucapan  ketika tanpa sadar kita berbuat kesalahan apapun,dan ia tahu bahwa ALLAH sedang memperhatikannya,maka dia berucap mohon ampun “Astaqfirullahal aziim”.
5.        Kalimat yang berikutnya “SUBHANNALLAH” ini sering kali kita ucapkan ketika kita melihat  sesuatu yang luar biasa yang Allah ciptakan dan kita bisa melihatnya pada saat itu juga, contohnya ketika saya pertama kali melihat Ka’bah tanpa sadar saya berucap “SUBHANALLAH” dan sayapun menangis.

6.       Kalimat  yang berikutnya  “MasyALLAH” ini pun wajib kita ucapkan ketika menghadapi sesuatu yang luar biasa (seperti mengagumkan,mengherankan,atau mengerikan) contohnya melihat kambing terlahir dengan berkepala misalnya seperti kelinci, maka tanpa sadar kita akan berucap “MasyALLAH”. Allah maha Suci.

7.       Kalimat yang terakhir adalah “INNALILLAHI  WAINA ILAHI ROJIUN” kalimat ini sering kita ucapkan ketika diri kita, saudara kita atau siapapun yang mendapat musibah,terutama ruh berpisah pada jasadnya,maka tanpa sadar kalimat ini pun meluncur dengan sempurnanya. Sadar bahwa kita ,siapapun ia,pasti akan mengalami nasib yang serupa,yakni berpisahnya jasad dengan ruh.

Sebenarnya kalimat Thayyibah ini tidak  hanya terbatas pada hal-hal yang saya sebutkan diatas,tapi jumlahnya sangat banyak diantaranya  dengan memuji nama-nama Allah yang berjumlah 99 nama yang dinamai ASMAHUL HUSNAH.

Inipun juga termasuk kalimat  Thayyibah yang berbunyi  “LA HAULA WALAQUATA ILA BILLAH”. Mohon maaf berhubung sudah sore,saya mohon diri,bila ada kesalahan dalam menulis tulisan ini saya mohon maaf, saya menanti keritik dan saran serta commentnya. Blog ini tidak akan pernah ada apabila anda enggan mengkeritik dan saran membangun.

TUJUH KALIMAT THAYYIBAH

Makna Kalimat Thayyibah
Kalimat Thayyibah mengandung arti baik atau kebaikan. Dalam Alquran surat Ibrahim Allah memberikan tamsilan tentang kalimat thayyibah dengan perumpamaan sebuah pohon "Tidakkah kamu memahami bahwa Allah telah menggelar perumpamaan “Kalimat Thoyyibah” itu seperti “Syajaroh Thoyyibah”. Akarnya kokoh dan puncaknya di langit. Ia memberikan manfaatnya setiap saat, dan Allah menggelar perumpamaan itu bagi manusia, agar mereka mengambil pelajaran". (QS,14 : 25). Kalimat thayyibah mengandung arti kalimat-kalimat yang baik yang berisi tentang ungkapan zikir kepada Allah. Karakateristik kalimat thoyyibah sebagaimana dalam surat Ibrahim di atas mengandung tiga unsur pokok yaitu: Pokok (akar)nya terhunjam kokoh di bumi, Puncaknya di langit, mendatangkan manfaat setiap saat, sepanjang waktu. Tujuan zikir sebagai kalimat thayyibah ialah untuk ingat akan kebesaran Allah, di mana bila kita mengingatkan kebesaranNya, maka seseorang akan merasakan manisnya buah yang diperoleh dari syajaroh thayyibah (pohon kebaikan) tersebut . “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. 7:205).

Tujuh kalimat thayyibah
Tujuh kalimat thayyibah yang dirangkum dalam lafaz-lafaz zikir yang dianjurkan bagi kaum muslim untuk selalu mengucapkannya dalam berbagai keadaan yaitu:
Bismillahirrahmanirrahim Apabila diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. InsyaAllah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita. Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Kalimat thayyibah ini juga memberikan peringatan kepada kita untuk melakukan perbuatan tetap berada dalam ketentuan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, "Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu akan terputus maknanya bahwa perbuatan tersebut tidak mendapat keberkahan." Alhamdulillah Inti dari ucapan dzikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas kurnia dan rahmat Allah SWT. Sesungguh, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat besar bagi manusia.

Orang yang bersyukur kepada Allah pasti akan selalu berterimakasih kepada sesama manusia. Allah menjanjikan dua hal bagi orang yang mendapat nikmat dengan penambahan dan penyiksaan bagi yang tidak bersyukur “Jika kamu bersyukur maka Aku akan tambah nikmat kamu tetapi jika kamu kufur maka azabku amatlah pedih”. Dengan mengucap kalimat Alhamdulillah setiap selesai melakukan satu pekerjaan, maka akan menguatkan keyakinan bahwa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahwa itupun sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali. Dan manakala seseorang telah terbiasa mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang diperoleh dirasakan akan berlipat ganda.

Astaghfirullah. Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 135 Allah menyatakan prihal orang-orang yang mendapat mendapat kenikmatan setelah mereka bertaubat, "Orang-orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan." Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna, setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan penawar bagi kekhilafan tersebut. Bagi manusia yang pandai mengunakan penawar ini, maka manusia tidak akan terserang penyakit hati yang serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf. Orang-orang yang selalu membasahkan bibir mereka dengan istighfar, maka noda-noda berupa dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenari. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Bukhari dalam kitab hadisnya bahwa beliau mengucapkan istighfar setiap hari sebanyak seratus kali.

Ditambahkannya juga bahwa barang siapa yang mengucapkan istighfar sebelum terbit matahari samapai terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya (HR. Bukhari) InsyaAllah. Kalimat ini diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang dapat dipenuhi secara pasti oleh manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. 18: 23-24). Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang dapat memandang negatif kalimat ini. Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan seperti ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu-waktu bisa merubah apa yang telah kita rencanakan.

Laa haula walaa quwwata illaa billaah. Kalimat zikir ini merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasaannya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam). Kalimat thayyibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (QS 7:159).

Laailaahaillallah. Dalam Hadis Nabi Muhammad disebutkan keutamaan kalimat thayibah laa ilaahaillallah wahdahu lah syarika laka lahulmulku malhamdu yuhyi wahuwa’ala kulli syai’in qadir maka Allah akan menetapkan seratus kebaikan dan menghapuskan seratus kejahatan dan keburukan. Bahkan disebutkan pula bahwa kalimat ini merupakan kunci pintu surga. Apabila seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena penjabaran arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.

Innalillahiwainnailaihirajiun. Kalimat ini merupakan kalimat yang mengandung makna bahwa sesungguhnya manusia adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya berada dalam genggaman Nya. Namun kenyataan bahwa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya yaitu Allah Azza wa Jalla. Zikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini. InsyaAllah, dengan membiasakan meresapi hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam seseorang menghayati hikmah zikir dan mengamalkannya, maka penyakit hati dapat dikurangi sembari menikmati manisnya buah dari syajarah thoyyibah.

Wallahu ‘alam

Asmaul Husna
ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.
Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya. Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)
Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul.
Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.
Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A’râf: 180)
Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.
No
Nama
Arti
Antara lain
terdapat dalam
1
ar-Rahmaan
Yang Maha Pemurah
Al-Faatihah: 3
2
ar-Rahiim
Yang Maha Pengasih
Al-Faatihah: 3
3
al-Malik
Maha Raja
Al-Mu’minuun: 11
4
al-Qudduus
Maha Suci
Al-Jumu’ah: 1
5
as-Salaam
Maha Sejahtera
Al-Hasyr: 23
6
al-Mu’min
Yang Maha Terpercaya
Al-Hasyr: 23
7
al-Muhaimin
Yang Maha Memelihara
Al-Hasyr: 23
8
al-’Aziiz
Yang Maha gagah
Aali ‘Imran: 62
9
al-Jabbaar
Yang Maha Perkasa
Al-Hasyr: 23
10
al-Mutakabbir
Yang Memiliki Kebesaran
Al-Hasyr: 23
11
al-Khaaliq
Yang Maha Pencipta
Ar-Ra’d: 16
12
al-Baari’
Yang Mengadakan dari Tiada
Al-Hasyr: 24
13
al-Mushawwir
Yang Membuat Bentuk
Al-Hasyr: 24
14
al-Ghaffaar
Yang Maha Pengampun
Al-Baqarah: 235
15
al-Qahhaar
Yang Maha Perkasa
Ar-Ra’d: 16
16
al-Wahhaab
Yang Maha Pemberi
Aali ‘Imran: 8
17
ar-Razzaq
Yang Maha Pemberi Rezki
Adz-Dzaariyaat: 58
18
al-Fattaah
Yang Maha Membuka (Hati)
Sabaa’: 26
19
al-’Aliim
Yang Maha Mengetahui
Al-Baqarah: 29
20
al-Qaabidh
Yang Maha Pengendali
Al-Baqarah: 245
21
al-Baasith
Yang Maha Melapangkan
Ar-Ra’d: 26
22
al-Khaafidh
Yang Merendahkan
Hadits at-Tirmizi
23
ar-Raafi’
Yang Meninggikan
Al-An’aam: 83
24
al-Mu’izz
Yang Maha Terhormat
Aali ‘Imran: 26
25
al-Mudzdzill
Yang Maha Menghinakan
Aali ‘Imran: 26
26
as-Samii’
Yang Maha Mendengar
Al-Israa’: 1
27
al-Bashiir
Yang Maha Melihat
Al-Hadiid: 4
28
al-Hakam
Yang Memutuskan Hukum
Al-Mu’min: 48
29
al-’Adl
Yang Maha Adil
Al-An’aam: 115
30
al-Lathiif
Yang Maha Lembut
Al-Mulk: 14
31
al-Khabiir
Yang Maha Mengetahui
Al-An’aam: 18
32
al-Haliim
Yang Maha Penyantun
Al-Baqarah: 235
33
al-’Azhiim
Yang Maha Agung
Asy-Syuura: 4
34
al-Ghafuur
Yang Maha Pengampun
Aali ‘Imran: 89
35
asy-Syakuur
Yang Menerima Syukur
Faathir: 30
36
al-’Aliyy
Yang Maha Tinggi
An-Nisaa’: 34
37
al-Kabiir
Yang Maha Besar
Ar-Ra’d: 9
38
al-Hafiizh
Yang Maha Penjaga
Huud: 57
39
al-Muqiit
Yang Maha Pemelihara
An-Nisaa’: 85
40
al-Hasiib
Yang Maha Pembuat Perhitungan
An-Nisaa’: 6
41
al-Jaliil
Yang Maha Luhur
Ar-Rahmaan: 27
42
al-Kariim
Yang Maha Mulia
An-Naml: 40
43
ar-Raqiib
Yang Maha Mengawasi
Al-Ahzaab: 52
44
al-Mujiib
Yang Maha Mengabulkan
Huud: 61
45
al-Waasi’
Yang Maha Luas
Al-Baqarah: 268
46
al-Hakiim
Yang Maha Bijaksana
Al-An’aam: 18
47
al-Waduud
Yang Maha Mengasihi
Al-Buruuj: 14
48
al-Majiid
Yang Maha Mulia
Al-Buruuj: 15
49
al-Baa’its
Yang Membangkitkan
Yaasiin: 52
50
asy-Syahiid
Yang Maha Menyaksikan
Al-Maaidah: 117
51
al-Haqq
Yang Maha Benar
Thaahaa: 114
52
al-Wakiil
Yang Maha Pemelihara
Al-An’aam: 102
53
al-Qawiyy
Yang Maha Kuat
Al-Anfaal: 52
54
al-Matiin
Yang Maha Kokoh
Adz-Dzaariyaat: 58
55
al-Waliyy
Yang Maha Melindungi
An-Nisaa’: 45
56
al-Hamiid
Yang Maha Terpuji
An-Nisaa’: 131
57
al-Muhshi
Yang Maha Menghitung
Maryam: 94
58
al-Mubdi’
Yang Maha Memulai
Al-Buruuj: 13
59
al-Mu’id
Yang Maha Mengembalikan
Ar-Ruum: 27
60
al-Muhyi
Yang Maha Menghidupkan
Ar-Ruum: 50
61
al-Mumiit
Yang Maha Mematikan
Al-Mu’min: 68
62
al-Hayy
Yang Maha Hidup
Thaahaa: 111
63
al-Qayyuum
Yang Maha Mandiri
Thaahaa: 11
64
al-Waajid
Yang Maha Menemukan
Adh-Dhuhaa: 6-8
65
al-Maajid
Yang Maha Mulia
Huud: 73
66
al-Waahid
Yang Maha Tunggal
Al-Baqarah: 133
67
al-Ahad
Yang Maha Esa
Al-Ikhlaas: 1
68
ash-Shamad
Yang Maha Dibutuhkan
Al-Ikhlaas: 2
69
al-Qaadir
Yang Maha Kuat
Al-Baqarah: 20
70
al-Muqtadir
Yang Maha Berkuasa
Al-Qamar: 42
71
al-Muqqadim
Yang Maha Mendahulukan
Qaaf: 28
72
al-Mu’akhkhir
Yang Maha Mengakhirkan
Ibraahiim: 42
73
al-Awwal
Yang Maha Permulaan
Al-Hadiid: 3
74
al-Aakhir
Yang Maha Akhir
Al-Hadiid: 3
75
azh-Zhaahir
Yang Maha Nyata
Al-Hadiid: 3
76
al-Baathin
Yang Maha Gaib
Al-Hadiid: 3
77
al-Waalii
Yang Maha Memerintah
Ar-Ra’d: 11
78
al-Muta’aalii
Yang Maha Tinggi
Ar-Ra’d: 9
79
al-Barr
Yang Maha Dermawan
Ath-Thuur: 28
80
at-Tawwaab
Yang Maha Penerima Taubat
An-Nisaa’: 16
81
al-Muntaqim
Yang Maha Penyiksa
As-Sajdah: 22
82
al-’Afuww
Yang Maha Pemaaf
An-Nisaa’: 99
83
ar-Ra’uuf
Yang Maha Pengasih
Al-Baqarah: 207
84
Maalik al-Mulk
Yang Mempunyai Kerajaan
Aali ‘Imran: 26
85
Zuljalaal wa al-’Ikraam
Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan
Ar-Rahmaan: 27
86
al-Muqsith
Yang Maha Adil
An-Nuur: 47
87
al-Jaami’
Yang Maha Pengumpul
Sabaa’: 26
88
al-Ghaniyy
Yang Maha Kaya
Al-Baqarah: 267
89
al-Mughnii
Yang Maha Mencukupi
An-Najm: 48
90
al-Maani’
Yang Maha Mencegah
Hadits at-Tirmizi
91
adh-Dhaarr
Yang Maha Pemberi Derita
Al-An’aam: 17
92
an-Naafi’
Yang Maha Pemberi Manfaat
Al-Fath: 11
93
an-Nuur
Yang Maha Bercahaya
An-Nuur: 35
94
al-Haadii
Yang Maha Pemberi Petunjuk
Al-Hajj: 54
95
al-Badii’
Yang Maha Pencipta
Al-Baqarah: 117
96
al-Baaqii
Yang Maha Kekal
Thaahaa: 73
97
al-Waarits
Yang Maha Mewarisi
Al-Hijr: 23
98
ar-Rasyiid
Yang Maha Pandai
Al-Jin: 10
99
ash-Shabuur
Yang Maha Sabar
Hadits at-Tirmizi

Rukun akidah/Iman yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya. 

Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. 

Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat . Iman kepada malaikat merupakan bagian dari akidah. Apabila hal itu hilang, gugurlah keIslaman seseorang.

"… Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (An Nisaa’ : 136)

Untuk mengenal malaikat, maka kita perlu mengenal sifat-sifatnya, yang dapat kita ketahui melalui Al Qur’an. Sifat-sifat malaikat tersebut antara lain :
1.           Malaikat diciptakan dari cahaya.
"Para malaikat diciptakan Allah dari cahaya, dan diciptakan-Nya jin dari api, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang dijelaskan pada kalian." (HR. Muslim dari Aisyah r.a.) Karena malaikat diciptakan dari cahaya, maka mereka tentu mewarisi sifat cahaya, sebagaimana manusia mewarisi sifat tanah. Para malaikat tidak bisa kita lihat, dan mampu bergerak secepat cahaya.

2.        Malaikat mempunyai kemampuan yang luar biasa dengan ijin-Nya.
Diantara kemampuan malaikat, mereka bisa berubah wujud, bahkan mampu mengangkat singgasana (‘arsy) Allah. "…Dan, pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka." (Al Haqqah : 16)

3.        Para malaikat diciptakan sebelum penciptaan manusia.
Hal ini nampak dengan jelas tersirat pada surat Al Baqarah 30; "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpankan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

4.       Malaikat selalu patuh dan taat kepada Allah.
Mereka senantiasa bertaqarrub kepada Allah dan sangat takut kepada-Nya. "Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah daan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud." [Al A’raf : 206]

5.        Malaikat dijadikan Allah sebagai penyampai wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
"Dia menurunkan para malaikat dengan membawa wahyu dengan perintahNya, kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya; ‘Peringatkanlah olehmu sekalian bahwasanya tidaak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku’."(An Nahl : 2)  

6.       Diantara para malakiat ada yang bertugas menyertai manusia.
Salah satu tugas malaikat tersebut adalah mencatat perbuatan orang-orang mukallaf, tanpa lalai sedikit pun. "(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lainnya duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." [QS. Qaaf: 17-18] Selain itu ada pula malaikat yang menjaga kita dari bencana atau dampak negatif. "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah…"[Ar-Ra’d : 11]

7.       Jumlah malaikat sangatlah banyak, tiada yang mengetahui kecuali Dia.

" …Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri …" [Al Muddatstsir : 31]. Bahkan dalam sebuah hadits shahih, dikisahkan Rasulullah bersabda : "Bisinglajh (suasana) di langit, dan memang sudah semestinya demikian, Tidaklah ada tempat pijakan telapak kaki kecuali terdapat padanya malaikat bersujud atau beruku’." (HR, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ath Thabari, dsb.)

Setelah mengetahui sifat-sifat malaikat melalui berita yang sangat akurat tersebut (Al Qur’an dan Hadits), maka sebagai mukallaf, di pundak kita terdapat beban, konsekuensi dari pengimanan kita tersebut.

Melalui kebijaksanaan-Nya, Allah mengutus Rasul dari kalangan malaikat untuk menyampaikan wahyu kepada nabi, rasul dan orang-orang yang dikehendaki-Nya. Hikmah tersebut antara lain bahwa tidak setiap orang (terutama yang bukan dari golongan nabi dan rasul) mempunyai kekuatan untuk berhadapan langsung dengan Allah. Untuk bertatap muka dengan Allah, diperlukan kekuatan fisik dan mental yang sangat besar. Tidak semua rasul pernah bertemu dengan-Nya. Bahkan dalam sebuah kisah dikatakan, sebuah gunung hancur menjadi debu ketika Allah menampakkan wujud-Nya. Jadi sebagai hamba yang harus mengikuti perintah Allah, suatu kewajiban bagi kita untuk selalu bersyukur atas kebijaksanaan-Nya dalam penyampaian wahyu.

Hikmah lainnya adalah, kita sebagai khalifah sekaligus abdullah harus introspeksi, seberapa besar ketaatan dan kapatuhan kta kepad Allah, jika dibandingkan malaikat. Memang kita ketahui bahwa ketaatan malaikat sangatlah tinggi. Tapi ketaatan malaikat bersifat tetap, sedangkan ketakwaan dan keimanan manusia adalah dinamis. Mungkin suatu waktu kepatuhan kita rendah, tapi di lain waktu menjadi sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada para malaikat. Hal inilah yang harus kits capai. Memang bukan hal yang mudah, tapi bukan sesuatu yang ‘impossible’.

Salah satu caranya adalah kita harus sadar bahwa amal kita selalu diawasi Allah, baik secara langsung maupun melalui malaikat-Nya. Tidak ada sepermikrodetik pun yang lepas dari pengawasannya.
"…Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat." [Asy Syuura : 11]

Oleh karena itu, kita harus mulai mengurangi perbuatan-perbuatan ynag tidak sesuai dengan perintah-Nya dan memperbanyak amsl baik kita, dengan selalu diniatkan untuk mengharap ridha-Nya.

Selain tiga hal tersebut, telah kita ketahui bahwa ada malaikat yang selalu menjaga kita dalam kebaikan. Untuk itu, kita harus mulai menghilangkan rasa takut di hati kita, terutama dalam mendakwahkan kalimat-kalimat Allah. Sebagai generasi muda, kewajiban kitalah untuk menolng agama Allah.

"Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." [Muhammad : 7]
Menolong agama Allah berati mendakwahkan Islam. Tidak hanya kepada yang belum tahu, tapi juga yang sudah tahu. Amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim. Sebagai penutup, saya sampaikan ayat yang menjadi pedoman sekaligus tujuan bagi kita semua.

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..." [Ali Imran : 110]

Berikut ini nama beberapat malaikat-malaikat Allah Ta’ala beserta tugas-tugasnya :  
  • Jibril. Adalah malaikat yang diberikan amanat untuk menyampaikan wahyu, turun membawa petunjuk kepada Rasul agar disampaikan kepada umat. “Aku melihatnya (Jibril) turun dari langit, tubuhnya yang besar menutupi antara langit sampai bumi” (HR. Muslim). Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melihat jibril memiliki enam ratus sayap (HR. al Bukhari) 

  • Mika-il. Bertugas mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan dimana semua rizki di dunia ini berkaitan erat dengannya. “Barangsiapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mika-il, maka sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 98) 

  •  Israfil. Bertugas meniup sangkakala atas perintah Rabb-nya dengan tiga kali tiupan. Pertama adalah tiupan keterkejutan, tiupan kedua adalah tiupan kematian dan tiupan ketiga adalah tiupan kebangkitan. 

  • Malik. Penjaga neraka. “Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Rabb-mu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka ini)’. Sesungguhnya Kami telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan diantara kamu benci kepada kebenaran itu” (QS. Az Zukruf : 77-78) 

  • Ridhwan. Penjaga Surga.  
  • Munkar dan Nakir. “Tatkala orang yang mati telah dikubur, datanglah kepadanya dua malaikat yang hitam kebiruan, salah satu diantara keduanya dinamakan Munkar dan yang lainnya dinamakan Nakir” (HR. Tirmidzi) 

  • Ar Ra’d. Bertugas mengatur awan. Mereka bertanya, ‘Beritahukan kepada kami tentang ar Ra’d, apakah itu ?’. Beliau menjawab, ‘Salah satu malaikat yang diserahi tugas untuk mengatur awan’” (HR. an Nasai) 

  • Izra-il. Penamaannya dengan malaikat maut tidak disebutkan dengan jelas di dalam al Qur’an maupun hadits-hadits yang shahih. Adapun penamaan dirinya dengan ‘Izrail terdapat di sebagian atsar. WallaHu a’lam. (al Bidaayah wan Nihaayah I/42) 

  • Raqib dan ‘Atid. Sebagian ulama menjelaskan bahwa diantara malaikat ada yang benama Raqib dan ‘Atid. “Maa yalfizhu min qaulin illaa ladayHi raqiibun ‘atiidun” yang artinya “Tidak suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf : 18). Namun demikian pendapat ini tidak benar, wallaHu a’lam. Keduanya hanya sifat bagi dua malaikat yang mencatat perbuatan hamba. Makna Raqib dan ‘Atid ialah dua malaikat yang hadir, menyaksikan di dekat hamba, bukan dua nama dari dua malaikat (al Bidaayah wan Nihaayah I/35-49)

  • Harut dan Marut. Keduanya termasuk malaikat yang namanya tertulis di dalam al Qur’an. “Padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaithan-syaithan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut” (QS. Al Baqarah : 102) . Namun kedua malaikat ini tidak masuk ke dalam 10 malaikat yang wajib diimani yang tersebut di atas.

Pengenalan Malaikat Menurut Alkitab/Bible (sebelumnya Rofi minta maaf, kalau pembahasan ini hanya untuk mengetahui saja, bukan untuk diimani. Penjelasan malaikat menurut Islam-lah yang patut kita pegang, seperti yang Rofi jelaskan di atas.

Dalam pembahasan okultisme (kuasa gelap), kita terlalu memusatkan perhatian pada setan dan kegiatannya. Kita jarang atau hampir tidak pernah membahas tentang malaikat. Padahal keberadaan malaikat dinyatakan hampir 300 kali dalam Alkitab. Tentu ini merupakan suatu indikasi bahwa Allah juga menginginkan kita mengenal malaikat dan kegiatannya. Dengan mempunyai pengetahuan tentang malaikat, kita dapat mengerti bahwa Allah tidak hanya memberikan kita roh penolong (Roh Kudus) tetapi juga melengkapi kita dengan malaikat-Nya agar kita dapat mewujudkan Kerajaan Allah di bumi.

Malaikat merupakan makhluk roh (Ibr 1:7) yang diperkirakan sudah ada sebelum dunia ini dijadikan (Ayb 38:4,7). Adapun rupanya tidak selalu sama yakni dapat memiliki enam sayap (Yes 6:6) ataupun berpakaian putih bercahaya (Mat 28:3). Malaikat dapat juga menampakan dirinya sebagai manusia (Kej 32:1,2) sehingga Yakub dapat bergumul dengannya (Kej 32:25-30) dan seseorang dapat tanpa sengaja menjamu malaikat (Kej 18:1-18; Ibr 13:2).

Sebagai makhluk roh, malaikat tidak terbatasi oleh ruang, massa, dan waktu (Mzm 34:8). Malaikat secara awam sering digambarkan sebagai wanita. Namun dalam Alkitab, malaikat lebih sering dianggap sebagai pria (Kej 32:25-30) daripada wanita (Za 5:9). Malaikat tidak kawin ataupun dikawinkan dan karenanya tidak berkembang biak (Mat 22:30; Mrk 12:25). Malaikat dapat bergerak dengan kecepatan yang luar biasa (Kis 8:26,39-40) dan mempunyai kekuatan supra natural (2 Pet 2:11).

Malaikat secara harfiah berarti pesuruh Allah (Yunani - aggelos; Ibrani - mal’ak) karena memang malaikat merupakan roh yang melayani (Ibr 1:14). Sebagai pesuruh, malaikat sangat patuh akan petunjuk Tuhan. Tetapi walau bagaimanapun besarnya perbuatan malaikat, kita tidak boleh menyembahnya ataupun melakukan kontak dengannya (Rm 1:24,25; Kol 2:18,19; Why 22:8,9).
Iblis sebelumnya juga seorang malaikat yang bernama Lucifer (Bintang Timur - seseorang yang selalu bersinar) yang bertugas menjaga takhta Allah, tetapi dikarenakan kesombongan dan keinginannya untuk menyamai Allah, dia jatuh dalam dosa dan diusir Allah daripada hadirat-Nya (Yes 14:12-17; Yeh 28:12-19). Kemudian Iblis bersumpah mengadakan pembalasan dan salah satu pembalasan itu ialah menjatuhkan Hawa dalam ujian keinginan (Kej 3:1-24).

Adapun kegiatan yang dilakukan malaikat antara lain :
1. Memuji Allah dan kebesaran-Nya - Serafim (Mzm 148:2; Yes 6:1-6; Dan 7:10)
2. Menjaga takhta Allah - Kerubium (Mzm 80:2)
3. Memberi petunjuk, melindungi dan menjaga kesejahteraan umat Israel (Dan 12:1)
4. Memegang kuasa atas empat angin bumi (Why 7:1)
5. Menjaga pohon kehidupan (Kej 3:24)
6. Memberitakan suatu kabar, menghibur, dan menguatkan - Gabriel (Mat 1:18-25; Luk 1:26-38)
7. Melakukan peperangan rohani - Mikhail (Dan 12:1; Yud 9; Why 12:7-12)
8. Memilah orang baik dan jahat pada masa penuaian nanti (Mat 13:39-42, 47-50)
9. Mengawasi perbuatan kita terhadap anak kecil (Mat 18:10)
10. Menjemput roh orang mati (Luk 16:22)
11. Melindungi orang-orang benar (Dan 3:25)
12. Menyanyi memuliakan Tuhan (Why 5:11,12)
13. Melayani Kristus dalam pelayanan-Nya (Mat 4:11)
14. Melayani nabi (1 Raj 19:6-8)
15. Bersuka-cita apabila seseorang bertobat (Luk 15:10).

Sebagai pengikut Kristus, kita harus meyakini bahwa kita selalu dijaga malaikat (Mzm 91:11; Mat 18:10). Hanya dengan menjaga ketulusan hati dan berserah pada-Nya (Ef 5:21,22; Ibr 13:17; 1 Ptr 5:5), malaikat bersedia menjaga kita.

Malaikat tidak sama dengan Roh Kudus karena Roh Kudus diam di dalam tubuh (1 Kor 6:19), sedangkan malaikat ada di luar tubuh . Roh Kudus membimbing kita (Yoh 14:26; Kis 9:31), sedangkan malaikat melayani kita (Ibr 1:14).

Malaikat tidak sama dengan jin karena malaikat menjaga kekudusan (makhluk kudus), sedangkan jin adalah roh najis (Why 18:2, Ef 6:12). Dalam beberapa kasus, Malaikat Tuhan/Allah dianggap sama dengan Allah (Kej 21:17-20; Kel 3:2-6) atau Kristus (Kel 14:19,20, 23:20,21; Hak 2:1-5), tetapi ada juga yang dianggap sama dengan malaikat lainnya (Kis 12:7-11).

Jumlah malaikat tidak dinyatakan secara jelas, tetapi ada disebutkan beribu-ribu laksa (Mzm 68:18; Dan 7:10; Why 5:11). Pada saat Lucifer memberontak, sepertiga daripada malaikat ikut bersertanya (Why 12:4). Malaikat yang memberontak itulah yang kini disebut dengan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap, dan roh-roh jahat di udara (Ef 6:12).

Meski malaikat memiliki pengetahuan yang melebihi manusia (2 Sam 14:20), tetapi malaikat tetap tidak mengetahui bilamana Kristus akan datang untuk kedua kalinya (Mrk 13:32), suatu hal yang tidak terlalu misterius bagi kita anak-anak terang (1 Tes 5:1-11).

Tatakrama dan menghormati orang lain
Kalimat Tasbih/ Tayibah:
- Sering diucapkan oleh para nabi dan Rasul
- Menurut bahasa Arab : kalimat yang baik dan halal

Kalimat Tauhid adalah:
kalimat yang meng-Esakan Allah swt

Kalimat Tauhid, diantaranya :
1. Subhanallah =  Maha Suci Allah
    Diucapkan saat :
    - Melihat ciptaan Allah
    - Melihat keagungan Allah
2. Masya Allah = Sesuatu Kehendak Allah
    Diucapkan saat melihat hal – hal yang negatif

Asmaul Husna
- Nama–nama yg baik bagi Allah swt
- Bukti kesempurnaan dan keagungan Allah swt.
- Diantaranya :
  = Al Musawwir = Maha Membentuk
  = Al Karim = Maha Mulia
  = Al Halim = Maha Penyantun

Perilaku beriman thd Asmaul Husna
- Meyakini sepenuh hati bahwa Allah memiliki Asmaul Husna
- Mau menghafal Asmaul Husna
- Meyakini bahwa Allah memiliki sifat mulia
- Meyakini bahwa Allah telah menyiapkan semua keperluan mahluknya
- Berusaha dengan sungguh – sungguh
- Rajin bersyukur pd Allah swt
- Rajin berdzikir dan berdoa

Kreatif :
memiliki kemampuan menciptakan/ membuat sesuatu.

Ciri – ciri kreatif
- Berusaha keras
- Terampil
- Semangat bekerja

Keuntungan sifat kreatif
- Terhindar dari perasaan keluh kesah, cemas, ragu/ putus asa
- Sebagai penggerak diri dlm berhadapan dg lingkungan sosial
- Dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan berkualitas

Cara membiasakan sifat kreatif
- Bersungguh–sungguh dalam bekerja
- Mengerjakan segala sesuatu yang didasari dg ilmunya
- Tekun dan ulet dalam bekerja
- Selalu bersemangat dlm bekerja
- Selalu berpikir utk melakukan hal terbaik

Rendah Hati (tawaduk)
memelihara pergaulan atau hubungan dg sesama manusia serta tdk merendahkan orang lain

Ciri – ciri rendah hati
- Sopan santun dlm bertutur kata dan berperilaku
- Jauh dari sifat angkuh, sombong, egois/ingin menang sendiri
- Berani mengakui kesalahan dan kelemahan sendiri secara jujur
- Mengakui kebenaran dan kelebihan yg dimiliki orang lain
- Tidak memaksakan kehendak pribadinya kpd orang lain

Keuntungan sifat rendah hati
- Mendapat kasih sayang Allah swt
- Mendapat banyak teman
- Sikap perilakunya santun
- Tutur kata sopan
- Semakin tinggi rasa hormat pd org lain

Cara membiasakan sifat rendah hati
- Menghindari sikap sombong, egois, angkuh kpd orang lain
- Menyadari akan kelemahan atau kekurangan yg ada pd diri sendiri
- Mengakui kelebihan orang lain
- Berperilaku jujur dan berpikir jernih
- Disiplin, teguh pendirian (ucap dan perilaku)

Santun
perilaku yg sesuai dg norma agama dan tdk bertentangan dg norma masyarakat

Ciri – ciri santun
1. Bertutur kata menyenangkan
2. Berwajah ceria
3. Bersifat pemaaf

Keuntungan sifat santun
= Mudah bergaul, disukai orang
= Menimbulkan kedamaian dan persaudaraan
= Sangat dicintai dan disukai Allah swt
= Memperoleh kesukseskan dlm kehidupan
= Jiwa dan hatinya akan sll lapang  tentram krn tdk bersifat curiga
= Mempunyai banyak teman
= Tidak ada musuh

Cara membiasakan sifat santun
1. Dlm berbicara hendaknya mem-perhatikan pembicaraan
2. Bertutur kata yg baik dan menyenangkan
3. Bersikap sopan dan tdk sombong
4. Tdk menyinggung/ menyakiti orang lain
5. Hendaknya merendahkan diri

Ikhlas
= Arti bahasa = suci, bersih; tulus
= Mengerjakan sesuatu kebaikan dg semata – mata mengharap ridha Allah swt
= Timbul krn adanya keinginan sendiri, bkn krn perintah/ paksaan orang

Ciri – ciri ikhlas
- Tidak mengharap imbalan apapun dari manusia
- Tidak merasa terpaksa/ terbebani dlm mengerjakan sesuatu
- Tidak ingin dipuji/ disanjung oleh pihak lain
- Melakukan pekerjaan dg sepenuh hati/penuh pengabdian

Keuntungan sifat ikhlas
- Mendapat ridha Allah swt
- Tidak merasa terbebani dlm me-ngerjakan sesuatu
- Tidak mudah bangga jika dipuji dan tdk benci jika dicela
- Semua amal ibadahnya diterima oleh Allah swt
- Dengan senang hati menerima masukan, saran dan kritik

Cara membiasakan sifat ikhlas
- Tanam dlm hati bahwa semua milik kita hanyalah titipan Allah swt
- Luruskan niat dlm setiap melakukan amal kebajikan
- Tdk pilih kasih dlm beramal
- Tdk mengingat setiap amal yg dilakukan
- Berdoalah pd Allah agar diberi kekuatan dlm berakhlak ikhlas

Dermawan
Suka memberi/ suka membantu

Ciri – ciri dermawan
1. Tdk ragu – ragu dlm membantu
2. Ikhlas dlm memberikan bantuan
3. Lemah lembut dlm bertutur kata
4. Berhati – hati dlm berbicara

Keuntungan sifat dermawan
1. Bagi orang yg berderma
    - Disukai banyak orang
    - Dekat dg Allah swt
    - Akan mendapat kemudahan pertolongan dari Allah swt
    - Hidupnya tentram, damai/sejahtera
2. Bagi yg menerima
    - Mempererat tali persaudaraan
    - Meringankan beban kesulitan
    - Mengurangi timbulnya kejahatan
    - Memberi ketentraman dlm kehidupan

Cara membiasakan sifat dermawan
1. Biasakan memberi sesuatu tanpa diminta
2. Rela dlm memberi bantuan
3. Jangan mengingat bantuan yg pernah diberikan
4. Jangan krn ingin dipuji

Bodoh
Sikap seseorang yg tdk lekas me-ngerti, tdk mudah tahu, sulit mengerjakan sesuatu/ tdk berpikir panjang

Ciri – ciri sikap bodoh
1. Sulit mengerti jika diberitahu
2. Tidak mendengar nasihat guru/ orang tua
3. Malas utk belajar
4. Gemar bermain
5. Sering bolos sekolah
6. Tidak memperhatikan guru
7. Suka melawan guru/orang tua

Kerugian akibat sikap bodoh
1. Hidupnya akan sengsara
2. Tidak disukai/ dihargai orang lain
3. Rendah derajatnya
4. Mudah tertipu

Menghindari sikap bodoh
1. Hindari sifat malas
2. Pelajari berbagai ilmu pengetahuan
3. Berusaha dg sungguh – sungguh
4. Tidak malu bertanya
5. Berdoa pd Allah swt

Pemarah
Sikap seseorang yg mudah marah krn tdk senang atas suatu perlakuan/ perbuatan orang lain

Ciri – ciri sikap pemarah
- Tidak mau menerima pendapat orang lain
- Tidak menyadari bahwa manusia tdk ada yg sempurna
- Apabila mendapati kegagalan, akan menuding pd orang lain
- Mudah terkena bujuk rayu setan
- Kurang bersyukur pd Allah swt

Contoh sikap pemarah
- Selalu memandang remeh orang lain/ seakan – akan dirinya yg paling baik
- Sikap pemarah = sikap orang kafir

Kerugian sikap pemarah
1. Mengakibatkan orang menjadi buas
2. Tidak dpt mengendalikan hawa nafsu
3. Mudah dikuasai/ dikendalikan setan
4. Tdk memiliki rasa kasih sayang pd sesama
5. Menimbulkan perselisihan dan pertikaian

Menghindari sikap pemarah
1. Jangan menuruti hawa nafsu
2. Hindari tindakan kasar
3. Hendaknya menahan amarah
    - Baca taawuz
    - Baca istighfar
    - Cepat berwudu

Manfaat berperilaku baik thd orang yg lebih tua
1. Dapat saling mengisi dlm memenuhi kebutuhan
2. Dapat saling tolong menolong
3. Menambah pengalaman
4. Meneladani perbuatan yg baik

Membiasakan berperilaku baik thd teman sebaya
1. Harus dpt membedakan kawan yg baik dg yg tdk baik
2. Hindari pergaulan yg tdk baik
3. Jalin hubungan bila pergaulan itu baik
4. Isi kekosongan waktu dg hal – hal yg positif

Sikap bergaul yg baik thd orang yg lebih muda
- Memberikan teladan yg baik
- Membimbing mereka
- Meringankan beban/ membantu mereka
- Memberi ketentraman/ kedamaian dlm kehidupan masyarakat

Sikap bergaul yg tdk baik thd orang yg lebih muda
- Selalu mendikte/ tdk memberikan kesempatan
- Melakukan perbuatan yg sekiranya tdk baik di depan mereka
- Bertutur kata kasar terhadap mereka

Manfaat berperilaku baik thd orang yg lebih muda
1. Menimbulkan keteraturan
2. Mendatangkan ketenangan/ kedamaian
3. Terjadi hormat menghormati
4. Menimbulkan semangat berusaha/ ceria











Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman :
“Sesungguhnya agama (yang ada) di sisi Allah adalah Islam.” (Ali Imran: 19)
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85).
“Hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu. Dan telah Aku sempurnakan nikmatKu untukmu dan Aku telah ridlai Islam sebagai agamamu.” (Al-Maidah: 3).
Sebagai agama yang sempurna dan diterima disisi Allah, maka setiap umat Islam wajib memahami dan meningkatkan ‘kualitas’ ke-Islam-annya dari waktu ke waktu.
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid (hanya pada Allah, tidak bergantung pada makhluk dan benda lain) dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menjauhkan diri dari perbuatan (dan orang-orang yang melakukan) syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu : Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.
I. Tingkatan Islam
Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
[1] Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa “Laa Ilaaha Ilallaah” (Tiada sesembahan yang haq selain Allah) dan Muhammad adalah Rasulullah.
[2] Mendirikan shalat.
[3] Mengeluarkan zakat.
[4] Shiyam (puasa) pada bulan Ramadhan.
[5] Haji ke Baitullah Al-Haram.
[1]. Dalil Syahadat.
Firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [Al-Imraan : 18]
“Laa Ilaaha Ilallaah”‘ artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah.

Syahadat ini mengandung dua unsur : menolak dan menetapkan. “Laa Ilaaha”, adalah menolak segala sembahan selain Allah. “Illallaah” adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kekuasaan-Nya.

Tafsiran syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : ‘Sesungguhnya aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki’. Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)”. [Az-Zukhruf : 26-28]
“Artinya : Katakanlah (Muhammad) : ‘Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :’Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri kepada Allah)”. [Ali 'Imran : 64]

Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah.
Firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri, terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang beriman”. [At-Taubah : 128]

Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.

[2]. Dalil Shalat dan Zakat serta tafsiran Tauhid.
Firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah, dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang lurus”. [Al-Bayyinah : 5]

[3]. Dalil Shiyam (Puasa Ramadhan)
Firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”. [Al-Baqarah : 183]

[4]. Dalil Haji.
Firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semsesta alam”. [Al 'Imran : 97)]


II. Tingkatan Iman.
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat “Laa Ilaaha Ilallaah”, sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
Rukun Iman ada enam, yaitu :
[1] Iman kepada Allah.
[2] Iman kepada para Malaikat-Nya.
[3] Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
[4] Iman kepada para Rasul-Nya.
[5] Iman kepada hari Akhirat, dan
[6] Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala).

Dalil keenam rukun ini, firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi…” [Al-Baqarah : 177]

Dan firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar”. [Al-Qomar : 49]

III. Tingkatan Ihsan.
Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu :
“Artinya : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. [Pengertian Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan]

Dalilnya, firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan“. [An-Nahl : 128]

Dan firman Allah Ta’ala.
“Artinya : Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [Asy-Syu'araa : 217-220]

Serta firman-Nya.
“Artinya : Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur’an yang kamu baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya”. [Yunus : 61]

Adapun dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril[1] yang masyhur, yang diriwayatkan dari ‘Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu.

“Artinya : Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan menyandarkan kelututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : ‘Ya Muhammad, beritahulah aku tentang Islam’, maka beliau menjawab :’Yaitu : bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana’. Lelaki itu pun berkata : ‘Benarlah engkau’. Kata Umar :’Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau. Lalu ia berkata : ‘Beritahulah aku tentang Iman’. Beliau menjawab :’Yaitu : Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk’. Ia pun berkata : ‘Benarlah engkau’. Kemudian ia berkata : ‘Beritahullah aku tentang Ihsan’. Beliau menjawab : Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu’. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab : ‘Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya’. AKhirnya ia berkata :’Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu’. Beliau menjawab : Yaitu : ‘Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi’. Kata Umar : Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun bersabda : ‘Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian”.

[2]krama dan menghormati orang lain

Sebagai muslim yang baik, kita tidka boleh melakukan perbuatan apapun yang sifatnya merendahkan, mengejek dan menghina orang lain baik dari segi kepribadiannya, karyanya, postur tubuhnya maupun keadaan sosialnya. Karena penghinaan, celaan, apalai merendahkan akan memunculkan perasaan sakit hati dan dendam. Oleh karena itu, setiap individu muslim hendaknya berusah sekuat kemampuan unnutk menahan dari dari sikap yang membuat orang lain merasa direndahkan. Manusia yang baik adalah mereka yang selalu memperhatikan dan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak mampu atau lemah disekitarnya. Inilah ajaran yang telah dijelaskan oelh rasulullah SAW

ﺧﻴﺭﺍﻟﻨﺎﺲ ﻤﻦ ﻳﻨﻔﻊ ﻠﻠﻨﺎ ﺱ   :  ﺮﻮﺍﻩ ﻤﺗﻔﻕ ﻋﻠﻴﻪ


Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepaa manusia lain.” (HR Muttafaqun Alaih)

A. Perduli Terhadap Orang Lain.
Dalam Al Qur’an surat Al Fath ayat 29, Allah menerangkan kepada kita bahwa Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya dan dia adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang bersama mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa nabi diutus kepada semua umat manusia dalam rangka memberi peringatan dan kabar gembira, menerangi kehidupan manusia yang dulunya berada dalam kebodohan agar mereka tidak lagi berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain. Sebagai contoh, pada zaman jahiliyah, khusunya pada kaum quraisy yang dianggap penguasa, sedangkan orang miskin dan lemah dianggap sebagai budak. Hukum ketika itu bersifat ekslusif dan melindungi orang-orang tertentu saja sehingga orang-orang kuat menindas orang-orang lemah.

Allah mengutus rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat m,anusia yang rusak. Rasulullah memulai kembali dengan menata perilaku seluruh umatnya yang selama ini terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia yang mulia. Orang-orang yang kuat selalu diarahkan untuk berlemah lembut dan mengasihi orang yang lemah, membantu dan melindungi mereka. Manusia dianggap sama keberadaanya di hadapan Allah yang membedakannya hanyalah ketakwaanya. Dengan demikian, kita sebagai generasi penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan terhadap orang yang lemah atau duafa dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh rasulullah SAW.

Syahadat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Syahadat
Rukun pertama : Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang muslim berikut diamalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan namun tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali dengan syahadatnya.

Makna "La ilaha Illallah"
Yaitu; tidak ada yang berhak diibadahi secara haq di bumi maupun di langit melainkan Allah semata. Dialah ilah yang haq sedang ilah (sesembahan) selain-Nya adalah batil. Sedang Ilah maknanya ma’bud (yang diibadahi). Artinya secara harfiah adalah: "Tiada Tuhan selain Allah"

Orang yang beribadah kepada selain Allah adalah kafir dan musyrik terhadap Allah sekalipun yang dia sembah itu seorang nabi atau wali. Sekalipun ia beralasan supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan bertawasul kepadanya. Sebab orang-orang musyrik yang dulu menyelisihi Rasul, mereka tidak menyembah para nabi dan wali dan orang soleh melainkan dengan memakai alasan ini. Akan tetapi itu merupakan alasan batil lagi tertolak. Sebab mendekatkan diri kepada Allah ta’ala dan bertawasul kepada-Nya tidak boleh dengan cara menyelewengkan ibadah kepada selain Allah. Melainkan hanya dengan menggunakan nama-nama dan sifat-Nya, dengan perantaraan amal sholeh yang diperintahkan-Nya seperti salat, shodaqah, zikir, puasa, jihad, haji, bakti kepada orang tua serta lainnya, demikian pula dengan perantara doanya seorang mukmin yang masih hidup dan hadir dihadapannya ketika mendoakan.

Ibadah beraneka ragam:
Di antaranya doa yaitu memohon kebutuhan dimana hanya Allah yang mampu melakukannya seperti menurunkan hujan, menyembuhkan orang sakit, menghilangkan kesusahan yang tidak mampu dilakukan oleh makhluk. Seperti pula memohon surga dan selamat dari neraka, memohon keturunan, rizki, kebahagiaan dan sebagainya.

Semua ini tidak boleh dimohonkan kecuali kepada Allah. Siapa yang memohon hal itu kepada makhluk baik masih hidup atau sudah mati berarti ia telah menyembahnya. Allah ta’ala berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya supaya berdoa hanya kepada-Nya berikut mengabarkan bahwa doa itu satu bentuk ibadah. Siapa yang menujukannya kepada selain Allah maka ia termasuk penghuni neraka. “Dan Robmu berfirman :

Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (yakni berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka dalam keadaan hina dina (Al Mukmin : 60)
Allah ta’ala berfirman mengabarkan bahwa semua yang diseru selain Allah tidak memiliki manfaat atau madhorot untuk seorangpun sekalipun yang diseru itu nabi-nabi atau para wali.
Di antara macam ibadah : Menyembelih binatang, bernadzar dan mempersembahkan hewan kurban.
Tidak sah seseorang bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dengan cara menyembelih binatang atau mempersembahkan hewan kurban atau bernadzar kecuali hanya ditujukan kepada Allah semata. Barangsiapa menyembelih karena selain Allah seperti orang yang menyembelih demi kuburan atau jin berarti ia telah menyembah selain Allah dan berhak mendapat laknat-Nya.

Di antara bentuk ibadah : Istighotsah (memohon bantuan), istianah (memohon pertolongan) dan istiadzah (memohon perlindungan).
Tidak ada yang boleh dimintai bantu
an ataupun pertolongan ataupun perlindungan kecuali Allah saja. Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an Al karim :

Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan (Al Fatihah:4)

Katakanlah: Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya (Al Falaq:1-2)

Di antara bentuk ibadah : Tawakal, Roja (berharap) dan Khusyu'.
Manusia tidak boleh bertawakal selain kepada Allah, tidak boleh berharap selain kepada Allah, dan tidak boleh khusyu' melainkan kepada Allah semata.
Bentuk menyekutukan Allah di antaranya berdoa kepada selain Allah baik berupa orang-orang yang masih hidup lagi diagungkan atau kepada penghuni kubur. Melakukan thowaf di kuburan mereka dan meminta dipenuhi hajatnya kepada mereka. Ini merupakan bentuk peribadatan kepada selain Allah dimana pelakunya bukan lagi disebut sebagai seorang muslim sekalipun mengaku Islam, mengucapkan la ila illallah Muhammad rasulullah, mengerjakan salat, berpuasa dan bahkan haji ke baitullah.

Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah”
Makna syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengetahui dan meyakini bahwa Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa yang tidak boleh disembah, sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan. Akan tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya masuk surga dan siapa yang mendurhakainya masuk neraka. Selain itu anda juga mengetahui dan meyakini bahwa sumber pengambilan syariat sama saja apakah mengenai syiar-syiar ibadah ritual yang diperintahkan Allah maupun aturan hukum dan syariat dalam segala sector maupun mengenai keputusan halal dan haram. Semua itu tidak boleh kecuali lewat utusan Allah yang bisa menyampaikan syariat-Nya. Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh menerima satu syariatpun yang datang bukan lewat Rasul SAW. Allah ta’ala berfirman :

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (Al Hasyr:7)

Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh hati (An Nisa’:65)

Makna kedua ayat :
1.           Pada ayat pertama eAllah memerintahkan kaum muslimin supaya menaati Rasul-Nya Muhammad  pada seluruh yang diperintahkannya dan berhenti dari seluruh yang dilarangnya. Karena beliau memerintah hanyalah berdasarkan dengan perintah Allah dan melarang berdasar larangan-Nya.

2.        Pada ayat kedua Allah bersumpah dengan diri-Nya yang suci bahwa sah iman seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya hingga ia mau berhukum kepada Rasul dalam perkara yang diperselisihkan antara dia dengan orang lain, kemudian ia puas keputusannya dan menerima dengan sepenuh hati. Rasul SAW bersabda :

Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang tidak ada contohnya dari urusan kami maka ia tertolak. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya
Amalan yang dianggap termasuk agama namun tidak ada contohnya dari Rasul dikenal dengan istilah bid'ah.

Salat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Salat
salat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi sarana interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Juga untuk menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.

Allah mensyariatkan dalam salat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk salat. Maka seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air kecil dan besar dalam rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.

Salat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun terpenting Islam setelah dua kalimat syahadat. Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Ia wajib memerintahkannya kepada keluarga dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka membiasakannya. Allah ta’ala berfirman :
"Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (An Nisa: 103)

Salat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada kondisi ketakutan dan sakit. Ia menjalankan salat sesuai kemampuannya baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring hingga sekalipun tidak mampu kecuali sekedar dengan isyarat mata atau hatinya maka ia  mengkhabarkan bahwa orang yangeboleh salat dengan isyarat. Rasul  meninggalkan salat itu bukanlah seorang muslim entah laki atau perempuan. Ia bersabda :

"“Perjanjian antara kami dengan mereka adalah salat. Siapa yang meninggalkannya berarti telah kafir” Hadits shohih.
Salat lima waktu itu adalah salat Shubuh, salat Dhuhur, salat Ashar, salat Maghrib dan salat Isya’.
Waktu salat Shubuh dimulai dari munculnya mentari pagi di Timur dan berakhir saat terbit matahari. Tidak boleh menunda sampai akhir waktunya. Waktu salat Dhuhur dimulai dari condongnya matahari hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya. Waktu salat Ashar dimulai setelah habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak boleh menundanya hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih putih cerah. Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan lenyapnya senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang waktu salat Isya’ dimulai setelah habisnya waktu maghrib hingga akhir malam dan tidak boleh ditunda setelah itu.

Seandainya seorang muslim menunda-nunda sekali salat saja dari ketentuan waktunya hingga keluar waktunya tanpa alasan yang dibenarkan syariat diluar keinginannya maka ia telah melakukan dosa besar. Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.

Puasa
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Puasa
Puasa pada bulan Ramadan yaitu bulan kesembilan dari bulan hijriyah.
Sifat puasa:
Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang. Kemudian menahan dari makan, minum dan jima’ (mendatangi istri) hingga terbenamnya matahari kemudian berbuka. Ia kerjakan hal itu selama hari bulan Romadhon. Dengan itu ia menghendaki ridho Allah ta’ala dan beribadah kepada-Nya.
Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Di antara yang terpenting :
1.           Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu di antara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.
2.        Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka amat banyak. Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

Zakat
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zakat
Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta mencapai nisab untuk mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang berhak menerima dari kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh diserahkan kepada mereka sebagaimana telah diterangkan dalam Al Qur’an.

Nishab emas sebanyak 20 mitsqal. Nishab perak sebanyak 200 dirham atau mata uang kertas yang senilai itu. Barang-barang dagangan dengan segala macam jika nilainya telah mencapai nishab wajib pemiliknya mengeluarkan zakatnya manakala telah berlalu setahun. Nishab biji-bijian dan buah-buahan 300 sha’. Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya. Sedang rumah siap sewa saja dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan barang-barang dagangan 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan 10 % dari yang diairi tanpa kesulitan seperti yang diairi dengan air sungai, mata air yang mengalir atau hujan. Sedang 5 % pada biji-bijian yang diairi dengan susah seperti yang diairi dengan alat penimba air.
Di antara manfaat mengeluarkan zakat menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya

Haji
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Haji
Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Dalam ibadah haji terdapat manfaat tak terhingga :
1.           Pertama, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.
2.        Kedua, ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan bertemu di satu tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan menyembah satu Robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun kulit hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin dapat bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong). Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.

Rukun Islam dan Rukun Iman - Ilmu Pelajaran / Pendidikan Agama Islam
- A. Rukun Islam / Lima Perkara
1. Dua Kalimat Syahadat
2. Sholat Lima Waktu
3. Ibadah Puasa
4. Melaksanakan Zakat
5. Pergi Haji Bagi yang Mampu
- B. Rukun Iman / Enam Perkara
1. Percaya kepada Allah SWT
2. Percaya kepada Nabi dan Rasul / Rosul Allah SWT
3. Percaya kepada Malaikat Allat SWT
4. Percaya kepada Kitab Allat SWT yaitu Al Qur'an
5. Percaya kepada Hari Kiamat / Hari Akhir
6. Percaya kepada Qada dan Qadar / Qodo dan Qodar / Kodo dan Kodar atau Ketentuan Allah SWT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My New Style

My New Style

My Family

My Family
Miyya Kak Cintha and Family

Prambanan In Action

Prambanan In Action

Kakak Miya

Kakak Miya

PKN STAIMUS 2013

PKN STAIMUS 2013
Mahasiswa PKN dan Peserta Lomba TPQ

PKN 2013 STAIMUS

PKN 2013 STAIMUS


Entri Populer