DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar……………………………………………………………………… iii
Daftar
Isi………………………………………………………………………………. iv
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Tujuan Penuisan…………………………………………………….. 3
C. Identifikasi Masalah………………………………………………… 3
D. Pembatasan Masalah………………………………………………. 4
E. Rumusan Masalah…………………………………………………… 4
F. Sistematika Penulisan……………………………………………… 5
BAB
II PEMBAHASAN MASALAH……………………………………………… 7
A. Pengertian Iman…………………………………………………….. 7
B. Penyebab Turunnya Keimanan…………………………………. 7
C. Cara Meningkatkan Keimanan………………………………….. 9
D. Hukum-Hukum Tentang Keimanan……………………………. 10
E. Perbuatan-Perbuatan yang Harus Dihindari
Dalam
Meningkatkan
Keimanan………………………………………….. 12
BAB
III PENUTUP…………………………………………………………………… 14
A. Simpulan…………………………………………..……………………. 14
B. Saran-Saran……………………………………………….…………… 14
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan masa kini sudah sangat melenceng
dengan hukum-hukum Islam yang tercantum dalam kitab suci Al-qur’an. Banyak
remaja-remaja masa kini yang tidak memperdulikan tentang larangan-larangan yang
tercantum dalam Al-qur’an. Pada kenyataannya banyak tawuran antar siswa yang
masih populer dikalangan remaja, pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat
terlarang bahkan remaja masa kini berani melawan orang tua. Tidak hanya remaja,
orang dewasa maupun orang tua juga masih banyak yang tidak memperdulikan
tentang larangan-larangan yang tercantum dalam Al-qur’an. Sering kita jumpai
orang dewasa yang seenaknya berbuat maksiat sesuai dengan nafsu mereka tanpa
memperdulikan dosa yang mereka dapat. Banyak juga orang tua yang tidak bisa
menghilangkan hobinya yaitu membicarakan kelemahan orang lain atau
melebih-lebihkan diri sendiri dan keluarganya.
Kehidupan pada masa kini yang sudah
melenceng dari hukum-hukum Islam sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor dari
diri sendiri dan faktor dari luar. Faktor dari diri sendiri misalnya kebodohan
yang merupakan pangkal dari perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi
karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu
ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu
keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah
dan rezekinya. Ketidakpedulian antar sesama, Ketidakpedulian menyebabkan
pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai. Melupakan
kewajiban beribadah. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa. Awal dari
perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan perintah dan larangan Allah. Perbuatan
dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan
mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh.
Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat untuk
menyepelekan dosa-dosa besar. Serta jiwa
yang selalu memerintahkan untuk berbuat jahat. Faktor dari luar misalnya
bujukan syaitan yang bertujuan untuk merusak keiman orang, bujukan dan rayuan
dunia, serta pergaulan yang buruk.
Kehidupan masa kini yang sudah melenceng
dari aturan – aturan yang telah ditentukan tidak boleh kita biarkan. Kerjasama
pemerintah dan masyarakat berperan penting dalampenyelesaian masalah ini. Dalam
penyelesian masalah ini, pemerintah harus lebih menegakkan hukum. Melakukan
pengawasan terhadap masyarakat agar tidak melakukan perbuatan yang melanggar
aturan-aturan yang telah ditentukan. Kasih sayang keluarga juga berperan
penting dalam menciptakan kehidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang
telah ditentukan dalam kitab suci Al-qur’an. Dengan kondisi keluarga yang
harmonis dapat menaikkan iman dan takwa terhadap Allah SWT. Sehingga dalam
menjalani kehidupan ini kita dapat terhindar dari perbuatan dosa. Namun jika
kita tidak mampu menahan nafsu dan keinginan kita, kita mudah saja terjerumus
dalam perbuatan-perbuatan dosa yang telah dilarang oleh Allah SWT. Maka dari
itu, dalam menjalani kehidupan ini kita harus mampu menahan nafsu dan keinginan
kita agar tidak mudah terjerumus dalam perbuatan-perbuatan dosa. Dengan
lingkungan hidup yang kondusif, kita tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan
dosa. Dalam menjalani kehidupan masa kini, kita harus pintar dalam memilih
pergaulan. Jangan sampai kita terjerumus dalam pergaulan bebas yang sering kali
melakukan tindakan-tindakan yang dilarang. Pergaulan yang baik mampu
meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT.
Bertitik tolak dari hal-hal diatas, maka
penulis akan mengangkat masalah meningkatkan keimanan didalam karya tulis yang
dibuatnya.
B.
Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai penulis lewat
karya tulis ini antara lain:
1.
Menginformasikan kepada pembaca tentang
cara meningkatkan keimanan
2.
Mengajak semua pihak untuk tidak
melakukan perbuatan – perbuatan yang telah dilarang agama
3.
Mempengaruhi umat islam agar
melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan perintah agama
4.
Untuk melengkapi tugas-tugas Bahasa Indonesia
C.
Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang berhubungan dengan meningkatkan
keimanan dapat diidentifakasikan sebagai berikut :
1.
Pengertian iman
2.
Penyebab turunnya keimanan
3.
Cara meningkatkan keimanan
4.
Keuntungan meningkatkan keimanan
5.
Ciri-ciri orang beriman
6.
Ciri-ciri orang yang tidak beriman
7.
Hukum-hukum tentang keiman
8.
Perbuatan-perbuatan yang harus
dihindari dalam meningkatkan keimanan
D.
Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah lebih mendalam dan
tidak keluar dari permasalahan, maka pembahasan masalah dibatasi pada
masalah-masalah :
1.
Pengertian iman
2.
Penyebab turunnya keimanan
3.
Cara meningkatkan keimanan
4.
Hukum-hukum tentang keimanan
5.
Perbuatan-perbuatan yang harus
dihindari dalam meningkatkan keimanan
E.
Rumusan Masalah
Permasalahan karya tulis ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah cara meningkatkan
keimanan?
F.
Sistematika Penulisan
Karya tulis ini menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Tujuan Penulisan
C.
Identifikasi Masalah
D.
Pembatasan Masalah
E.
Rumusan Masalah
F.
Sistematika Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN MASALAH
A.
Pengertian Iman
B.
Penyebab Turunnya Keimanan
C.
Cara Meningkatkan Keimanan
D.
Hukum-hukum Tentang Keimanan
E.
Perbuatan-Perbuatan yang Harus
Dihindari Dalam Meningkatkan Keimanan
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran-Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.
Pengertian Iman
Dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia dikatakan bahwa iman
secara bahasa berasal dari kata anamah yang berarti menganugrahkan rasa aman
dan ketentraman, dan yang kedua masuk ke dalam suasana aman dan tentram,
pengertian pertama ditunjukkan kepada Tuhan, karena itu salah satu sifat Tuhan
yakni, al-Makmun, yaitu Maha Memberi keamanan dan ketentraman
kepada manusia melalui agama yang diturunkan lewat Nabi. Pengertian kedua
dikaitkan dengan manusia. Seorang mukmin (orang yang beriman) adalah mereka
memasuki dalam suasana aman dan tentram menerima prinsip yang telah ditetapkan
Tuhan.
Sedangkan menurut Ali Mustafa al-Ghuraby
menyatakan bahwa sesungguhnya Iman itu adalah ma’rifah dan pengakuan kepada
Allah swt dan Rasul-Rasul-Nya (atas mereka keselematan).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa, iman adalah ma’rifah dan
pengakuan kepada Allah SWT dan Rasul-Rasul-Nya yang telah menganugrahkan
rasa aman dan ketentraman dalam menerima prinsip yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT.
B.
Penyebab Turunnya Keimanan
Sebab – sebab yang menurunkan kadar
keimanan dapat datang dari dalam diri kita sendiri dan dari pihak luar.
Hal-hal yang menurunkan keimanan yang
berasal dari dalam diri kita sendiri antara lain :
1.
Kebodohan
Kebodohan merupakan salah satu hal yang
mengakibatkan berbagai perbuatan buruk. Karena itu, marilah kita berupaya
semaksimal mungkin untuk mencari dan menuntut ilmu, terutama ilmu agama,
sehingga terhindar dari perbuatan-perbuatan yang buruk, sebagai akibat dari
kebodohan kita sendiri.
2.
Ketidakpedulian,
keengganan, dan melupakan kewajiban
Keengganan seseorang dalam ketika
berurusan dengan hal-hal yang berbsifat ukhrowi membuatnya sulit untuk dapat
melakukan kebaikan.
3.
Menyepelekan
perintah dan larangan Allah SWT
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menganggap sepele apa yang telah
diperintahkan dan dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta’alaa.
4.
Jiwa
yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan
beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan
sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan
cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Sedangkan penurun kadar keimanan dari pihak lainantara lain :
1. Syaitan
Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak
keimanan orang.
2. Bujukan
dan rayuan dunia
Pada hakikatnya, tujuan hidup manusia adalah untuk akhirat. Dunia ini
merupakan tempat kita untuk mengumpulkan bekal bagi kehidupan kita di akhirat
kelak. Segala kesenangan yang ada di dunia ini merupakan kesenangan semu. Namun
tidak sedikit orang yang tergoda oleh kesenangan sesaat ini, sehingga rela
melakukan apa saja demi kehidupan dunia. Bahkan meskipun harus menyalahi
perintah Allah SWT sekalipun.
3. Pergaulan
yang buruk
Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini
dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan
nilai-nilai agama Islam.
C. Cara
Meningkatkan Keimanan
Berikut ini merupakan hal yang dapat meningkatkan kadar keimanan kita :
1.
Mempelajari
ilmu agama islam yang bersumber pada Al Quran dan hadist
Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai
kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya.
Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari
kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa,
atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.
2.
Merenungkan
tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa ta’alaa yang ada di alam
Renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada
kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang
rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.
3.
Melakukan
amal kebaikan dengan ikhlas
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap
melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan
usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
D. Hukum-Hukum
Tentang Keimanan
1. Rukun
iman, yang isinya :
Iman kepada Allah
Iman kepada Malaikat
Iman kepada Kitab
Iman kepada Rasul
Iman kepada hari kiamat
Iman kepada Qadha dan Qadar
2. Rasulullah
SAW mewasiatkan: “Man kâna yu’minu billâhi wal yaumil akhir, falyaqul
khairan awliyasmut” (Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
berkatalah yang baik atau diamlah).
3.
Allah berfirman “Sesungguhnya
perkataan (jawaban) orang-orang yang beriman di kala mereka di panggil oleh
Allah dan Rasul-Nya agar menghukum (mengadili) di antara mereka,mereka
hanyalah berkata kami mendengar dan kami mentaati dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung.”
4.
Ini (agama Islam) adalah agama yang
telah Ku ridhoi untuk diriku sendiri dan tidak akan dapat di manifestasikan
kecuali dalam perbuatan murah hati dan akhlak yang baik. Karena itu jadikanlah
mulia dengan sifat itu selama kalian menganutnya. ( Hadis Qudsi Riwayat Sumawaih
dan Ibnu Adi ).
5.
Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang menyerahkan diri hanya pada Allah, sedang dia
mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrahim yang lurusâ. ( Qs An Nisa-125).
6. Dari Sofyan bin Abdullah
Assaqofi RA katanya: “Saya
mengatakan : “Ya Rasulullah ! Katakanlah kepada saya tentang Islam, suatu
perkataan yang tidak memerlukan saya bertanya kepada seseorang selain engkau!”
Beliau bersabda: Ucapkanlah: “Saya beriman kepada Allah. Kemudian tetaplah
berpendirian lurus!”
7. “Dan
apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu
yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka
kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?” (QS. Al-A`raf [7] : 185)
E.
Perbuatan – Perbuatan yang Harus
Dihindari Dalam Meningkatkan Keimanan
1.
Berbicara yang tidak bermanfaat
Menjaga mulut dari pembicaraan yang tidak
bermanfaat, ngobrol yang tidak perlu, membuang banyak waktu berkata-kata yang
tidak membawa kebaikan, tidak produktif, tidak menghasilkan perenungan dan
seterusnya. Menjaga diri dari perbuatan yang tidak berguna adalah ciri orang yang beriman.
2.
Duduk-duduk berkumpul
Bagi seorang muslim yang ingin menjaga dan meningkatkan
kualitas imannya, tidak patut melakukan kegiatan seperti itu karena akan
merusak hati dan keimanan.
3.
Jalan-jalan bersenang-senang
Senang-senang seperti itu hanya sesaat dan
malah lebih banyak mudharatnya seperti lupa diri, buang-buang waktu, lupa
shalat, badan letih dan lelah untuk hal-hal yang tidak berguna. Tidak ada
rumusnya orang mendapat kebahagiaan dari tempat-tempat hiburan seperti itu.
Kebahagiaan itu diperoleh hidup yang baik dan dekat dengan Allah SWT.
4.
Berfoya-foya
Foya-foya sambil menghambur-hamburkan uang
dan waktu, makan-makan di restoran, atau makan-makan dengan dana yang cukup
besar sambil tak sadar menggerogoti hak-hak keluarga, hak-hak istri dan
anak-anak. Foya-foya adalah perilaku bermegah-megahan dalam hal uang dan makanan.
Begitu buruknya perilaku foya-foya atau bermegah-megahan, Allah sampai
mengingatkan dengan menegaskan berulang-ulang dalam Al-Qur’an agar itu jangan
dilakukan, kemudian Allah mengancamnya dengan keras di akhirat kelak dengan
neraka Jahim: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke
dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu
itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika
kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan
‘ainulyaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan
(yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS Al–Takatsur: 1 – 8).
5.
Pesta dan hura-hura
Semua bentuk kegiatan hura-hura, pesta dan senang-senang sambil
melanggar syari’at agama, melakukan dosa bersama-sama, merusak diri
bersama-sama, seperti pesta mabuk-mabukan, mengkonsumsi obat-obat terlarang
atau narkoba, pergaulan seks bebas, main kartu sambil berjudi dan minuman
keras. Saat tertawa terbahak-bahak dalam pesta seperti ini, mereka lupa api
neraka sedang menunggu mereka bila tidak segera sadar dan bertaubat.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Iman adalah ma’rifah dan pengakuan kepada Allah SWT dan Rasul-Rasul-Nya
yang telah menganugrahkan rasa aman dan ketentraman dalam menerima prinsip yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT. Turunnya kadar keimanan disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain kebodohan, ketidakpedulian, keengganan, dan melupakan kewajiban,
menyepelekan perintah dan larangan Allah SWT, jiwa yang selalu memerintahkan
berbuat jahat, syaitan, bujuksn dan rayuan dunia, serta pergaulan yang buruk.
Oleh karena itu, kadar keimanan pada diri kita harus ditingkatkan dengan
berbagai cara. Cara-cara tersebut antara lain mempelajari ilmu agama islam yang
bersumber pada Al-Quran dan hadist, merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah
Subhanahu wa ta’alaa yang ada di alam, melakukan amal kebaikan dengan ikhlas.
B. Saran-Saran
1.
Dalam
menaikkan kadar keimanan, kita harus pandai dalam bergaul
2.
Perbanyaklah
membaca Al-Quran dan hadist
3.
Kerjakanlah
perintah Allah dan hindarilah larangan-larangan Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar