By Arif Effendi
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN
*wira yang berarti kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, gagah berani
*usaha yang berarti bekerja, melakukan sesuatu
Jadi wirausaha ditinjau dari segi arti kata adalah orang tangguh yang melakukan sesuatu.
Pengertian Wirausaha
Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 :
*Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
Pengertian Kewirausahaan :
Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 :
*Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar
Tujuan Kewirausahaan
*Meningkatkan Jumlah wirausaha yang berkualitas
*Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat
*Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
*Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat
Keuntungan Wirausaha :
*Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan
*Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
*Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh
*Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha
*Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki
Kelemahan Wirausaha
*Tanggung jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis
*Bekerja keras dan waktunya sangat panjang
*Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memiliki resiko.
Ruang Lingkup
*Lapangan Agraris
*Lapangan Peternakan
*Lapangan Perkebunan
*Lapangan Pemberi jasa
*Lapangan Pertambangan dan energi
*Lapangan Industri dan Kerajinan
*Sektor Informal
Keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya
*Kerja keras dan cerdas
*Kerjasama dengan orang lain
*Penampilan yang baik
*Yakin
*Pandai membuat keputusan
*Mau menambah Ilmu pengetahuan
*Ambisi untuk maju
*Pandai berkomunikasi
Sebab – sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:
*Kurang ulet dan cepat putus asa
*Kurang tekun dan kurang teliti
*Tidak jujur dan kurang cekatan
*Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
*Kurang inisiatif dan kurang kreatif
*Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
*Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
*Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
*Pelayanan yang kurang baik
*Banyaknya piutang ragu – ragu
*Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
*Kekeliruan menghitung harga pokok
*Menyamakan perusahaan sebagai badan social
*Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
*Kemacetan yang sering terjadi
*Kurangnya pengawasan
Sifat-sifat Yang Harus Dimiliki Oleh Wirausaha
*Percaya Diri
*Berorientasi pada tugas dan hasil
*Pengambilan Resiko
*Kepemimpinan
*Keorisinilan
*Berorientasi ke masa depan
*Kreativitas
Kelemahan Wirausaha Indonesia
*Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
*Sifat mentalitet yang suka menerabas
*Sifat tak percaya kepada diri sendiri
*Sifat tak berdisiplin murni
*Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh
*wira yang berarti kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, gagah berani
*usaha yang berarti bekerja, melakukan sesuatu
Jadi wirausaha ditinjau dari segi arti kata adalah orang tangguh yang melakukan sesuatu.
Pengertian Wirausaha
Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 :
*Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
Pengertian Kewirausahaan :
Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995 :
*Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar
Tujuan Kewirausahaan
*Meningkatkan Jumlah wirausaha yang berkualitas
*Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat
*Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
*Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat
Keuntungan Wirausaha :
*Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan
*Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal
*Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara penuh
*Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha
*Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki
Kelemahan Wirausaha
*Tanggung jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis
*Bekerja keras dan waktunya sangat panjang
*Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memiliki resiko.
Ruang Lingkup
*Lapangan Agraris
*Lapangan Peternakan
*Lapangan Perkebunan
*Lapangan Pemberi jasa
*Lapangan Pertambangan dan energi
*Lapangan Industri dan Kerajinan
*Sektor Informal
Keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya
*Kerja keras dan cerdas
*Kerjasama dengan orang lain
*Penampilan yang baik
*Yakin
*Pandai membuat keputusan
*Mau menambah Ilmu pengetahuan
*Ambisi untuk maju
*Pandai berkomunikasi
Sebab – sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:
*Kurang ulet dan cepat putus asa
*Kurang tekun dan kurang teliti
*Tidak jujur dan kurang cekatan
*Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha
*Kurang inisiatif dan kurang kreatif
*Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman
*Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang
*Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen
*Pelayanan yang kurang baik
*Banyaknya piutang ragu – ragu
*Banyaknya pemborosan dan penyimpangan
*Kekeliruan menghitung harga pokok
*Menyamakan perusahaan sebagai badan social
*Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan
*Kemacetan yang sering terjadi
*Kurangnya pengawasan
Sifat-sifat Yang Harus Dimiliki Oleh Wirausaha
*Percaya Diri
*Berorientasi pada tugas dan hasil
*Pengambilan Resiko
*Kepemimpinan
*Keorisinilan
*Berorientasi ke masa depan
*Kreativitas
Kelemahan Wirausaha Indonesia
*Sifat mentalitet yang meremehkan mutu
*Sifat mentalitet yang suka menerabas
*Sifat tak percaya kepada diri sendiri
*Sifat tak berdisiplin murni
*Sifat mentalitet yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh
BISNIS FRANCHISE
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara
cepat.
Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, sebuah produsen mesin jahit Singer pada tahun 1851.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba pada pasal 1 (ayat 1) mengatakan bahwa :
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Tiga komponen dalam Sistem Waralaba
Franchisor
Franchisee
Franchise
Franchisor
adalah pihak yang memiliki sistem atau cara dalam berbisnis.
Franchisee
adalah pihak yang membeli franchise dari franchisor
sehingga memiliki hak untuk menjalankan bisnis dengan cara yang dikembangkan oleh franchisor.
Franchise
adalah sistem atau cara bisnis itu sendiri
Penyimpangan bisnis yang tidak sesuai dengan sistem nilai Syariah
Maysir (spekulasi),
Asusila,
Gharar (penipuan),
Haram,
Riba,
Ikhtikar (penimbunan/monopoli),
Dharar (berbahaya).
Kesimpulan :
*Dalam hukum Islam kerjasama dalam hal jual beli dinamakan Syirkah.
*Bila diperhatikan dari sudut bentuk perjanjian yang diadakan waralaba, dapat dikemukakan bahwa perjanjian itu sebenarnya merupakan pengembangan dari bentuk kerjasama (syirkah
*Secara otomatis antara franchisor dan franchisee terbentuk hubungan kerjasama untuk waktu tertentu (sesuai dengan perjanjian)
*Kerjasama tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan bagi kedua belah pihak
Faktor yang dianggap mendukung pertumbuhan bisnis franchise di Indonesia
faktor keberagaman bidang usaha dan daya tahan usaha tersebut yang terbilang lebih kokoh
pasar Indonesia juga memiliki potensi besar sebagai tempat untuk melebarkan praktek bisnis waralaba mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat besar.
Kapan Usaha Anda bisa di Franchise kan?
1. Usaha yang anda bangun harus sukses dahulu
Ukuran sukses tidak hanya hitungan bulan
Franchisor perlu membuktikan paling tidak dalam tiga tahun terakhir
Kurang dari itu kurang menjadi alasan bagi calon investor untuk membelinya
2. Pastikan bahwa franchisee bisa berhasil
Usaha yang dibangun oleh franchisor trendnya menunjukkan kinerja penjualan yang terus menerus meningkat
3. Bisnis tersebut harus bisa dioperasikan oleh calon investor/franchisee
Anda sebagai franchisor harus mampu melatih calon investor dalam waktu yang tidak terlalu lama
4. Sebagai franchisor,anda harus mempunyai petunjuk manual semua operasi (harian,mingguan, ataupun bulanan)
Tujuannya agar franchisee bisa menjalankan usaha tersebut sesuai dengan petunjuk manual secara sistematis seperti yang anda lakukan untuk mencapai hasil yang maksimal
5. Produk yang anda jual harus punya daya tarik pasar dalam jangka waktu panjang
Contoh untuk produk fashion anda harus memikirkan konsep produk sehingga bertahan lama di pasaran.
Produk anda harus memiliki keunikan tersendiri
6. Bisa dijalankan di berbagai tempat
Produk makanan lokal sulit untuk dipasarkan di tempat lain
Fungsi SOP dalam bisnis franchise
*SOP adalah suatu standar pekerjaan sehari-hari secara tertulis mengenai uraian pekerjaan/job description
*Isinya menyangkut kapan, di mana, dengan cara bagaimana usaha tersebut efektif dijalankan
*SOP merupakan guidelines bagaimana proses kerja dapat ditegakkan
*Menjadi rujukan apabila ditemukan sesuatu yang tidak maksimal
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara
cepat.
Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, sebuah produsen mesin jahit Singer pada tahun 1851.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba pada pasal 1 (ayat 1) mengatakan bahwa :
Waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.
Tiga komponen dalam Sistem Waralaba
Franchisor
Franchisee
Franchise
Franchisor
adalah pihak yang memiliki sistem atau cara dalam berbisnis.
Franchisee
adalah pihak yang membeli franchise dari franchisor
sehingga memiliki hak untuk menjalankan bisnis dengan cara yang dikembangkan oleh franchisor.
Franchise
adalah sistem atau cara bisnis itu sendiri
Penyimpangan bisnis yang tidak sesuai dengan sistem nilai Syariah
Maysir (spekulasi),
Asusila,
Gharar (penipuan),
Haram,
Riba,
Ikhtikar (penimbunan/monopoli),
Dharar (berbahaya).
Kesimpulan :
*Dalam hukum Islam kerjasama dalam hal jual beli dinamakan Syirkah.
*Bila diperhatikan dari sudut bentuk perjanjian yang diadakan waralaba, dapat dikemukakan bahwa perjanjian itu sebenarnya merupakan pengembangan dari bentuk kerjasama (syirkah
*Secara otomatis antara franchisor dan franchisee terbentuk hubungan kerjasama untuk waktu tertentu (sesuai dengan perjanjian)
*Kerjasama tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan bagi kedua belah pihak
Faktor yang dianggap mendukung pertumbuhan bisnis franchise di Indonesia
faktor keberagaman bidang usaha dan daya tahan usaha tersebut yang terbilang lebih kokoh
pasar Indonesia juga memiliki potensi besar sebagai tempat untuk melebarkan praktek bisnis waralaba mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat besar.
Kapan Usaha Anda bisa di Franchise kan?
1. Usaha yang anda bangun harus sukses dahulu
Ukuran sukses tidak hanya hitungan bulan
Franchisor perlu membuktikan paling tidak dalam tiga tahun terakhir
Kurang dari itu kurang menjadi alasan bagi calon investor untuk membelinya
2. Pastikan bahwa franchisee bisa berhasil
Usaha yang dibangun oleh franchisor trendnya menunjukkan kinerja penjualan yang terus menerus meningkat
3. Bisnis tersebut harus bisa dioperasikan oleh calon investor/franchisee
Anda sebagai franchisor harus mampu melatih calon investor dalam waktu yang tidak terlalu lama
4. Sebagai franchisor,anda harus mempunyai petunjuk manual semua operasi (harian,mingguan, ataupun bulanan)
Tujuannya agar franchisee bisa menjalankan usaha tersebut sesuai dengan petunjuk manual secara sistematis seperti yang anda lakukan untuk mencapai hasil yang maksimal
5. Produk yang anda jual harus punya daya tarik pasar dalam jangka waktu panjang
Contoh untuk produk fashion anda harus memikirkan konsep produk sehingga bertahan lama di pasaran.
Produk anda harus memiliki keunikan tersendiri
6. Bisa dijalankan di berbagai tempat
Produk makanan lokal sulit untuk dipasarkan di tempat lain
Fungsi SOP dalam bisnis franchise
*SOP adalah suatu standar pekerjaan sehari-hari secara tertulis mengenai uraian pekerjaan/job description
*Isinya menyangkut kapan, di mana, dengan cara bagaimana usaha tersebut efektif dijalankan
*SOP merupakan guidelines bagaimana proses kerja dapat ditegakkan
*Menjadi rujukan apabila ditemukan sesuatu yang tidak maksimal
KEWIRAUSAHAAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
Al Qur’an :
Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. al-Jumu’ah : 10)
Al Qur’an :
Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya, serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu”(Q.S. at-Taubah : 105)
Hadis :
Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”; “al yad al ‘ulya khairun min al yad al sufla”( HR.Bukhari dan Muslim)
dengan bahasa yang sangat simbolik ini Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu pada orang lain
Hadis :
Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri. ‘amalurrajuli biyadihi’ (HR.Abu Dawud)
Hadis :
“Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR.Tabrani dan Baihaqi).
Hadis :
sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan. ”Innallaha yuhibbul muhtarif ”
Hadis :
Hendaklah kamu berdagang karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rizki” (HR. Ahmad).
Umar bin Khattab :
Aku benci salah seorang di antara kalian yang tidak mau bekerja yang menyangkut urusan dunia.
Sifat-sifat seorang Wirausaha
Sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang sesuai dengan ajaran agama Islam
*Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur
Dengan adanya sifat takwa maka kita akan diberi jalan keluar penyelesaian dari suatu masalah dan mendapat rizki yang tidak disangka
Dengan sikap tawakkal, kita akan mengalami kemudahan dalam menjalankan usaha walaupun usaha yang kita jalani memiliki banyak saingan.
Dengan bertakwa dan bertawakkal maka kita akan senantiasa berzikir untuk mengingat Allah dan bersyukur sebagai ungkapan terima kasih atas segala kemudahan yang kita terima
*Jujur
Kejujuran akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan.”(HR. Tirmidzi)
Jujur dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan orang lain maka akan membuat tenang lahir dan batin.
.*Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk kepentingan dijalan Allah.
*Toleransi
Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan tidak kaku.
*Berzakat dan Berinfak
dengan berzakat dan berinfak maka kita tidak akan miskin, melainkan Allah akan melipat gandakan rizki kita.
Dengan berzakat, hal itu juga akan membersihkan harta kita sehingga harta yang kita peroleh memang benar-benar harta yang halal.
*Silaturahmi
”Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi.”(HR. Bukhari)
Silaturrahmi ini dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan memberikan peluang-peluang bisnis baru
Al Qur’an :
Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. al-Jumu’ah : 10)
Al Qur’an :
Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasulnya, serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu”(Q.S. at-Taubah : 105)
Hadis :
Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”; “al yad al ‘ulya khairun min al yad al sufla”( HR.Bukhari dan Muslim)
dengan bahasa yang sangat simbolik ini Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu pada orang lain
Hadis :
Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri. ‘amalurrajuli biyadihi’ (HR.Abu Dawud)
Hadis :
“Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardlu” (HR.Tabrani dan Baihaqi).
Hadis :
sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang bekerja untuk mendapatkan penghasilan. ”Innallaha yuhibbul muhtarif ”
Hadis :
Hendaklah kamu berdagang karena di dalamnya terdapat 90 persen pintu rizki” (HR. Ahmad).
Umar bin Khattab :
Aku benci salah seorang di antara kalian yang tidak mau bekerja yang menyangkut urusan dunia.
Sifat-sifat seorang Wirausaha
Sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha yang sesuai dengan ajaran agama Islam
*Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur
Dengan adanya sifat takwa maka kita akan diberi jalan keluar penyelesaian dari suatu masalah dan mendapat rizki yang tidak disangka
Dengan sikap tawakkal, kita akan mengalami kemudahan dalam menjalankan usaha walaupun usaha yang kita jalani memiliki banyak saingan.
Dengan bertakwa dan bertawakkal maka kita akan senantiasa berzikir untuk mengingat Allah dan bersyukur sebagai ungkapan terima kasih atas segala kemudahan yang kita terima
*Jujur
Kejujuran akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan.”(HR. Tirmidzi)
Jujur dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan orang lain maka akan membuat tenang lahir dan batin.
.*Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan untuk beribadah kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti juga akan digunakan untuk kepentingan dijalan Allah.
*Toleransi
Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat menjadi pribadi bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel, toleransi terhadap langganan dan tidak kaku.
*Berzakat dan Berinfak
dengan berzakat dan berinfak maka kita tidak akan miskin, melainkan Allah akan melipat gandakan rizki kita.
Dengan berzakat, hal itu juga akan membersihkan harta kita sehingga harta yang kita peroleh memang benar-benar harta yang halal.
*Silaturahmi
”Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi.”(HR. Bukhari)
Silaturrahmi ini dapat mempererat ikatan kekeluargaan dan memberikan peluang-peluang bisnis baru
MENGENAL UMKM
Sebuah Fakta :
*Seorang pedagang bakso yang dirintis setahun silam ternyata semakin berkembang
*Ia memulai dari berdagang keliling, kemudian menyewa kios
*Pelanggan bertambah, sehingga kewalahan memenuhi pesanan
*Perlu tambahan dua tenaga kerja, sanggup diatasi
Permasalahan muncul :
*Ingin memperbesar kios
*Perlu suntikan modal segar
*Bank menolak memberikan kredit karena tidak memiliki agunan
Mengapa ?
*Tidak memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
*Tidak memiliki surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
*Tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Manfaat memiliki izin UMKM
*Sarana perlindungan hukum
*Sarana promosi
*Bukti kepatuhan terhadap aturan hukum
*Mempermudah mendapatkan suatu proyek
*Mempermudah pengembangan usaha
Jenis UMKM
*Usaha Mikro : Memiliki kekayaan paling banyak 50 Jt tidak termasuk tanah dan tempat usaha
*Usaha Kecil : Memiliki kekayaan 50 Jt – 500 Jt tidak termasuk tanah dan tempat usaha
*Usaha Menengah : Memiliki kekayaan 500 Jt – 10 M tidak termasuk tanah dan tempat usaha
Ada tiga usaha yang dapat digeluti
*Produksi
*Perdagangan
*Jasa
Produksi :
Proses perubahan suatu bahan/produk menjadi produk baru yang berbeda bentuknya dan mempunyai nilai tambah
Perdagangan :
Memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain yang membutuhkan (produsen ke konsumen)
Jasa :
Yang dijual adalah pelayanan/service
Memilih lokasi usaha :
*Bahan Baku
*Pasar
*Transportasi
*Lingkungan
*Faktor lain (peraturan pemerintah dll)
Jenis Badan Usaha :
*Usaha Perseorangan
*CV
*Firma
*PT
*Koperasi
Mendapatkan Modal UMKM
*Modal sendiri
*Modal Pinjaman
Modal Pinjaman :
*Lembaga Keuangan Bank
*Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga Keuangan Bank :
*Bank Kredit Desa (BKD)
*Badan Perkreditan Rakyat (BPR)
*Badan Kredit Kecamatan (BKK)
*BRI Unit
*Danamon Simpan Pinjam dlsb
Lembaga Keuangan Non Bank
*Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
*Koperasi Unit Desa (KUD)
*Perum Pegadaian
Sebuah Fakta :
*Seorang pedagang bakso yang dirintis setahun silam ternyata semakin berkembang
*Ia memulai dari berdagang keliling, kemudian menyewa kios
*Pelanggan bertambah, sehingga kewalahan memenuhi pesanan
*Perlu tambahan dua tenaga kerja, sanggup diatasi
Permasalahan muncul :
*Ingin memperbesar kios
*Perlu suntikan modal segar
*Bank menolak memberikan kredit karena tidak memiliki agunan
Mengapa ?
*Tidak memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
*Tidak memiliki surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
*Tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Manfaat memiliki izin UMKM
*Sarana perlindungan hukum
*Sarana promosi
*Bukti kepatuhan terhadap aturan hukum
*Mempermudah mendapatkan suatu proyek
*Mempermudah pengembangan usaha
Jenis UMKM
*Usaha Mikro : Memiliki kekayaan paling banyak 50 Jt tidak termasuk tanah dan tempat usaha
*Usaha Kecil : Memiliki kekayaan 50 Jt – 500 Jt tidak termasuk tanah dan tempat usaha
*Usaha Menengah : Memiliki kekayaan 500 Jt – 10 M tidak termasuk tanah dan tempat usaha
Ada tiga usaha yang dapat digeluti
*Produksi
*Perdagangan
*Jasa
Produksi :
Proses perubahan suatu bahan/produk menjadi produk baru yang berbeda bentuknya dan mempunyai nilai tambah
Perdagangan :
Memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain yang membutuhkan (produsen ke konsumen)
Jasa :
Yang dijual adalah pelayanan/service
Memilih lokasi usaha :
*Bahan Baku
*Pasar
*Transportasi
*Lingkungan
*Faktor lain (peraturan pemerintah dll)
Jenis Badan Usaha :
*Usaha Perseorangan
*CV
*Firma
*PT
*Koperasi
Mendapatkan Modal UMKM
*Modal sendiri
*Modal Pinjaman
Modal Pinjaman :
*Lembaga Keuangan Bank
*Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga Keuangan Bank :
*Bank Kredit Desa (BKD)
*Badan Perkreditan Rakyat (BPR)
*Badan Kredit Kecamatan (BKK)
*BRI Unit
*Danamon Simpan Pinjam dlsb
Lembaga Keuangan Non Bank
*Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
*Koperasi Unit Desa (KUD)
*Perum Pegadaian
KREATIVITAS dan INOVASI
Entrepreneur/Wirausaha adalah :
*Kelompok orang yang mengagumkan
*Mereka adalah sumber gagasan dan inovasi yang kreatif
*Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi masyarakat
*Mereka berorientasi pada Action
*Mereka adalah seorang pemimpi besar
*Impian besarnya merupakan sumber motivasi
Bahan bakar pertumbuhan ekonomi :
Lapangan kerja akan terbuka
Pendapatan masyarakat akan meningkat
Daya beli bertambah/meningkat
Barang dan jasa yang dihasilkan laku terjual
Roda Ekonomi berputar
Perbedaan Entrepreneur dengan pemimpi sangat tipis :
Keduanya sama-sama menginginkan sesuatu
Pemimpi berhenti sebatas angan-angan dan lamunan
Wirausaha berjuang dengan semangat besar dan pantang menyerah untuk mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.
Semangat pantang menyerah :
*Memandang kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda
*Meski terantuk dan jatuh, mereka akan bangkit kembali
*Tak akan habis akal bila mendapatkan tantangan
*Merubah tantangan menjadi peluang
Apa itu kreatif ?
Selembar lempengan baja harganya 5 US $
Jika dibuat sepatu kuda harganya meningkat menjadi 10 US $
Jika dibuat jarum jahit harganya menjadi 3.285 US $
Jika dibuat arloji menjadi 250.000 US $
Kreativitas dan Inovasi
Thinking and doing new thing
Old thing in new way
Generating something from nothing
Mengelaborasi sesuatu yang sudah ada
Membuat sesuatu menjadi lebih simpel atau lebih baik
Kreativitas
Kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda
Inovasi
Kemampuan untuk melakukan/mengaplikasikan sesuatu yang baru dan berbeda
Prinsip dasar dalam berwirausaha
Kreatif
Inovatif
Disiplin
Memiliki daya cipta
Thinking new thing and doing new thing
Creat new thing and different
Hambatan munculnya kreativitas :
Mencari jawaban soal hanya satu yang benar
Berpikir harus seragam tidak boleh aneh-aneh
Harus taat pada aturan
Menganggap permainan sesuatu hal yang membuang waktu dan percuma
Takut terlihat bodoh
Takut salah dan gagal
Diferensiasi dan positioning
Agar bisnis kita tampil beda dengan bisnis lain perlu diciptakan diferensiasi
Usaha yang dijalankan harus menciptakan positioning khusus
Diferensiasia dan positioning dapat dilakukan :
Produk, harus diciptakan model, kualitas, desain yang khusus yang berbeda dengan produk lain
Pelayanan, memberikan penghormatan yang istimewa
Menciptakan kemudahan-kemudahan
Harga sesuai dengan kelas konsumen
Garansi yang meyakinkan konsumen
Rasa akrab dan bersahabat dengan konsumen
Entrepreneur/Wirausaha adalah :
*Kelompok orang yang mengagumkan
*Mereka adalah sumber gagasan dan inovasi yang kreatif
*Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi masyarakat
*Mereka berorientasi pada Action
*Mereka adalah seorang pemimpi besar
*Impian besarnya merupakan sumber motivasi
Bahan bakar pertumbuhan ekonomi :
Lapangan kerja akan terbuka
Pendapatan masyarakat akan meningkat
Daya beli bertambah/meningkat
Barang dan jasa yang dihasilkan laku terjual
Roda Ekonomi berputar
Perbedaan Entrepreneur dengan pemimpi sangat tipis :
Keduanya sama-sama menginginkan sesuatu
Pemimpi berhenti sebatas angan-angan dan lamunan
Wirausaha berjuang dengan semangat besar dan pantang menyerah untuk mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan.
Semangat pantang menyerah :
*Memandang kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda
*Meski terantuk dan jatuh, mereka akan bangkit kembali
*Tak akan habis akal bila mendapatkan tantangan
*Merubah tantangan menjadi peluang
Apa itu kreatif ?
Selembar lempengan baja harganya 5 US $
Jika dibuat sepatu kuda harganya meningkat menjadi 10 US $
Jika dibuat jarum jahit harganya menjadi 3.285 US $
Jika dibuat arloji menjadi 250.000 US $
Kreativitas dan Inovasi
Thinking and doing new thing
Old thing in new way
Generating something from nothing
Mengelaborasi sesuatu yang sudah ada
Membuat sesuatu menjadi lebih simpel atau lebih baik
Kreativitas
Kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda
Inovasi
Kemampuan untuk melakukan/mengaplikasikan sesuatu yang baru dan berbeda
Prinsip dasar dalam berwirausaha
Kreatif
Inovatif
Disiplin
Memiliki daya cipta
Thinking new thing and doing new thing
Creat new thing and different
Hambatan munculnya kreativitas :
Mencari jawaban soal hanya satu yang benar
Berpikir harus seragam tidak boleh aneh-aneh
Harus taat pada aturan
Menganggap permainan sesuatu hal yang membuang waktu dan percuma
Takut terlihat bodoh
Takut salah dan gagal
Diferensiasi dan positioning
Agar bisnis kita tampil beda dengan bisnis lain perlu diciptakan diferensiasi
Usaha yang dijalankan harus menciptakan positioning khusus
Diferensiasia dan positioning dapat dilakukan :
Produk, harus diciptakan model, kualitas, desain yang khusus yang berbeda dengan produk lain
Pelayanan, memberikan penghormatan yang istimewa
Menciptakan kemudahan-kemudahan
Harga sesuai dengan kelas konsumen
Garansi yang meyakinkan konsumen
Rasa akrab dan bersahabat dengan konsumen
WANITA WIRAUSAHA
R.A.Kartini
*Wanita berdikari, berwirausaha sudah lama menjadi pemikirannya.
*Perlunya pengembangan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak
*The freedom of woman could only come through economic independence
Faktor-faktor yang menunjang wanita wirausaha
*Naluri Kewanitaan
*Bekerja lebih cermat
*Pandai mengantisipasi masa depan
*Pandai menjaga keharmonisan
*Faktor Adat Istiadat
Wanita di Bali dan Sumbar memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga
*Majunya Dunia Pendidikan
Mendorong wanita berkarier
Menjadi Pegawai/karyawan
Membuka usaha sendiri
Faktor-faktor yang menghambat wanita wirausaha
*Faktor Kewanitaan
*Hamil
*Masa Menyusui
*Mendampingi Balita
tentu agak menggangu jalannya bisnis
*Faktor Sosial Budaya dan Adat Istiadat
Sebagai Ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh terhadap urusan rumah tangga
Jalannya bisnis yang dilakukan wanita tidak sebebas yang dilakukan laki-laki
*Faktor Emosional
Karena wanita mengalami menstruasi menjadikan emosinya tidak stabil
Keputusan yang diambil akan kehilangan rasionalitasnya
R.A.Kartini
*Wanita berdikari, berwirausaha sudah lama menjadi pemikirannya.
*Perlunya pengembangan watak dan pembentukan watak di atas pendidikan otak
*The freedom of woman could only come through economic independence
Faktor-faktor yang menunjang wanita wirausaha
*Naluri Kewanitaan
*Bekerja lebih cermat
*Pandai mengantisipasi masa depan
*Pandai menjaga keharmonisan
*Faktor Adat Istiadat
Wanita di Bali dan Sumbar memegang peranan dalam mengatur ekonomi rumah tangga
*Majunya Dunia Pendidikan
Mendorong wanita berkarier
Menjadi Pegawai/karyawan
Membuka usaha sendiri
Faktor-faktor yang menghambat wanita wirausaha
*Faktor Kewanitaan
*Hamil
*Masa Menyusui
*Mendampingi Balita
tentu agak menggangu jalannya bisnis
*Faktor Sosial Budaya dan Adat Istiadat
Sebagai Ibu rumah tangga bertanggung jawab penuh terhadap urusan rumah tangga
Jalannya bisnis yang dilakukan wanita tidak sebebas yang dilakukan laki-laki
*Faktor Emosional
Karena wanita mengalami menstruasi menjadikan emosinya tidak stabil
Keputusan yang diambil akan kehilangan rasionalitasnya
Profil Pengusaha Purdi E.Chandra
Purdi E Chandra lahir di Lampung 9 September 1959. Secara “tak resmi” Purdi sudah mulai berbisnis sejak ia masih duduk di bangku SMP di Lampung, yakni ketika dirinya beternak ayam dan bebek, dan kemudian menjual telurnya di pasar.
Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis.
Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia). Mengenai bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya.
Sementara untuk masalah kepemimpinan dan organisasi, sang ayahlah yang lebih banyak memberi bimbingan dan arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan dukungan penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha maupun Zidan. Pada awal-awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang istri untuk berkeliling kota di seluruh Indonesia membuka cabang-cabang Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula usaha tersebut makin berkembang.
Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal, Pendidikan Non-Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.
Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY. (sumber : www.purdiechandra.com)
Wawancara dengan Majalah BERWIRAUSAHA 22-09-2000
Untuk jadi seorang entrepreneur sejati, tidak perlu IP tinggi, ijazah, apalagi modal uang. “Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Pakai ilmu street smart saja,” ungkap Purdi E Chandra, Dirut Yayasan Primagama.
Menurutnya, kemampuan otak kanan yang kreatif dan inovatif saja sudah memadai. Banyak orang ragu berbisnis cuma gara-gara terlalu pintar. Sebaliknya, orang yang oleh guru-guru formal dianggap bodoh karena nilainya jelek, justru melejit jadi wirausahawan sukses.
“Masalahnya jika orang terlalu tahu risikonya, terlalu banyak berhitung, dia malah tidak akan berani buka usaha,” tambah ‘konglomerat bimbingan tes’ itu. Purdi yang lahir di Lampung 9 September 1959 memang jadi model wirausaha jalanan, plus modal nekad. la tinggalkan kuliahnya di empat fakultas di UGM dan IKIP Yogyakarta. Lalu dengan modal Rp.300 ribu ia dirikan lembaga bimbingan tes Primagama 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Sebuah peluang bisnis potensial yang kala itu tidak banyak dilirik orang. la sukses membuat Primagama beromset hampir 70 milyar per tahun, dengan 200 outlet di lebih dari 106 kota. la dirikan IMKI, Restoran Sari Reja, Promarket, AMIKOM, Entrepreneur University, dan terakhir Sekolah Tinggi Psikologi di Yogyakarta.
Grup Primagama pun merambah bidang radio,penerbitan, jasa wisata, ritel, dll. Semua diawalkan dari keberanian mengambil risiko. Kini Purdi lebih banyak lagi ‘berdakwah’ tentang entrepreneurship. Bagi Purdi, entrepreneur sukses pastilah bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Namun, itu saja tidak cukup berarti bagi bangsa ini. “Saya memimpikan bisa melahirkan banyak lagi pengusaha-pengusaha. Dengan demikian, makin banyak pula lapangan kerja diciptakan. Itulah Mega Entrepreneur,” ungkap Purdi kepada Edy Zaqeus dan David S. Simatupang dari Majalah BERWIRAUSAHA.
Berikut petikan wawancara yang berlangsung di kantor cabang Primagama Jakarta.
Bagaimana semangat wirausaha masyarakat kita?
Mungkin begini. Salahnya pendidikan kita itu, kebanyakan orang lulus sarjana baru cari kerja. Jadi pengusaha itu mungkin malah orang-orang yang kepepet. Yang tidak diterima di mana-mana, baru dia sadar dan bikin usaha sendiri. Mestinya, kesadaran seperti ini bisa untuk orang-orang yang tidak kepepet. Alasannya, kalau mau usaha harus ada modal, punya ketrampilan. Padahal tidak harus begitu. Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Ibaratnya kalau kita punya ijazah pun, tidak usah dipikirin. Saya dulu tak tergantung dengan selembar kertas itu. Sekarang mau dijaminkan di bank juga tidak bisa. Hanya buat senang-senang saja kalau sudah sarjana.
Memang saya lihat pendidikan kita itu dari otak kiri saja. Padahal kalau kita garap yang kanan, porsinya banyak, maka otomatis otak kirinya naik. Tapi kalau kita banyakin kiri, kanan ndak ikut naik. Kanan itu adalah praktek. Saya bilang street smart. Cerdas di lapangan, di jalanan. Orang yang akademik, sekolahnya pintar, IP atau nilai tinggi, dia tidak berani menentang teori. Jadi robotlah. Kalau di situ jadi topeng monyet. Dia tidak berani membuat kreasi sendiri. Padahal hidup dia itu bukan di masa lalu. Hidup dia itu kan di masa datang, dan itu serba berubah cepat. Tidak ada yang sama dengan teori yang dia pelajari. Teori itu kan hasil temuan. Kenapa kita tidak bisa menemukan sendiri? Saya punya contoh, manajemen di Primagama, yang tidak ada di teori. Kalau pun ada di teori pasti disalah-salahkan.
Apa itu?
Di Primagama, suami-istri bekerja dalam satu kantor itu malah kita anjurkan. Di lain tempat dan di teori itu ndak boleh! Tapi saya praktekkan, ternyata jalan, bagus. Saya melihat, mereka masing-masing bisa saling mengontrol. Maka, menantang teori itu yang utama. Saya malah bisa menaikkan omset Primagama 60%.
Contohnya lagi, iklan Primagama yang pakai aktor Rano Karno. Menurut orang kampus, dan pernah dibahas di sana, itu ndak bener! Menurut teori ndak benar. Tapi nyatanya, bagus hasilnya? Saya dulu pernah pakai Sarlito (pakar psikologi dan pendidikan:rec), malah ndak ada hasilnya, walau dia doktor atau apa. Jadi street smart itu…
Apa artinya street smart?
Cerdas di jalanan. Ada academic smart atau school smart. Tapi street smart itu cerdas dengan praktek. Jadi begini, kalau kita punya pengetahuan dengan benar, pengetahuan itu kan akademik. Kita tidak strong, gugur! Kita tidak akan bisa. Kita tidak akan bisa benar. Waktu SD itu ada bacaan-bacaan begini; “Ibu pergi ke pasar membeli sayur.” Kok tidak yang menjual sayur saja?
Kok kata-katanya selalu membeli, bukan menjual? Teryata setelah saya urut-urut, yang nulis itu guru. Coba kalau isinya diubah menjadi menjual, itu akan lain.
Kenapa tertarik menonjolkan sisi menjualnya?
Kalau saya bertransaksi, itu nilai tambah. Dalam transaksi, duit paling banyak itu kan pengusahanya? Dan paling banyak milik pengusaha. Coba kalau misalnya yang satu membeli saja. Akan terbatas transaksinya. Sehingga kalau memang harus banyak pengusahanya, ya untuk menjual.
Setuju dengan pemikiran Kiyosaki “If you want to be rich and happy, don’t go to school” ?
Kalau saya if you want to be rich and happy, ya…. Kalau ingin kaya, ngapain sekolah? Kalau di sekolah tidak akan happy dan kaya. Pendidikan kita tidak bikin happy, malah bikin stres anak. Porsi mainnya kurang. Sejak Taman Kanak-kanak sudah dipaksa main otak kiri. Mungkin itu karena dari mentrinya sampai orang-orang tuanya itu otak kiri semua, kan? Dikatakan figur yang bagus itu yang profesor, yang doktor. Padahal kalau kita pilah, yang pintar sekolah memang jadi dosen, jadi dokter. Yang sedang-sedang saja jadi manajer. Tapi yang bodo-bodo sekolahnya malah jadi pengusaha.
Penelitian di Harvard begitu. Penyikapan guru terhadap anak yang bodo kok divonis tidak punya masa depan? Mungkin dia berani, kreatif, bisa menemukan apa yang tidak ditemukan oleh anak-anak pintar.
Nah, pendidikan kita itu semua mau dijadikan ilmuwan. Seolah ngejar otak kiri saja, ngejar school smart saja.
Apa yang harus dilakukan untuk membongkar sistem seperti itu?
Memang berat karena dari dulu juga begitu. Maka harus lewat luar, kegiatan-kegiatan ekstra. Maka saya usulkan pendidikan kita dibuat dua sistem; sistem ijazah dan sistem tanpa ijazah. Kalau sekolah tanpa ijazah, orang akan cenderung cari ketrampilan dari praktek yang kelihatan. Yang pakai ijazah untuk yang mau jadi dosen, jadi dokter, jadi ilmuwan.
Kalau pelajaran kimia yang pakai ijazah, ya ilmuwan itulah. Kalau kimia yang tidak pakai ijazah, pilihannya ya bikin deterjen, bikin sirup, bikin apa saja yang ada manfaatnya. Kalau semua harus belajar kimia, padahal kita tidak tertarik, berarti dipaksa dan tidak happy jadi nya.Kalau di tataran konseptual, apa yang mesti dilakukan?
Saya kira Dikbud itu merasa bahwa yang menentukan masa depan Indonesia itu dia. Bikin kurikulum, walaupun sumbernya dari masyarakat, tapi sering terlambat. Kurikulum tahun lalu baru dipakai sekarang. Lebih cepat di luar, kan? Maka kalau saya, pendidikan itu tidak usah diatur. Perguruan Tinggi siapa pun boleh bikin. Dan itu masyarakat yang menilai. Hukum pasar! Titel MBA atau apa dilarang, kenapa? Alamiah aja. Nanti kalau kebanjiran itu orang ndak mau pakai, kan ndak masalah? Kalau banyak manajer belajar ilmu untuk mendapatkan MBA, itu kan bagus? Dalam pendidikan itu sebenarnya mereka dagang.
Kalau model-model pendidikan itu masyarakat yang mengembangkan, mungkin baru bagus. Karena pas dengan zaman itu. Misalnya Mc Donald mau bikin Universitas Mc Donald, kenapa tidak?
Bagaimana dengan Entrepreneur University yang Anda dirikan?
Sebagai entrepreneur, saya punya visi Mega Entrepreneur. Artinya bagaimana seorang pengusaha bisa menciptakan pengusaha lainnya. Kalau pengusaha bisa menciptakan lapangan kerja, itu sudah biasa. Yang saya kejar adalah bagaimana saya bisa menciptakan banyak pengusaha. Dulu visi saya memang menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Kalau seperti itu kan lama. Mungkin hanya ribuan lapangan kerja. Tapi kalau bisa menciptakan banyak pengusaha, lapangan kerja yang tercipta lebih banyak lagi. Karyawan saya pun saya usahakan bisa jadi pengusaha. Kayak manajer-manajer saya, semua sudah punya usaha di luar. Saya ditentang oleh Renald Kasali. Katanya menurut teori itu tidak bisa. ‘Orang kerja kok diajak merangkap jadi pengusaha, itu ndak bisa!’. Saya praktekkan ternyata bisa. Manajer saya punya perusahaan mebel.
Menurut Kiyosaki, di sini dia sebagai employee, di luar dia sebagai business owner karena yang mengelola orang lain. Ada manajer saya yang buka bengkel motor. Sopir saya punya kenteng mobil. Sopir saya yang lain punya bisnis jual bell handphone.
Karyawan-karyawan itu mau jadi manajer semua ? ndak mungkin kan…
Harapan paling besar saya, ya mereka jadi pengusaha.
Sejak kapan Entrepreneur University berjalan?
Entrepreneur University (EU) berjalan baru setahun. Sebelumnya kita sudah sering adakan pelatihan di mana-mana. Tapi cuma beberapa hari, lalu selesai tidak ada follow up. Sekarang lebih jelas, kita ada follow up. Misalnya kita adakan tiga bulan, setelah itu ada klub entrepreneur. Yang itu bisa dilakukan lewat internet, pertemuan-pertemuan, dan juga konsultasi seperti tadi. Di EU diutamakan yang indeks prestasinya (IP) rendah. Memang pernah ada yang protes, orang mau masuk tapi IP-nya tinggi, dia jadi minder. Tapi memang saya lebih mudah mengajar orang yang tidak pintar. Kalau otak kiri sudah kuat, susah berubahnya.
Misalnya dia kuliah di akuntansi, yang feasible tidak feasible, udah, ndak berani-berani dia. Usaha itu bukan perhitungan sebelumnya. Hitungan yang terjadi, itulah usaha. Banyak yang terjadi kita tidak tahu dan tidak kita pikirkan sebelumnya. Saya di Primagama dulu kalau dipikir tidak rasional. Modal saya cuma Rp.300 ribu saja. Sekarang asetnya sudah hampir Rp.100 milyar, kan?
Rasionalnya di mana?
Tadi seorang direksi bank yang ingin membuat usaha. Seperti dia, dihitung-hitung terus, selalu tidak positif. Akhirnya tidak berani buka usaha. Saya bilang, “Jangan dihitung terus!” Usaha itu dibuka, baru dihitung. Ini street smart. Kalau dihitung baru dibuka, ndak akan buka-buka usaha. Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang. Karena terang itu tahu hitung-hitungannya, tahu risikonya gedhe, jadi takut. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, usaha itu tidak takut. Dihitung atau tidak dihitung itu sama saja kok.
Padahal entrepreneur harus berani ambil risiko…
Itulah, ambil risiko itu berarti harus gelap. Maksudnya jangan terlalu banyak tahu. Setelah jalan, kita pakai ilmu street smart tadi. Street smart itu yang melahirkan kecerdasan entrepreneur yang dibutuhkan untuk pemula usaha. Isi kecerdasan entrepreneur itu ya kecerdasan emosional, spiritual, dan basisnya di otak kanan.
Bagaimana cara Anda merealisasikan gagasan Mega Entrepreneur?
EU ini saya yang buka dan pelatihannya saya yang mengajar sendiri. Saya bukan cari untunglah, tapi semacam aktulisasilah buat saya. Karena saya ingin jadi Mega Entrepreneur tadi. Sehingga saya bela-belain, ndak harus untung. Kalau nombokpun saya mau untuk memberikan dakwah tentang entrepreneurship ini. Itu yang saya lakukan, dan sudah dua angkatan EU di lima kota. Perkembangan pesertanya cukup positif. Yang sama sekali tidak berani berusaha, kini jadi berani.
Bagaimana tren kewirausahaan ke depan?
Saya kira itu suatu keharusan. Kalau negara ini mau maju, harus banyak pengusahanya. Kita belum ada kementrian yang khusus mengurusi wirausaha. Di Indonesia banyak bisnis yang bisa dikembangkan menjadi franchise dan tidak harus yang mahal. Di Malaysia sudah ada kementriannya, dan mentrinya mendorong mereka yang mau usaha franchise dsb.
Bagaimana entrepreneur yang ideal itu?
Ukuran ideal saya adalah dari banyaknya lapangan kerja yang diciptakan. Pengusaha yang bisa melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Bisnisnya kalau bisa yang baik-baiklah. Saya suka mengurusi bisnis yang langsung ke pasar. Yang menilai dan menentukan bisnis saya ya pasar. Saya ndak model dengan bisnis lobi-lobi yang harus berhubungan dengan pemerintah.Pernah mengalami pencerahan selama menjadi entrepreneur?
Saya mengembangkan sisi spiritual melalui dzikir atau meditasi. Bisnis itu, kalau bisa ya melibatkan yang “di atas”. Tidak bisa berjalan dengan diri kita sendiri. Maka saya kembangkan kecerdasan spiritual. Kalau menggunakan intuisi saja, hanya bisa menunjukkan sesuatu tujuan itu seperti apa…. Tapi kalau dzikir, melibatkan Tuhan, kuncinya justru membuat tujuan itu terjadi. Misalnya diramal orang kita tidak hoki. Dengan dzikir itu bisa jadi hoki. Yang tidak baik jadi baik. Arah negatif bisa jadi positif. Maka, menantang teori itu yang utama! Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang.
Bangkit
Wujudkanlah mimpi anda, kembangkanlah “penglihatan pemikiran” yang selama ini terpendam, berikanlah arti pada hidup yang anda cintai ini. Semuanya berawal dari sebuah impian. Dunia dengan segala isinya diciptakan Tuhan dari “impian-Nya”.
Kisah-kisah keberhasilan para tokoh yang berhasil mengubah dunia, bermula dari mimpi, seperti apa yang dilakukan Galiileo, Thomas Alva Edison, Einstein, dan lain-lain. Bangunan-bangunan besar seperti candi dan piramid juga dimulai dari impian. Bahkan, majalah ini hingga akhirnya sampai ke tangan pembaca, juga diawali dari impian. Bila demikian, tampaknya segala sesuatu sangatlah mungkin untuk diwujudkan. Masalahnya adalah kebanyakan orang telah membuang jauh-jauh mimpi mereka ke tempat sampah, atau merasa bahwa mimpi mereka merupakan hal yang mustahil. Padahal, hampir semua mimpi bisa diwujudkan dengan sedikit kecerdikan, sedikit keberanian serta dukungan emosional.
Sebagai ilustrasi, pertengahan tahun 70-an Bill Gates bermimpi bahwa komputer akan tersedia di setiap rumah pada suatu masa nanti; Akio Morita bermimpi is bisa mendengarkan musik favoritnya sambil main tenis, tanpa harus mengganggu tetangga kiri-kanan; atau Sosrodjoyo yang bermimpi nantinya orang-orang akan memilih teh botol bikinan pabrik daripada repot-repot menyeduhnya di rumah.
Tetapi perlu kiranya dibedakan antara “mendambakan” dan “memimpikan”. Mendambakan bersifat pasif dan menunggu, hanya merupakan selingan iseng tanpa otak, tanpa upaya untuk mewujudkannya. Sedang memimpikan bersifat aktif dan berani mengambil inisiatif. la didukung oleh rencana dan tindakan untuk membuahkan hasil.
Tokoh-tokoh yang disebut di atas adalah contoh perbuatan memimpikan. Mereka tidak sekadar beranganangan, melainkan berupaya keras mewujudkan impiannya. Microsoft, Sony, dan Teh Sosro adalah hasil nyata dari mimpi-mimpi mereka.
Singkatnya, penglihatan pikiran membuka pintu untuk mewujudkan impian kita. Namun begitu pintu tersebut terbuka, harus ada tindakan nyata berupa: disiplin, kebulatan tekad, kesabaran, dan ketekunan bila kita ingin membuat impian tersebut menjadi kenyataan.
Penglihatan Pikiran
Pada hakikatnya setiap insan memiliki dua jenis penglihatan: penglihatan mata dan penglihatan pikiran. Penglihatan mata adalah apa yang kita lihat ada secara fisik di sekeliling kita, misalnya: mobil, gunung, pulpen atau teman-teman kita. Sebaliknya, penglihatan pikiran adalah sebuah kekuatan untuk melihat bukan apa yang ada secara fisik, tetapi apa yang bisa ada setelah intelegensia manusia diterapkan. Penglihatan pikiran adalah kekuatan untuk bermimpi.
Dr. David Schwartch, dalam The Magic of Thinking Success, yakin bahwa perasaan kita yang paling tak ternilai harganya adalah penglihatan pikiran. Penglihatan tersebut membentuk gambaran masa depan yang kita harapkan, rumah yang kita idamkan, hubungan keluarga yang kita dambakan, liburan yang akan kita ambil, atau penghasilan yang akan kita nikmati kelak
Bisnis “resminya” sendiri dimulai pada 10 Maret 1982, yakni ketika ia bersama teman-temannya mendirikan Lembaga Bimbingan Test Primagama (kemudian menjadi bimbingan belajar). Waktu mendirikan bisnisnya tersebut Purdi masih tercatat sebagai mahasiswa di 4 fakultas dari 2 Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta. Namun karena merasa “tidak mendapat apa-apa” ia nekad meninggalkan dunia pendidikan untuk menggeluti dunia bisnis.
Dengan “jatuh bangun” Purdi menjalankan Primagama. Dari semula hanya 1 outlet dengan hanya 2 murid, Primagama sedikit demi sedikit berkembang. Kini murid Primagama sudah menjadi lebih dari 100 ribu orang per-tahun, dengan ratusan outlet di ratusan kota di Indonesia. Karena perkembangan itu Primagama ahirnya dikukuhkan sebagai Bimbingan Belajar Terbesar di Indonesia oleh MURI (Museum Rekor Indonesia). Mengenai bisnisnya, Purdi mengaku banyak belajar dari ibunya.
Sementara untuk masalah kepemimpinan dan organisasi, sang ayahlah yang lebih banyak memberi bimbingan dan arahan. Bekal dari kedua orang tua Purdi tersebut semakin lengkap dengan dukungan penuh sang Istri Triningsih Kusuma Astuti dan kedua putranya Fesha maupun Zidan. Pada awal-awal berdirinya Primagama, Purdi selalu ditemani sang istri untuk berkeliling kota di seluruh Indonesia membuka cabang-cabang Primagama. Dan atas bantuan istrinya pula usaha tersebut makin berkembang.
Kini Primagama sudah menjadi Holding Company yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang seperti: Pendidikan Formal, Pendidikan Non-Formal, Telekomunikasi, Biro Perjalanan, Rumah Makan, Supermarket, Asuransi, Meubelair, Lapangan Golf dan lain sebagainya.
Walaupun kesibukannya sebagai entrepreneur sangat tinggi, namun jiwa organisatoris Purdi tetap disalurkan di berbagai organisasi. Tercatat Purdi pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogyakarta dan pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) DIY. Selain itu Purdi pernah juga tercatat sebagai anggota MPR RI Utusan Daerah DIY. (sumber : www.purdiechandra.com)
Wawancara dengan Majalah BERWIRAUSAHA 22-09-2000
Untuk jadi seorang entrepreneur sejati, tidak perlu IP tinggi, ijazah, apalagi modal uang. “Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Pakai ilmu street smart saja,” ungkap Purdi E Chandra, Dirut Yayasan Primagama.
Menurutnya, kemampuan otak kanan yang kreatif dan inovatif saja sudah memadai. Banyak orang ragu berbisnis cuma gara-gara terlalu pintar. Sebaliknya, orang yang oleh guru-guru formal dianggap bodoh karena nilainya jelek, justru melejit jadi wirausahawan sukses.
“Masalahnya jika orang terlalu tahu risikonya, terlalu banyak berhitung, dia malah tidak akan berani buka usaha,” tambah ‘konglomerat bimbingan tes’ itu. Purdi yang lahir di Lampung 9 September 1959 memang jadi model wirausaha jalanan, plus modal nekad. la tinggalkan kuliahnya di empat fakultas di UGM dan IKIP Yogyakarta. Lalu dengan modal Rp.300 ribu ia dirikan lembaga bimbingan tes Primagama 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Sebuah peluang bisnis potensial yang kala itu tidak banyak dilirik orang. la sukses membuat Primagama beromset hampir 70 milyar per tahun, dengan 200 outlet di lebih dari 106 kota. la dirikan IMKI, Restoran Sari Reja, Promarket, AMIKOM, Entrepreneur University, dan terakhir Sekolah Tinggi Psikologi di Yogyakarta.
Grup Primagama pun merambah bidang radio,penerbitan, jasa wisata, ritel, dll. Semua diawalkan dari keberanian mengambil risiko. Kini Purdi lebih banyak lagi ‘berdakwah’ tentang entrepreneurship. Bagi Purdi, entrepreneur sukses pastilah bisa menciptakan banyak lapangan kerja. Namun, itu saja tidak cukup berarti bagi bangsa ini. “Saya memimpikan bisa melahirkan banyak lagi pengusaha-pengusaha. Dengan demikian, makin banyak pula lapangan kerja diciptakan. Itulah Mega Entrepreneur,” ungkap Purdi kepada Edy Zaqeus dan David S. Simatupang dari Majalah BERWIRAUSAHA.
Berikut petikan wawancara yang berlangsung di kantor cabang Primagama Jakarta.
Bagaimana semangat wirausaha masyarakat kita?
Mungkin begini. Salahnya pendidikan kita itu, kebanyakan orang lulus sarjana baru cari kerja. Jadi pengusaha itu mungkin malah orang-orang yang kepepet. Yang tidak diterima di mana-mana, baru dia sadar dan bikin usaha sendiri. Mestinya, kesadaran seperti ini bisa untuk orang-orang yang tidak kepepet. Alasannya, kalau mau usaha harus ada modal, punya ketrampilan. Padahal tidak harus begitu. Saat yang tepat itu justru saat kita tidak punya apa-apa. Ibaratnya kalau kita punya ijazah pun, tidak usah dipikirin. Saya dulu tak tergantung dengan selembar kertas itu. Sekarang mau dijaminkan di bank juga tidak bisa. Hanya buat senang-senang saja kalau sudah sarjana.
Memang saya lihat pendidikan kita itu dari otak kiri saja. Padahal kalau kita garap yang kanan, porsinya banyak, maka otomatis otak kirinya naik. Tapi kalau kita banyakin kiri, kanan ndak ikut naik. Kanan itu adalah praktek. Saya bilang street smart. Cerdas di lapangan, di jalanan. Orang yang akademik, sekolahnya pintar, IP atau nilai tinggi, dia tidak berani menentang teori. Jadi robotlah. Kalau di situ jadi topeng monyet. Dia tidak berani membuat kreasi sendiri. Padahal hidup dia itu bukan di masa lalu. Hidup dia itu kan di masa datang, dan itu serba berubah cepat. Tidak ada yang sama dengan teori yang dia pelajari. Teori itu kan hasil temuan. Kenapa kita tidak bisa menemukan sendiri? Saya punya contoh, manajemen di Primagama, yang tidak ada di teori. Kalau pun ada di teori pasti disalah-salahkan.
Apa itu?
Di Primagama, suami-istri bekerja dalam satu kantor itu malah kita anjurkan. Di lain tempat dan di teori itu ndak boleh! Tapi saya praktekkan, ternyata jalan, bagus. Saya melihat, mereka masing-masing bisa saling mengontrol. Maka, menantang teori itu yang utama. Saya malah bisa menaikkan omset Primagama 60%.
Contohnya lagi, iklan Primagama yang pakai aktor Rano Karno. Menurut orang kampus, dan pernah dibahas di sana, itu ndak bener! Menurut teori ndak benar. Tapi nyatanya, bagus hasilnya? Saya dulu pernah pakai Sarlito (pakar psikologi dan pendidikan:rec), malah ndak ada hasilnya, walau dia doktor atau apa. Jadi street smart itu…
Apa artinya street smart?
Cerdas di jalanan. Ada academic smart atau school smart. Tapi street smart itu cerdas dengan praktek. Jadi begini, kalau kita punya pengetahuan dengan benar, pengetahuan itu kan akademik. Kita tidak strong, gugur! Kita tidak akan bisa. Kita tidak akan bisa benar. Waktu SD itu ada bacaan-bacaan begini; “Ibu pergi ke pasar membeli sayur.” Kok tidak yang menjual sayur saja?
Kok kata-katanya selalu membeli, bukan menjual? Teryata setelah saya urut-urut, yang nulis itu guru. Coba kalau isinya diubah menjadi menjual, itu akan lain.
Kenapa tertarik menonjolkan sisi menjualnya?
Kalau saya bertransaksi, itu nilai tambah. Dalam transaksi, duit paling banyak itu kan pengusahanya? Dan paling banyak milik pengusaha. Coba kalau misalnya yang satu membeli saja. Akan terbatas transaksinya. Sehingga kalau memang harus banyak pengusahanya, ya untuk menjual.
Setuju dengan pemikiran Kiyosaki “If you want to be rich and happy, don’t go to school” ?
Kalau saya if you want to be rich and happy, ya…. Kalau ingin kaya, ngapain sekolah? Kalau di sekolah tidak akan happy dan kaya. Pendidikan kita tidak bikin happy, malah bikin stres anak. Porsi mainnya kurang. Sejak Taman Kanak-kanak sudah dipaksa main otak kiri. Mungkin itu karena dari mentrinya sampai orang-orang tuanya itu otak kiri semua, kan? Dikatakan figur yang bagus itu yang profesor, yang doktor. Padahal kalau kita pilah, yang pintar sekolah memang jadi dosen, jadi dokter. Yang sedang-sedang saja jadi manajer. Tapi yang bodo-bodo sekolahnya malah jadi pengusaha.
Penelitian di Harvard begitu. Penyikapan guru terhadap anak yang bodo kok divonis tidak punya masa depan? Mungkin dia berani, kreatif, bisa menemukan apa yang tidak ditemukan oleh anak-anak pintar.
Nah, pendidikan kita itu semua mau dijadikan ilmuwan. Seolah ngejar otak kiri saja, ngejar school smart saja.
Apa yang harus dilakukan untuk membongkar sistem seperti itu?
Memang berat karena dari dulu juga begitu. Maka harus lewat luar, kegiatan-kegiatan ekstra. Maka saya usulkan pendidikan kita dibuat dua sistem; sistem ijazah dan sistem tanpa ijazah. Kalau sekolah tanpa ijazah, orang akan cenderung cari ketrampilan dari praktek yang kelihatan. Yang pakai ijazah untuk yang mau jadi dosen, jadi dokter, jadi ilmuwan.
Kalau pelajaran kimia yang pakai ijazah, ya ilmuwan itulah. Kalau kimia yang tidak pakai ijazah, pilihannya ya bikin deterjen, bikin sirup, bikin apa saja yang ada manfaatnya. Kalau semua harus belajar kimia, padahal kita tidak tertarik, berarti dipaksa dan tidak happy jadi nya.Kalau di tataran konseptual, apa yang mesti dilakukan?
Saya kira Dikbud itu merasa bahwa yang menentukan masa depan Indonesia itu dia. Bikin kurikulum, walaupun sumbernya dari masyarakat, tapi sering terlambat. Kurikulum tahun lalu baru dipakai sekarang. Lebih cepat di luar, kan? Maka kalau saya, pendidikan itu tidak usah diatur. Perguruan Tinggi siapa pun boleh bikin. Dan itu masyarakat yang menilai. Hukum pasar! Titel MBA atau apa dilarang, kenapa? Alamiah aja. Nanti kalau kebanjiran itu orang ndak mau pakai, kan ndak masalah? Kalau banyak manajer belajar ilmu untuk mendapatkan MBA, itu kan bagus? Dalam pendidikan itu sebenarnya mereka dagang.
Kalau model-model pendidikan itu masyarakat yang mengembangkan, mungkin baru bagus. Karena pas dengan zaman itu. Misalnya Mc Donald mau bikin Universitas Mc Donald, kenapa tidak?
Bagaimana dengan Entrepreneur University yang Anda dirikan?
Sebagai entrepreneur, saya punya visi Mega Entrepreneur. Artinya bagaimana seorang pengusaha bisa menciptakan pengusaha lainnya. Kalau pengusaha bisa menciptakan lapangan kerja, itu sudah biasa. Yang saya kejar adalah bagaimana saya bisa menciptakan banyak pengusaha. Dulu visi saya memang menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Kalau seperti itu kan lama. Mungkin hanya ribuan lapangan kerja. Tapi kalau bisa menciptakan banyak pengusaha, lapangan kerja yang tercipta lebih banyak lagi. Karyawan saya pun saya usahakan bisa jadi pengusaha. Kayak manajer-manajer saya, semua sudah punya usaha di luar. Saya ditentang oleh Renald Kasali. Katanya menurut teori itu tidak bisa. ‘Orang kerja kok diajak merangkap jadi pengusaha, itu ndak bisa!’. Saya praktekkan ternyata bisa. Manajer saya punya perusahaan mebel.
Menurut Kiyosaki, di sini dia sebagai employee, di luar dia sebagai business owner karena yang mengelola orang lain. Ada manajer saya yang buka bengkel motor. Sopir saya punya kenteng mobil. Sopir saya yang lain punya bisnis jual bell handphone.
Karyawan-karyawan itu mau jadi manajer semua ? ndak mungkin kan…
Harapan paling besar saya, ya mereka jadi pengusaha.
Sejak kapan Entrepreneur University berjalan?
Entrepreneur University (EU) berjalan baru setahun. Sebelumnya kita sudah sering adakan pelatihan di mana-mana. Tapi cuma beberapa hari, lalu selesai tidak ada follow up. Sekarang lebih jelas, kita ada follow up. Misalnya kita adakan tiga bulan, setelah itu ada klub entrepreneur. Yang itu bisa dilakukan lewat internet, pertemuan-pertemuan, dan juga konsultasi seperti tadi. Di EU diutamakan yang indeks prestasinya (IP) rendah. Memang pernah ada yang protes, orang mau masuk tapi IP-nya tinggi, dia jadi minder. Tapi memang saya lebih mudah mengajar orang yang tidak pintar. Kalau otak kiri sudah kuat, susah berubahnya.
Misalnya dia kuliah di akuntansi, yang feasible tidak feasible, udah, ndak berani-berani dia. Usaha itu bukan perhitungan sebelumnya. Hitungan yang terjadi, itulah usaha. Banyak yang terjadi kita tidak tahu dan tidak kita pikirkan sebelumnya. Saya di Primagama dulu kalau dipikir tidak rasional. Modal saya cuma Rp.300 ribu saja. Sekarang asetnya sudah hampir Rp.100 milyar, kan?
Rasionalnya di mana?
Tadi seorang direksi bank yang ingin membuat usaha. Seperti dia, dihitung-hitung terus, selalu tidak positif. Akhirnya tidak berani buka usaha. Saya bilang, “Jangan dihitung terus!” Usaha itu dibuka, baru dihitung. Ini street smart. Kalau dihitung baru dibuka, ndak akan buka-buka usaha. Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang. Karena terang itu tahu hitung-hitungannya, tahu risikonya gedhe, jadi takut. Kalau gelap, tidak tahu apa-apa, usaha itu tidak takut. Dihitung atau tidak dihitung itu sama saja kok.
Padahal entrepreneur harus berani ambil risiko…
Itulah, ambil risiko itu berarti harus gelap. Maksudnya jangan terlalu banyak tahu. Setelah jalan, kita pakai ilmu street smart tadi. Street smart itu yang melahirkan kecerdasan entrepreneur yang dibutuhkan untuk pemula usaha. Isi kecerdasan entrepreneur itu ya kecerdasan emosional, spiritual, dan basisnya di otak kanan.
Bagaimana cara Anda merealisasikan gagasan Mega Entrepreneur?
EU ini saya yang buka dan pelatihannya saya yang mengajar sendiri. Saya bukan cari untunglah, tapi semacam aktulisasilah buat saya. Karena saya ingin jadi Mega Entrepreneur tadi. Sehingga saya bela-belain, ndak harus untung. Kalau nombokpun saya mau untuk memberikan dakwah tentang entrepreneurship ini. Itu yang saya lakukan, dan sudah dua angkatan EU di lima kota. Perkembangan pesertanya cukup positif. Yang sama sekali tidak berani berusaha, kini jadi berani.
Bagaimana tren kewirausahaan ke depan?
Saya kira itu suatu keharusan. Kalau negara ini mau maju, harus banyak pengusahanya. Kita belum ada kementrian yang khusus mengurusi wirausaha. Di Indonesia banyak bisnis yang bisa dikembangkan menjadi franchise dan tidak harus yang mahal. Di Malaysia sudah ada kementriannya, dan mentrinya mendorong mereka yang mau usaha franchise dsb.
Bagaimana entrepreneur yang ideal itu?
Ukuran ideal saya adalah dari banyaknya lapangan kerja yang diciptakan. Pengusaha yang bisa melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Bisnisnya kalau bisa yang baik-baiklah. Saya suka mengurusi bisnis yang langsung ke pasar. Yang menilai dan menentukan bisnis saya ya pasar. Saya ndak model dengan bisnis lobi-lobi yang harus berhubungan dengan pemerintah.Pernah mengalami pencerahan selama menjadi entrepreneur?
Saya mengembangkan sisi spiritual melalui dzikir atau meditasi. Bisnis itu, kalau bisa ya melibatkan yang “di atas”. Tidak bisa berjalan dengan diri kita sendiri. Maka saya kembangkan kecerdasan spiritual. Kalau menggunakan intuisi saja, hanya bisa menunjukkan sesuatu tujuan itu seperti apa…. Tapi kalau dzikir, melibatkan Tuhan, kuncinya justru membuat tujuan itu terjadi. Misalnya diramal orang kita tidak hoki. Dengan dzikir itu bisa jadi hoki. Yang tidak baik jadi baik. Arah negatif bisa jadi positif. Maka, menantang teori itu yang utama! Makanya, yang membuat orang takut itu bukan sisi gelap, tapi justru sisi terang.
Bangkit
Wujudkanlah mimpi anda, kembangkanlah “penglihatan pemikiran” yang selama ini terpendam, berikanlah arti pada hidup yang anda cintai ini. Semuanya berawal dari sebuah impian. Dunia dengan segala isinya diciptakan Tuhan dari “impian-Nya”.
Kisah-kisah keberhasilan para tokoh yang berhasil mengubah dunia, bermula dari mimpi, seperti apa yang dilakukan Galiileo, Thomas Alva Edison, Einstein, dan lain-lain. Bangunan-bangunan besar seperti candi dan piramid juga dimulai dari impian. Bahkan, majalah ini hingga akhirnya sampai ke tangan pembaca, juga diawali dari impian. Bila demikian, tampaknya segala sesuatu sangatlah mungkin untuk diwujudkan. Masalahnya adalah kebanyakan orang telah membuang jauh-jauh mimpi mereka ke tempat sampah, atau merasa bahwa mimpi mereka merupakan hal yang mustahil. Padahal, hampir semua mimpi bisa diwujudkan dengan sedikit kecerdikan, sedikit keberanian serta dukungan emosional.
Sebagai ilustrasi, pertengahan tahun 70-an Bill Gates bermimpi bahwa komputer akan tersedia di setiap rumah pada suatu masa nanti; Akio Morita bermimpi is bisa mendengarkan musik favoritnya sambil main tenis, tanpa harus mengganggu tetangga kiri-kanan; atau Sosrodjoyo yang bermimpi nantinya orang-orang akan memilih teh botol bikinan pabrik daripada repot-repot menyeduhnya di rumah.
Tetapi perlu kiranya dibedakan antara “mendambakan” dan “memimpikan”. Mendambakan bersifat pasif dan menunggu, hanya merupakan selingan iseng tanpa otak, tanpa upaya untuk mewujudkannya. Sedang memimpikan bersifat aktif dan berani mengambil inisiatif. la didukung oleh rencana dan tindakan untuk membuahkan hasil.
Tokoh-tokoh yang disebut di atas adalah contoh perbuatan memimpikan. Mereka tidak sekadar beranganangan, melainkan berupaya keras mewujudkan impiannya. Microsoft, Sony, dan Teh Sosro adalah hasil nyata dari mimpi-mimpi mereka.
Singkatnya, penglihatan pikiran membuka pintu untuk mewujudkan impian kita. Namun begitu pintu tersebut terbuka, harus ada tindakan nyata berupa: disiplin, kebulatan tekad, kesabaran, dan ketekunan bila kita ingin membuat impian tersebut menjadi kenyataan.
Penglihatan Pikiran
Pada hakikatnya setiap insan memiliki dua jenis penglihatan: penglihatan mata dan penglihatan pikiran. Penglihatan mata adalah apa yang kita lihat ada secara fisik di sekeliling kita, misalnya: mobil, gunung, pulpen atau teman-teman kita. Sebaliknya, penglihatan pikiran adalah sebuah kekuatan untuk melihat bukan apa yang ada secara fisik, tetapi apa yang bisa ada setelah intelegensia manusia diterapkan. Penglihatan pikiran adalah kekuatan untuk bermimpi.
Dr. David Schwartch, dalam The Magic of Thinking Success, yakin bahwa perasaan kita yang paling tak ternilai harganya adalah penglihatan pikiran. Penglihatan tersebut membentuk gambaran masa depan yang kita harapkan, rumah yang kita idamkan, hubungan keluarga yang kita dambakan, liburan yang akan kita ambil, atau penghasilan yang akan kita nikmati kelak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar