21 Oktober 2011

Filsafat Islam

RESUME
FILSAFAT ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Filsafat Islam
Dosen Pengampu :




Disusun oleh :
Nama         : SRI SUDARSINI
NIM           : 02.7313
Semester    : IV (Empat)
Falkultas    : S1 Tarbiyah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
(STAIMUS)
2011 



BAB I
DEFINISI DAN PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM
Filsafat berasal dari kata philo artinya cinta dan sophia artinya kebijaksanaan. Sedangkan dalam bahasa Yunani kata filsafat memiliki pengertian dan makna yang lebih dibandingkan “wisdom” dalam bahasa inggris modern.
Filsafat islam atau islamic Philosophy pada hakekatnya adalah filsafat yang bercorak Islami. Islam menempati posisi sebagai sifat, corak dan karakter dari sebuah filsafat sehingga Filsafat Islam bukan Filsafat tentang Islam, bukan the philosopy of Islam. Tetapi Filsafat Islam adalah berfikir yang bebes, radikal sistematis dan konsisten yang berada pada taraf makna, yang mempunyai sifat, corak dan karakter yang menyelamatkan dan memberikan kedamaian hati.
Filsafat Islam selalu merupakan upaya untuk menjelaskan cara Allah dalam menyampaikan Kebenaran Yang Hakiki dengan bahasa intelektual dan rasional. Dengan demikian  filsafat Islam berada dengan  menyatakan keberpihakannya denhan tidak netral. Artinya keberpihakannya adalah kepada keselamatan dan kedamaian. Dengan kata lain Islamic philosophy hadir dan bekerja untuk keselamatan dan kedamaian.
Dalam hazanah Filsafat Islam pengenalan model pengetahuan yang bersifat rasional tidak berhenti dalam alur metodelogi berfikir melainkan berlanjut dalam pemaknaan spiritualitas. Makna spiritualitashadir bersamaan dengan telaah reflektif kontemplatif. Menurut Mullasadra, Filsafat Islam dapat dikatakan mencapai puncak metodis dengan perpaduan antara rasio diskursif Yunani dan Spiritual mistik Timur Tengah.
Rasionalitas Filsafat Islam terletak pada kemampuannya menggunakan potensi berfikir secara bebas, radikal, komprehensive dan konsisten yang berada pada dataran makna, untuk menganalisis fakta-fakta emperik dari suatu kejadian dalam bangunan sistem pengetahuan yang ilmiah. Sedangkan transendentalnya mendayagunakan gaib, intuisi, imajinatif untuk menembus dan menyatu dalam kebenaran gaib secara lansung dan menjadi saksi kehadiran Allah SWT dalam realitas kehidupan.
Jauh berbeda samasekali dengan filsafat Nietszhe misalnya, dimana filsafatnya justru membawa pada taraf kegelisahan yang tak bertepi. Sampai-sampai ia berucap bahwa “God is dead”. Juga tokoh lain misalnya Rene Descartes, justru ia menyaksikan keberadaan dia sendiri sehingga ia berucap “I Cogito Ergo Sum”.



BAB II
APPROACH dan PENDEKATAN FILSAFAT ISLAM
Mempelajari sebuah Filsafat atau belajar Filsafat itu ada berbagai macam approach atau pendekatan.
Minimal ada 5 buah pendekatan atau approach , yaitu :
1.      Pendekatan Historis
2.      Pendekatan Doktrinal
3.      Pendekatan Metodik
4.      Pendekatan Organik dan
5.      Pendekatan Teleologik

1.                  Pendekatan Historis
Filsafat Islam bisa dipahami melalui pendekatan historis. Artinya kita mempelajari melalui sejarah kelahiran Islam dan sejarah risalah kenabian Rasulullah Muhammad SAW.
Secara historis Islam lahir oleh risalah kenabian Muhammad SAW. Di Makkah pada tahun 571 M. Nabi Muhammad SAW sejak masa kanak-kanaknya dikenal sangat cerdas. Pada usia tujuh tahun ia sudah mampu menanyakat “hekekat penciptaan semua yang ada ini”. Disamping daya kritisnya yang tinggi juga memiliki sifat-sifat yang positif lainya antara lain :
a.       Shiddiq selalu berkata benar
b.      Amanah dapat dipercaya
c.       Tablegh suka menyampaikan kabar kebenaran dan kebaikan
d.      Fathonah sangat cerdas.
Menurut Ibn Shina kecerdasannya disebut kecerdasan al-hads yaitu kecerdasan yang suci yang mampu menembus dimensi kegaiban.
Terjadi peristiwa dimana-mana sebagai warga masyarakat yang memiliki kepribadian yang unggul dan memiliki empati yang tinggi beliau hatinya sangat gelisah melihat realitas kehidupan sosial pada waktu itu yang sangat dekaden.Anak perempuan yang lahir mesti harus dibunuh dan dikubur hidup-hidup karena takut miskin dan merasa aib. Perampokan dan penindasan terjadi dimana-mana, fanatisme kesukuan yang acap menimbulkan perkelahian dan penumpahan darah sistem ekonominya menghalalkan segala cara atau istilah politiknya disebut “ Het Doel Heileg De Middelen”, serta perbudakan merajalela.
Al-Quran sangat menghargai akal bahkan berpuluh-puluh ayat menganjurkan agar manusia menggunakan akalnya, yaitu :
a.       Ayat dabbara (merenungkan)
b.      Ayat faqiha (mengerti)
c.       Ayat nazara (melihat secara abstrak)
d.      Ayat tafakkara (berfikir)
e.       Ayat ‘ulul albab (orang-orang yang berfikir)
f.       ‘Ulul abshor (orang-orang yang melihat dengan akalnya)
g.      dsb.
Apa yang dilakukan oleh Muhammad SAW adalah merumuskan dan menjalankan proses transformasi sosial melalui pendekatan kultural pada periode Makkah dan pendekatan struktural pada periode Madinah. Dalam periode Makkah beliau mengubah pola kesadaran masyarakat dengan meletakkan tekanan pada perubahan total sistem teologi kebendaan kepada sistem teologi akidah tauhid.
Muhammad sejatinya sebagai seorang filosof agung, disamping juga sebagai seorang Rasul penutup akhir zaman atau khootaman nabiyyin. Perkembangan selanjutnya bahwa filsafat Islam itu akhirnya menyatu dengan Ilmu Kalam, Fiqih dan Tasawuf. Setelah Rasulullah wafat Islam tidak berkembang lebih lanjut dikarenakan kesibukan intern umat islam sendiri.
Bisa dilihat dalam tarekhul Islam, bahwa pasca wafatnya Rasulullah SAW muncullah :
a.       Nabi Palsu
b.      Pemberontakan kaum riddah
c.       Urusan politik yang memasuki ranah Islam.
Usman bin ‘Affan dan Abi Tholib dibunuh karena urusan politik. Dari sini muncullah beberapa golongan, yaitu :
a.       Khowarij
b.      Syi’ah
c.       Mu’tazilah
d.      Golongan Sunni
e.       Qodariyah
f.       Jabariyah.
Filsafat Yunani masuk ke dalam Islam melalui Suria, Mesopotamia Persi dan Mesir. Hal ini tejadi karena ekspansi Alexander Yang Agung (abad ke-4 SM) ke wilayah timur untuk menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Pada zaman pemerintahan  Bani Umayah karena perhatin lebih banyak tertuju kepada kebudayaan Arab pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum begitu nampak.
Baru setelah pemerintah Bani Abbasiyah diman para pemimpin kerajaan banyak mendapat pengaruh dari orang-orang Persia bukan dari orang-orang Arab sebagaimana pemerintah Banu Umayah, maka Islam melai tertarik pada Ilmu Kedokteran serta Ilmu pengetahuan yang lain termasuk juga filsafat. Filsafat ini mulai meningkat pada zaman pemerintahan Al-Ma’mum (813-833 M) putra Harun Al Rosyid.
 Golongan yang banyak tertarik kepada falsafah Yunani adalah kaum Mu’tazilah. Tokoh-tokohnya antara lain : Washil bin Atho’,  Abu-Al Huzail, Al-Nazzam, Al-Jahiz dan Al Jubba’i.
Filosof pertama adalah Al-Kindi. Lahir di Kufah 796 M dan meninggal di Bagdad 873 M. Putra dari seorang Gubenur di Basrah. Beliau membuat beberapa ringkasan dari buku-buku karangan Aristoteles. Dalam teologi ia menganut aliran Mu’tazilah. Karena ia adalah satu-satunya filosof islam yang berasal dari keturunan Arab, ia disebut Filosof Al-‘Arab (Filosof orang Arab) Al-Kindi bukan hanya filosof tetapi juga ilmuwan yang menguasai ilmu-ilmu pengetahuan ada di zamanya.
Buku-buku peninggalan Al-Kindi mencakup berbagai Ilmu Pengetahuan seperti :
a.       Matematika
b.      Geometri
c.       Astronomi
d.      Pharmapologi (teori dan cara pengobatan)
e.       Ilmu Jiwa
f.       Optik
g.      dsb.
Mengenai Filsafat Al-Kindi berpendapat, bahwa antara filsafat dan agama tidak ada pertentangan. Ilmu Tauhid atau teologi adalah cabang termulia dari filsafat.
Filsafat kedua adalah Al-Farabi. Anak seorang panglima perang, keturunan Turki. Lahir pada tahun 872 M. Al-Farabi sangat dipengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang pada waktu itu.
Buku-buku yang ditulis Al-Farabi :
a.       Mengenai Logika
b.      Ilmu Politik
c.       Etika
d.      Fisika
e.       Ilmu Jiwa
f.       Metafisika
g.      Kimia
h.      Musik, dsb.
Menurut pendapat Al-Farabi bahwa Plato dan Aristoteles dapat disatukan dan untuk ini ia menulis risalah Tentang Persamaan antara Plato dan Aristoteles. Filsafat yang terkenal adalah falsafah Emanasi. Ia menjelaskan dalam filsafatnya emanasi ini bahwa segala sesuatu yang ada itu memancarkan dari zat Tuhan melalui akal-akal yang berjumlah 10 malaikat.
Akal menurul Al-Farabi mempunyai 3 tingkatan :
a.       Akal materi
b.      Akal Aktual
c.       Akal Mustafad
Akal Mustafad inilah yang dapat menerima pancaran yang dikirimkan Tuhan melalui akal-akal tyersebut. Kalau Al-Kindi mendapat gelar Filosof Al-‘Arab, maka ia mendapat gelar Mu’allim Al Tsani (guru kedua) sementara guru pertamanya adalah Aristoteles.
Ibn Sina. Filosof ini melampaui Al-Kindi dan Al-Farabi dalam kemashurannya. Ia lahir tahun 980 M di Afshina dekat Buchara. Dalam falsafah ia juga mempunyai faham emanasi dan akal-akal baginya adalah malaikat. Menurut Ibn Sina bahwa Wujud itu ada 3 bagian yaitu : Wajib, Mungkin, dan Mustahil.
Falsafahnya tentang lebih  jiwa terperinci daripada Al-Farabi. Di Barat dikenal degan nama Avicenna (Spanyol Aven Sina). Di dunia barat dikenal sebagai seorang dokter yang populer sehingga ia mendapat gelar “ The Prince of the Physicians”. Di dunia Islam dikenal dengan nama Al-Shanykh Al- Ra’is (pemimpin utama dari para filosof).
Filosof berikutnya adalah Maskawaih. Seorang pustakawan dari beberapa menteri. Ia terkenal dengan filsafat akhlaqnya. Bukunya yang cukup terkenal adalah “ Tahzib Al-Akhlaq”. Menurutnya akhlaq adalah sikap mental atau jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan tanpa pemikiran.
Al-Ghozali lahir di Tus daerah Khurasan (Persia) pada tahun 1059 M. Orang tuanya bekerja sebagai pemintal benang wol yang dalam bahasa arab disebut ghazzal. Pendidikan yang diperoleh di Madrasah Al-Nizdomiah di Nisyapur sebuah universitas yang cukup terkenal pada waktu itu. Ia belajar tentang teologi atau ilmu kalam, Filsafat, Hukum Islam Sufisme, logika dan ilmu-ilmu alam.
Tahun 1085 M ia diangkat sebagai Guru Besar di Madrasah Al-Nizomiah yang berada di baghdad. Tahun 1095 M ia meninggalkan baghdad dan pergi merantau mulanya ke Damasyik kemudian ke Makkah, Madinah, Yerussalem.
Dalam falsafah Al-Ggozali dikenal sebagai filosof yang banyak mengkritik pendapat filosof-filosof lain dan ia menentang tiga dari isi falsafah mereka yang membawa kekufuran dimana pendapat-pendapat mereka itu ialah :
·         Alam ini qodim dalam arti tidak bermula dalam waktu
·         Tuhan tidak mengetahui perincian dari apa yang terjadi di alam ini, dan
·         Bahwa pembangkitan jasmani tidak ada.
Pembelaan bagi kaum filosof terhadap serangan Al-Ghozali ini datang dari Ibn Rusyd dalam bukunya yang berjudul “ Tahafut Al-Tahafut” (kekacauan dalam kekacauan). Maksudnya Al-Ghazalilah sebenarnya yang kacau pemikiranya dan bukan filosof-filosof. Kaum Teolog (imam ghozali) memang berkayakinan bahwa Tuhan Menciptakan alam ini dari tiada “creatio ex nihilo”. Tetapi kaum filosof sebaliknya bahwa creatio ex nihilo tidak mungkin. Dari yang tidak ada dari kekosongan tak mungkin terjadi sesuatu. Ibn Rusyd mengatakan bahwa “ t i a d a” (al-‘adam) tidak bisa berubah menjadi “a d a” (al-wujud). Yang terjadi ialah “ada” berubah menjadi “ada” dalam bentuk lain.
Untuk memperkuat pendapatnya ini Ibn Rusyd berpegang pasa surat Al- Mu’minun ayat 12-14
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ  
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Lebih lanjut Ibn Rusyd juga menunjukkan surat Al Anbiyaa’ ayat 30
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ  
30. dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?
2.                  Pendekatan Doktrinal
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW dibekali kitab dan hikmah. Kitab di sini adalah kitab suci Al-Qur’an yang terdiri dari 30 juz dan 114 surat. Sedangkan hikmah menurut Ar-Razi adalah merupakan keutamaan ilmu dan amal. Disebut hikmah karena ia terbentuk dari trans-hukum dan perumusan berbagai permasalahan, memperkuatnya dan menjaukannyadari berbagai sebab kelemahan.


Surat Al-Jumu’ah ayat : 2
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ  
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Dalam bahasa Arab asli tidak terdapat kata filsafat karena filsafat adalah asli bahasa Yunani sementara Al-Qur’an adalah “ ‘arabiyan”, maka dengan sendirinya tidak ada di dalamnya kata filsafat. Sedangkan kara hikmah adalah asli bahasa “arabiyan” yang sering diartikan sebagai pengetahuan yang mendalam, kearifan dan kebijaksanaan.
Posisi hikmah di sini pada dasarnya sebagai penjelasan lebih jauh dan mendalam dari pemahamannya terhadap kitap suci Al-Qur’an. Sementara posisi filsafat adalah posisi yang paling tepat untuk menjelaskan tentang suatu doktrin. Dari sisi kitab, Muhammad SAW adalah seorang Rasulullah sementara dari sisi hikmah beliau adalah seorang filosof yang mampu menjelaskan secara akurat dan menyeluruh tentang wahyu yang diterimanya dengan pemahaman yang mendalam yang beliau miliki.
Kitab Al-Quran merupakan kumpulan firman atau sabda-sabda Tuhan sebagai perwujudan dari ayat-ayat yang diwahyukan sedangkan hikmah (filsafat) adalah uraian pencerahan atas nilai-nilai yang terkandung dalam ayat-ayat Allah untuk dapat menyikapi realitas dan perubahan masyarakat yang komplek yang tidak Tran dimengerti dan dipecahkan hanya semata-mata mengandalkan pada rasionalitas.
Dalam kaitan ini maka sunnah Nabi dalam berfikir yaitu rasio transcendental telah dibukukan dalam Kitab dan Hikmah bermuara pada kerja rasio yang bebas dan mendalam sementara kitab yang merupakan kumpulan ayat-ayat Allah menjadi basis bagi proses transcendental ratio. Dengan demikian Filsafat Islam memiliki titik tolak yang jelas yaitu berfikir rasional transcendental dan berbasis pada Kitab dan Hikmah.

3.      Pendekatan Metodik
Filosof menurut Descartes, metode merupakan jalan yang harus diikuti dan di ujungnya harus ditemukan suatu kepastian karena dengan kepastian kita dapat melihat ketidakpastian.
Socrates mengembangkan filsafat dengan metode kritis atau Induktif Bergson dengan Intuitif sementara Hegel dengan metode dialektika (thesa-antithesa dan sintesa).
Metode fenomenologi dikembangkan oleh Edmund Husserl, dan di tansfer ke dunia pendidikan oleh M.Y. Langeveld, dengan judul bukunya “ Beknopte Theoritische Paedagogiek”,  metode analisa bahasa dikembangkan oleh Wittgenstein.
4.      Pendekatan Organik
Metode rasional transendental itu secara organik digerakkan oleh pikiran yang bekerja di otak yang berada di rongga dada. Rasio ataupun pikiran bekerja melalui analisis terhadap fakta-fakta sedangkan qalb bekerja melalui penyatuan dengan realitas spiritual untuk membawa rasio dapat mentransendir realitas. Oleh karena itu Filsafat bertumpu pada mekanisme akal sebagai kesatuan organik pikiran dan qalb yaitu dalam kesatuan pikir (rasional) dan dzikir.
Pikiran atau rasio dipakai untuk melihat sisi luar pada dimensinya yang fisik sementara galb untuk melihat sisi dalam pada dimensinya yang gaib.
Aqal adalah hakekatnya merupakan potensi ruhaniah yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang benar dan mana yang salah.
Aqal adalah penahanan hawa nafsu, Aqal adalah petunjuk yang membedakan hidayah dan kesesatan.
Aqal adalah kesadaran batin dan penglihatan batin yang berdaya tembus melebihi penglihatan mata.
Aqal dalam pandangan Islam bukanlah otak tetapi merupakan daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia.
Aqal adalah potensi gaib yang tidak dimiliki makhluk lain kecuali manusia.
Menggunakan aqal artinya menggunakan kemampuan pemahaman baik dalam kaitanya dengan realitas yang konkret maupun realitas yang spiritual atau kegaiban. Sebagaimana tergambar dalam surat Ali Imron ayat 190-191
žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ   tûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ  
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

5.                  Pendekatan Teleologik
Ilmu pada haketnya mempunyai tujuan baik internal maupun eksternal. Secara internal tujuan ilmu adalah ilmu itu sendiri dengan merumuskan teori kemudian mengujinya di lapangan mengembangkannya untuk aktualisasi ilmu itu sendiri dengan perubahan yang ada.
Sedangkan tujuan eksternal adalah kepentingan-kepentingan untuk kehidupan manusia. Islam menegaskan tujuan ilmu adalah untuk meningkatkan derajad dan kualitas manusia itu sendiri yang pada giliranya akan memberikan keselamatan dan kedamaian dalam kehidupannya.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 menjelaskan :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Secara teologik Filsafat Islam mempunyai tujuan dan karenanya tidaklah netral. Filsafat islam menyatakan keberpihakannya pada keselamatan dan kedamaian hidup manusia. Filsafat Islam bukan sekedar hasrat intelektual untuk mencari dan memahami hakekat kebenaran semata-mata tetapi lebih jauh lagi untuk mengubah dan bergerak (transformasi) kearah transendensi, menyatu dan memasuki pengalaman kehadiran Allah.
Pada dataran inilah Filsafat Islam memberikan makna dan keselamatan dan kedamaian yaitu pada penyatuan dan penyerahantotal kepada kehadirat Allah. Filsafat Islam tidak berada dalam ruang yang hampa yang asyik berfikir untuk kepuasan diri sendiri.Oleh karena itu Filsafat Islam menerapkan tujuannya pada penemuan dan pencapaian nilai-nilai untuk tujuan yaitu untuk mewujudkan keselamatan dan kedamaian kehidupan manusia.


BAB III
OBYEK dan KAJIAN FILSAFAT ISLAM
Filsafat Islam membahas hakekat semua yang ada sejak dari tahapan ontologis hingga menjangkau dataran yang metafisis. Filsafat Islam juga membahas mengenai nilai-nilai yang meliputi dataran Epistimologi, Estetika, dan Etika. Disamping itu Filsafat juga membahas tema-tema fundamental dalam kehidupan manusia, yaitu Tuhan, manusia alam dan kebudayaan.
Kajian-kajian ilmu agama seperti kajian Fiqih, Ilmu Kalam, dan serumpunya. Sementara kedokteran, arsitektur dan serumpunya berada di luar jalur kajian keilmuan islam. Kategori kognitif artinya berhubungan dengan pengetahuan dengan kebenaran proposisi-proposisinya. Imam adalah dasar bagi suatu pe3nafsiran yang rasional atas alam semesta.
Dalam Al-Qur’an semua ilmu (ilmu pasti, ilmu alam, ilmu humaniora, filsafat ilmu agama) merup[akan satu kesatuan dan hakekatnya adalah penjelmaan dan perpanjangan saja dari ayat-ayat Tuhan.
Sebagaimana dijelaskan dalam surat fushshilat ayat 53
óOÎgƒÎŽã\y $uZÏF»tƒ#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKtƒ öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$# 3 öNs9urr& É#õ3tƒ y7În/tÎ/ ¼çm¯Rr& 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky­ ÇÎÌÈ  
53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?
Sejarah pemikiran Islam antara Al-Ghozali versus Ibn Rusyd pernah mempertengkarkan antara Fiqih dan Filsafat. Karena disebabkan terjadinya Kesalah Pemahaman dalam memahami Risalah Kenabian Rasulillah Muhammad SAW saja. Filsafat bukan anak haram Islam, Filsafat adalah anak kandung yang sah dari risalah kenabian.
Filsafat sebagai hikmah berpasangan dengan kitab, Filsafat Islam adalah basis studi keilmuan Islam yang mengintergrasikan dan mengikatnya agar tidak lepas dari cita-cita Islam. Filsafat Islam sebagai hikmah yang hadir untuk pencerahan intelektual untuk keselamatan dan kedamaian hidup, untuk pembebasan dan peneguhan manusia sebagai Khalifah sekaligus juga sebagai  Abdullah. Filsafat Islam adalah sunnah Nabi dalam berfikir bukan bid’ah Yunani.
Memang baru permulaan pemerintahan daulat Bani Abbasiyah terutama pemerintahan Al-Makmum (putra Harun Al-Rasyid) dengan resmi mendirikan Baitul Hikmah dan dengan giatnya mengirimkan delegasi ke Bizantium (masa itu Bizantium mulai mengalami kemunduran) mencari berbagai manuscrip sibidang ilmu pengetahuan termasuk filsafat.
Terjadinya pertengkaran antara Mu’tazilah dengan Asy’ariyah, dikarenakan pada waktu itu antara  ilmu kalam yang dimotori oleh kaum Asy’ariyah dan filsafat yang dimotori oleh Imam Ahmad bin Hambal beserta murid-muridnya ikut campur aduk menjadi satu. Ada yang mengatakan Ilmu Kalam adalah ilmu filsafatnya orang islam. Sedangkan filsafat itu ilmunya orang Yunani dan orang-orang kristen.
Filsafat muncul kembali sebagai wujud yang nyata berkat usaha para tokoh ahli pikir ulama (tokoh reformasi Islam) yaitu :
a.       Jamaluddin Al Afghoni
b.      Muhammad Abduh
c.       Rosyid Ridho
d.      Mustafa Abdul Raziq
e.       Beserta muris-muridnya dan pengikut-pengikutnya.


BAB IV
ONTOLOGI ISLAM
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan-lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Ontologi ini berusaha ingin mencari dan menemukan hakekat dari sesuatu yang ada.
Ada dibedakan menjadi dua yaitu umum dan khusus. Khusus dibedakan menjadi Ada yang mutlak dan tidak mutlak. Ada yang mutlak itu Yuhan sementara ada yang tidak mutlak itu Alam dan Manusia.
Ontologi ada yang bersahaja misalnya barang yang dapat diraba, dilihat, yang tidak bersahaja misalnya jiwa. Ada lagi ontologi Kualitatif dan ontologi kuantitatif. Ontologi Parmenides tergolong ontologi tunggal. Sebabsemua kenyataan itu tunggal adanya dan segenap keanekaragaman itu sebenarnya semu belaka.
Beberapa komponen dalam ontologi ialah :
1)      Yang ada (being)
2)      Kenyataan (reality)
3)      Eksistensi (existence)
4)      Perubahan (change)
5)      Tunggal dan Jamak (one and many)

1.                  Yang ada (being)
Dari sudut pandang maka prinsipnya ada dua yaitu ada yang menciptakan  dan  ada yang diciptakan, ada yang menyebabkan dan  ada yang diakibatkan. Hukum sebab akibat bisa bersifat fisik mekanis, berdimensi sementara pencipta dan ciptaan didalamnya selalu terkandung dimensi ideal yang bersifat spiritual.
 Beberapa faktor yang menentukan adanya penciptaan yaitu :
1.      Adanya pencipta (subyek)
2.      Adanya ciptaan (obyek)
3.      Adanya bahan yang dipakai
4.      Adanya tujuan baik bentuk maupun apa yang ingin dicapai dengan bentuk itu
5.      Adanya proses, yang didalamnya berkaitan dengan ruang dan waktu.

2.                  Yang Nyata (realitas)
Hakekat realitas adalah immateri yang memateri suatu spiritualitas yang faktual. Dalam sejarah pemikiran Filsafat Islam social dalam konflik sosial yang multi dimensi itu ada salah satu faktor yang dianggap paling dominan yaitu faktor ekonomi. Sedangkan yang lain adalah faktor politik atau kultural, Karel Marx berpendapat struktur ekonomi yang menentukan sedangkan Gw. Hegel adalah faktor politik dan kultural.

3.                  Eksistensi dan Essensi
Essensi dan eksistensi keduanya merupakan tulang punggung daripada sebuah pemikiran teologi. Essensi adalah merupakan alam potensial sedangkan eksistensi alam aktualisasi dari potensi.

4.                  Perubahan (change)
Seandainya ada yang abadi dalam kehidupan di dunia ini maka yang abadi itu adalah  perubahan.  Filsafat Islam memandang perubahan kehidupan kesemestaan itu hakekatnya merupakan  sunnatullah yang mekanisnya terkendali dalam hukum-hukum.

5.                  Tunggal dan Jamak (pluralitas)
Logika Yunani pernah mempertanyakan bagaimana pluralitas itu bisa terjadi, pada hal Tuhan hanya satu dan tidak mungkin keluar dari yang satu kecuali hanya satu sementara kenyataan hidup di dunia mencerminkan adanya pluralitas (change).
Pluralitas secara historis tumbuh sebagai reaksi terhadap paham monoisme ektrim yang menyatakan bahwa dunia ini sebagai satu kesatuan yang sama sekali tidak dibagi-bagi.
Emanasi merupakan doktrin tentang terjadinya alam semesta. Dunia terjadi karena ada melalui proses IIahiyah atau pancaran sinar yang mengalir. Konsep ini menghubungkan tatanan kekal dan sementara yang dilalui lewat tahapan-tahapan yang berjenjang.
Di kalangan filosof Muslim tema ini merupakan tema yang terbesar dalam mengklarifikasi kejadian alam, itulah teori Plotinus yang disebut Emanasi atau pancaran sinar Tuhan.


BAB V
EPISTIMOLOGI ISLAM
Secara historis istilah epistimologi digunakan pertama kali oleh J.F.Ferrier, dalam rangka untuk membedakan dua cabang filsafat, epistimologi dan ontologi. Wilayah epistemilogi ini setidaknya berkaitan dengan tiga disiplin ilmu yaitu metafisika, logika dan psikologi. Epistemologi dapat diartikan sebagai studi yang menganalisia dan menilai secara kritis tentang mekanisme dan prinsip-prinsip yang membentuk keyakinan.
Lebih lanjut lagi Epistimologi dapat dijelaskan sebagai cabang filsafat yang membahas dan membicarakan mengenai kakekat ilmu dan ilmu sebagai proses adalah usaha pemikiran yang sistematis dan metodis untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu.
Dalam konsep Filsafat Islam obyek kajian ilmu adalah ayat-ayat Tuhan sendiri yaitu ayat-ayat Tuhan yang tersurat dalam kitab suci yang berisi firman-firmanNya dan ayat-ayat Tuhan yang tersirat dan terkandung dalam ciptaanNya Yaitu alam semesta dan diri manusia sendiri.
Pada tempat lain Al-Qur’an surat An Nahl ayat 11-12
àMÎ6/Zム/ä3s9 ÏmÎ/ tíö¨9$# šcqçG÷ƒ¨9$#ur Ÿ@ϨZ9$#ur |=»uZôãF{$#ur `ÏBur Èe@à2 ÏNºtyJ¨V9$# 3 ¨bÎ) Îû šÏ9ºsŒ ZptƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcr㍤6xÿtGtƒ ÇÊÊÈ   t¤yur ãNà6s9 Ÿ@ø©9$# u$yg¨Y9$#ur }§ôJ¤±9$#ur tyJs)ø9$#ur ( ãPqàfZ9$#ur 7Nºt¤|¡ãB ÿ¾Ín̍øBr'Î/ 3 žcÎ) Îû šÏ9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 šcqè=É)÷ètƒ ÇÊËÈ  
11. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
12. dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),
Ada beberapa metode untuk mendapatkan Ilmu pengetahuan, antara lain :
1.       lewat pengalaman (empirisme)
2.      Lewat akal pikiran yang kritis (rasionalisme)
3.      Lewat gejala-gejala yang nampak (fenomenologi)
4.      Lewat intuisi (semacam ilham)
5.      Menggunakan metode ilmiah.
Ada dua koponen pokok dalam ilmu, yaitu :
a.       Data experimen dan observasi
b.      Konsep-konsep dan teori-teori.
Dalam konsep filsafat Islam ilmu bisa diperoleh melalui dua jalan, yaitu dengan jalan kasbi atau khusuli dan jalan ladunni atau khudhuri. Jalan kasbi atau khusuli adalah  cara berfikir sistematis dan metodis yang dilakukan secara konsisten dan bertahab melalui proses pengamatan, penelitian, percobaan dan penemuan. Sedangkan ilmu ladunni atau khudhuri diperoleh orang-orang tertentu dengan tidak melalui proses ilmu pada umumnya tetapi oleh proses pencerahan oleh hadirnya cahaya Ilahi dalam qalb atau hati.
Teori konsep dan kebenaran ilmu itu meliputi :
1.      Teori korespondensi, kebenaran sama dengan kenyataan yang ada.
2.      Teori koherensi, dimana kebenaran adalah sama dengan sistem ide yang koheren atau masuk akal.
3.      Teori pragmatis, dimana kebenaran adalah pencerahan sejauh memuaskan terhadap suatu situasi yang dihadapi.
Dalam filsafat islam konsep kebenaran sesungguhnya datang dari Tuhan, melalui hukum-hukum yang sudah ada dan ditetapkan pada setiap ciptaan-Nya, yaitu dalam alam semesta manusia dan Al-Quran. Sumber kebenaran terkandung dalam sunnatullah : hukum alam, hukum akal sehat dan juga hukum agama Al-Qur’an.


BAB VI
ETIKA ISLAM
Filsafat Axiologi ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sujud pandang kefilsafatan. Cabang pengetahuanyang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai seperti ekonomi, estetika, etika, filsafat, agama dan epistimologi.
Epistimologi bersangkutan dengan kebenaran. Etika bersangkutan dengan masalah kebaikan dan kejahatan, estetika bersangkutan dengan masalah keindahan dan kecantikan dan seterusnya.
Etika adalah cabang filsafat yang mencari hakekat nilai-nilai baik dan jahat uyang berkaitan dengan perbuatan  dan tindakan manusia yang dilakukan secara sadar dengan menggunakan pertimbangan akal atau pikiranya.
Persoalan Etika adalah persoalan yang berhubungan dengan existensi manusia dalam segala aspeknya baik individu maupun masyarakat, baik hubunganya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dirinya maupun dengan alam sekitarnya baik dalam kaitanya dengan existensi manusia dibidang sosial ekonomi, politik, budaya maupun agama.
1.      Hakekat baik dan jahat
Secara etis makna “baik” mengarah pada persetujuan anjuran, keunggulan, kekaguman dan keselarasan. Aspek-aspek ini lebih jauh lagi bermaksud menyampaikan sesuatu yang ramah, mengguntungkan, disukai, jujur dan terpuji. Sedangkan “kejahatan” masebaliknya, sebagai sesuatu yang secara moral jelej, atau tak dapat diterima. Tetapi unsur utama dari kejahatan ini pada dasarnya terletak tujuan idea, kebahagiaan dan kesejahteraan baik indivu maupun sosial.
2.      Etika Sosial
Istilah etika sosial awalnya dipergunakan oleh WH.Whyte dalam bukunya  The Organization Man, yang artinya suatu pemikiran yang secara moral mengesahkan tekanan dalam masyarakat terhadap individu.
Tiga masalah utamanya, yaitu :
a.       Suatu kepercayaan dalam suatu kelompok sebagai sumber kreatifitas.
b.      Suatu kepercayaan sebagai suatu belongingness atau milik pribadi yang menjadi kebutuhan dasar individu.
c.       Suatu kepercayaan dalam penerapan ilmunya untuk menerima “milik pribadi” tersebut.
3.      Keadilan sosial
Prinsip ditegakkannya keadilan sosial, pada hakekatnya akan memperkecil adanya kesenjangan sosial dalam masyarakat. Dalam konsep Filsafat Islam keadilan adalah bagian dari taqwa dan kemuliaan manusia ditentukan oleh taqwanya yang berarti juga ditentukan oleh tingkat keadilan Al-Qur’an.
4.      Keterbukaan dan musyawarah
Keterbukaan serta musyawarah adalah konsep masyarakat terbuka (open society) yang diajukan oleh  Karel Popper. Menurutnya konsep masyarakat terbuka yang bebas ini memungkinkan segala bentuk pengetahuan dan seluruh kebijakan sosial akan dapat dikritik karena bersifat transparan.
5.      Etika Politik
Prinsip Etika politik bersinggungan dengan mengatur, mengarahkan dan memaksakan masalah-masalah kebijakan serta keputusan publik. Kegiatan politik adalah kegiatan yang bertujuan untuk merebut dan memperoleh kekuasaan karena dengan kekuasaan dianggap seseorang atau kelompok atau masyarakat akan mempunyai asses yang besar untuk ikut merumuskan dan menetapkan kebijakan yang menguntungkan dirinya dan kelompoknya.
6.      Etika Agama
Penempatan agama sebagai salah satu sumber etika sangat dimungkinkan mengingat dua posisi penting yang diembannya. Pertama agama sebagai tempat rujukan total pada supernatural suatu realitas transenden Ilahiyah yang menciptakan dan mengawasi segala sesuatu tanpa penyimpangan dari kehendak-Nya.Kedua agama menjadi tempat rujukan total bagi badi nilai-nilai ideal humanistik. Dalam konsep Filsafat Islam ada empat hal pokok yang dibicarakan agama, yaitu :
a.       Tuhan
b.      Manusia
c.       Alam, dan
d.      Kebudayaan
Etika agama pada dasarnya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya dan dengan dirinya hubungan manusia dengan alam di sekitarnya serta hubiungan manusia dengan kebudayaan sebagai hasil kreasinya.
Etika agama pada prinsipnya Al Tauhid bukan saja meng-Esakan Allah seperti diyakini, oleh kaum monotheis melainkan juga menyalini kesatuan penciptaan (unity of  creation), kesatuan kemanusiaan (unity main kind), kesatuan tuntutan hidup (unity of purpose of live) yang semuanya merupakan derivasi dari kesatuan ketuhanan (unity of godhead).
Prinsip etika agama juga tidak mempertentangkan dunia dan akhirat. Karena itu semuanya merupakan satu kesatuan (unity of whole universe).



BAB VII
ESTETIKA ISLAM
Estetika merupakan cabang islam filsafat yang membahas konsep berkaitan dengan subim, tragis, keindahan, cantik dan lain-lain. Beberapa prinsip untuk membedakan makna estetika dari yang lain dapat dilihat sebagai berikut :
a.       Kenikmatan estetika berbeda dengan kenikmatan lain karena didalam estetika hasil yang diserap atau dinikmati bukan sebagai  alat melaikan dalam dirinya sendiri.
b.      Kenikmatan yang diperoleh dari estetika berbeda dengan apresiasi estetika.
c.       Kedua hal tersebut mendukung adanya suatu perhatian estetika (aestetic attension) dan
d.      Adanya manfaat yang diperoleh.
Estetika adalah cabang filsafat yang berusaha mencari hakekat tentang nilai-nilai indah dan nilai-nilai buruk terhadap sesuatu.
Keindahan hakekatnya adalah sebagai pengalaman batin. Keindahan alam seisinya adalah keindahan yang bersifat natural, sementara keindahan sebuah lukisan adalah merupakan keindahan artifisial. Keindahan yang natural langsung dapat diserap dan dihayati oleh seseorangsecara langsung sedangkan keindahan artifisial sering kali dapat diserap dan dimengerti oleh seseorang langsung.
Keindahan alam pada hakekatnya adalah merupakan cerminan keindahan Sang Pencipta. Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Tuhan adalah Maha Indah dan menyukai yang indah-indah.



BAB VIII
ANTROPOLOGI ISLAM
Antropologi berasal dari bahasa Yunani anthropos yang berarti “orang” atau manusia dan logika yang berarti “berbicara”. Anthropologi studi yang berkaitan dengan ras, karakteristik, mental dan fisik, distribusi kebiasaan-kebiasaan dan lain sebagainya.
Antropologi adalah cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakekat manusia dan dalam sepanjang sejarahnya manusia selalu mempertanyakan hakekat dirinya apakah ia sedang sendirian yang kemudian menjadi perenungan kegelisahan tentang dirinya ataukah ketika sedang ditengah-tengah dinamika sosial masyarakatnya dengan mempertanyakan tentang makna hidupnya di tengah-tengah dinamika perubahan yang makin komlek.
Aliran Monoisme, mengajukan suatu teori bahwa segalasesuatu itu dalam jagad raya ini berasal dari satu unsur dasariyah apakah itu bersifat spiritual seperti Tuhan, ataukah materi semata. Sementara lainya bersifat ilusi belaka.
Aliran dualisme, mengajukan teori bahwa unsur-unsur yang paling mendasar dari setiap realitas itu cenderung dipertahankan misalnya jiwa dan badan, siang dan malam, laki-laki dan perempuan dan sebagainya.
Aliran Pluralisme memiliki doktrin sendiri. Aliran ini menegaskan bahwa substansi itu hanya satu, dan tidak pula dua (dualisme) dimana intinya substansi itu beragam.


Metode Memahami Hakekat  Manusia .
Minimal ada tiga metode untuk mengadakan pendekatan atau memahami terhadap manusia, yaitu :
a.       Dari segi bahasa
b.      Dari segi cara atau proses keberadaannya
c.       Melalui karya yang dihasilkanya.
Yang pertama dari segi bahasa maksudnya bagaimana bahasa itu dipakai untuk menyebut manusia. Secara sistematik kata atau istilah manusia itu berasal dari  insan (arab), insan dari kata nasiya artinya lupa sementara dilihat dari kata dasarnya adalah al-uns  artinya jinak.

BAB IX
ESKATOLOGI ISLAM
Secara etimilogi eskatologi berasal dari kata eschalos artinya “yang terakhir”. Secara umum merupakan suatu keyakinan yang berkaitan dengan kejadian-kejadian akhir hidup manusia seperti kematian, hari kiamat, berakhirnya dunia saat akhir sejarah dan lain-lain.
Eskatologi adalah paham yang bercorak kefilsafatan yana berusaha menjangkau kehidupan jangka panjang, dengan cara hidup meninggalkan kepentingan-kepentingan duniawi, dan menekan dorongan-dorongan hawa nafsu syaithoniyah, mengutamakan kepentingan kehidupan akherat.
Dalamkonsep Filsafat Islam Eskatologi sesungguhnya menjadi upaya pemikiran transendental untuk mrnyingkap tabir kehidupan sesudah mati.
Realitas kematian adalah suatu kepastian yang tidak bisa ditolak dan melahirkan diri untuk menghindar.Setiap orang pasti akan mengalami kematian, suka atau tidak suka, siap atau tidak siap.
Menurut Filsafat Islam bahwa kematian adalah hakekatnya sebagai awal kehidupan, kematian di dunia menjadi awal kehidupan di akherat.
Kehidupan akhirat adalah lawan dari kehidupan dunia, secara harfiah  bermakna bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang berjangka panjang dan jauh sedangkan kehidupan dunia adalah kehidupan yang berjangka pendek dan dekat.



BAB X
PARA FILOSOF MUSLIM
1.      Al-Kindi (185H/801 M – 260/873 M)
Ia adalah tergolong filosof      Muslim pertama. Nama lengkap Al Kindi adalah Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Ibn Sabah Ibn Imran Ibn Isma’il al-Ash-ats bin Qois Al Kindi. Kindah adalah salah satu suku Arab pra islam yang cukup terkenal.
Kufah dan Basrah pada abad ke-2 H/ke-8 M merupakan dua pusat kebudayaan Islam yang saling bersaing. Kufah lebih cenderung kepada studi-studi aqliah dan dalam lingkungan intelektual inilah Al Kindi melewatkan masa mudanya. Ia menghafat Al Qur’an, mempelajari fiqih dan ilmu Kalam. Tetapi kelihatanya lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia menguasai bahasa Yunani dan syiria.
Karya-karyanya menurut Ibn Al-Nadim dari sejumlah 270 buah bisa dikelompokkan menjadi 17 jenis antara lain di bidang filsafat, logika, musik, astronomi, geometri medis, psikologi dan politik. Beberapa karya yang sempat diterjemahkan oleh  Gerard dari Cremona kedalam bahasa latin sehingga karya-karya tersebut sangat mempengaruhi pemikiran Eropa di abad Pertengahan.
Filsafat Yunani adalah hasil revolusi fikiran terhadap apa yang dinamakan  dogmatic dicta.  Akan tetapi filsafat islam adalah dilahirkan untuk memperkuat kedudukan faham islam.
Ringkasan Filsafat Al- Kindi, adalah sebagai berikut :
a.       Adanya Tuhan menyebabkan adanya alam.
b.      Kegiatan Tuhan, berlangsung antara langit dan bumi.
c.       Jiwa bumi, telah menyebabkan terjadinya langit dan bintang-bintang dicakrawala.
d.      Jiwa manusia, adalah pancaran jiwaq bumi.
e.       Karena itu, manusia bersifat dualis :
Selama jiwa itu masih terikat oleh tubuh yang berupa materi, ia dipengaruhi oleh langit dan bintang-bintang. Kalau jiwa terlepas dari tubunya, ia kembali ke tempat asalnya, dimana ia mendapat kemerdekaan dan kebebasan.
f.       Kemerdekaan kekal abadi hanya dapat dicapai, dalam dunia akal-budi.
g.      Orang yang hendak mencapai kemerdekaan dan kekekalan itu, harus memperkembangkan kekuatan akalnya, dengan jalan ilmu ketuhanan dan pengetahuan tentang alam semesta.
Al- Kindi membagi akal atas 3 tingkatan :
1.      Aqli-i-Hayulani. Maksudnya ialah akal pemberian Tuhan.
2.      Aql-bil-fi-il, yaitu akal aktif.
3.      Aql-i-fa’al, akal bekerja.
Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan pada tiga alasan yaitu :
a)      Ilmu agama merupakan bagian dari filsafat.
b)      Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan Kebenaran filsafat saling bersesuaian.
c)      Menuntut ilmu secara logika diperintahkan dalam agama.
2.      Muhammad Ibn Zakaria Al-Razi
Al-Razi lahir di Rayy, pada tanggal 1 Sya’ban tahun 251 H/865 M. Ayahnya seorang pendeta Yahudi yang ahli dalam kitab-kitab suci. Al-Razi adalah seorang rasionalis murni. Ia mempercayai hanya akal sehingga ia benar-benar memuja pada akal.
Filsafat Al-Razi sangat diwarnai oleh doktrinya tentang Lima Kekekalan,Yaitu :
1.      Tuhan
2.      Ruh Universal
3.      Materi Pertama
4.      Ruang mutlak dan
5.      Waktu mutlak
Al-Razi adalah seorang rasionalis murni sangat mempercayai kekuatan akal, bebas dari segala prasangka dan sangat berani dalam mengemukakan gagasan-gagasannya tanpa tedeng aling-aling.
Falsafat Lima Kekal
Falsafatnya terkenal dengan doktrin Lima Yang Kekal : Tuhan, Jiwa Universal, Materi Pertama, Ruang Absolit dan Zaman.
Bagi benda (being) kelima hal ini ada :
a.       Materi : merupakan apa yang ditangkap dengan panca indera tentang benda itu.
b.      Ruang : karena materi mengambil tempat.
c.       Zaman : karena materi berubah-ubah keadaannya.
d.      Diantara benda-benda ada yang hidup dan oleh karena itu perlu  ada roh.
e.       Semua ini perlu pada Pencipta Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.
3.      Al Farabi
Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Al-Farabi. Lahir di Wasij sebuah dusun dekat Farab tahun 258 H/870 M, dan meninggal di Syiria tahun 339 H/950 M. Ayahnya seorang Jendral. Al Farabi adalah seorang filosof pembangun agung dalam sistem filsafat.
Karya Al Farabi yang cukup populer adalah di bidang Logika. Karya Al Farabi tersebar di Timur dan Barat di abad ke-4 dan ke-5.
Faham filsafatnya tidak jauh perbedaannya dengan Al-Kindi. Perbedaanya hanyalah Al-Farabi condong kepada Sufi dan Al Kindi tidak. 
Al Farabi terkenal di Eropa bukan saja karena filsafatnya akan tetapi juga karena ilmu Logika dan Methapysica.
4.      Miskawaih
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad ibn Ya’cub Al-Maskawaih. Lahir tahun 320 H dan meninggal 9 Syafar 421 H. Ia adalah seorang ahli sejarah dan moralis disamping juga sebagai seorang penyair. Bagian filsafatnya diarahkan pada masalah etika atau moral. Sehingga ia mendapat sebutab sebagai seorang moralis sebenarnya.
Tiga buah karyanya yang penting adalah :
a.       Tartib Al-sa’adah
b.      Tahdzib Al-Akhlaq
c.       Jawidan Khirad
Sejarah adalah merupakan rekaman naik turunya peradaban bangsa-bangsa dan negara-negara. Karya Maskawaih yang cukup populer disamping masalah Akhlaq adalah Tarijib al-Umam (pengalaman bangsa-bangsa).
5.      Ibn Sina
Ibn sina semasa kecil adalah termasuk anak ajaib pada umur 10 tahun ia sudah membaca seluruh sastra tradisional dan menghafal Al-Qur’an. Ia belajar ilmu kedokteran sampai umur 16 tahun.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My New Style

My New Style

My Family

My Family
Miyya Kak Cintha and Family

Prambanan In Action

Prambanan In Action

Kakak Miya

Kakak Miya

PKN STAIMUS 2013

PKN STAIMUS 2013
Mahasiswa PKN dan Peserta Lomba TPQ

PKN 2013 STAIMUS

PKN 2013 STAIMUS


Entri Populer