27 Desember 2011

Tafsir An Nissa' ayat 24


TUGAS
PENGERTIAN TARBIYAH DALAM AL-QUR’AN
(Surat Al-Israa’ ayat 24)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Tafsir Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs. Sarbini, M.Ag



 






                                                                                                     


         Disusun Oleh:
Nama                  : SRI SUDARSINI
NIM                   : 02.7313
Semester             : V / PAI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
(STAIMUS)
2011



PENGERTIAN TARBIYAH DALAM AL-QUR’AN
(Surat Al-Israa’ ayat 24)

A.    Q.S. Al-Israa’ ayat 24


B.     Terjemah
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
C.    Asbabul Nuzul


D.    Munasabat Al-Qur’an (Kolerasi sengan ayat lain)
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin agar merendahkan diri kepada kedua orang tua, dengan penuh kasih sayang. Yang dimaksud dengan merendahkan diri dalam ayat ini ialah menaati apa yang mereka perintahkan selama perintah itu tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan syarak. Taat anak kepada kedua orang tuanya merupakan tanda kasih sayangnya kepada orang tuanya yang sangat diharapkan, terutama pada saat-saat kedua orang ibu bapak itu sangat memerlukan pertolongannya.

Di akhir ayat Allah SWT memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk mendoakan kedua ibu bapak mereka, agar diberi limpahan kasih sayang Allah sebagai imbalan dari kasih sayang kedua ibu bapak itu dengan mendidik mereka ketika masih kanak-kanak.

Adapun hadis-hadis Nabi yang memerintahkan agar kaum Muslimin berbakti kepada kedua ibu bapaknya adalah sebagai berikut:
Pertama:

أن رجلا جاء إلى النبي صلى الله عليه وسلم يستأذنه في الجهاد فقال : أحي والداك؟ قلت نعم، قال ففيها فجاهد

Artinya:
Sesungguhnya telah datang seorang laki-laki kepada Nabi saw meminta izin kepadanya, agar diperbolehkan ikut berperang bersamanya, lalu Nabi bersabda: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?". Orang laki-laki itu menjawab: "Ya". Nabi bersabda: "Maka berbaktilah kepada kedua orang tuanmu".

Kedua:
Disebut juga dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan lainnya:

لا يجزي ولد والده إلا أن يجده مملوكا فيشتريه ويعتقه

Artinya:
"Seorang anak belumlah dianggap membalas jasa kedua itu bapaknya, kecuali apabila ia menemukan mereka dalam keadaan menjadi budak, kemudian ia menebus mereka dan memerdekakannya."

Ketiga:
Dalam hadis yang lain, seperti diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud ia berkata:

سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم أي العمل أحب إلى رسول الله ؟ قال الصلاة على وقتها قلت ثم أي؟ قال بر الوالدين

Artinya:
Saya bertanya kepada Rasulullah saw: "Amal yang manakah yang paling dicintai Allah dan Rasul Nya?". Rasulullah menjawab: "Melakukan salat pada waktunya". Saya bertanya: "Kemudian amal yang mana lagi?" Rasulullah menjawab: "Berbuat baik kepada kedua ibu bapak." (H.R. Ibnu Mas'ud)

Keempat:
Di dalam ayat yang ditafsirkan di atas tidak diterangkan siapakah yang harus didahulukan mendapat kebaktian antara kedua ibu bapak. Akan tetapi dalam hadis dijelaskan bahwa berbakti kepada ibu didahulukan dari pada berbakti kepada bapak, seperti dariwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل من أحواج الناس بحسن صحابتي؟ قال أمك. قال ثم من؟ قال أمك، قال ثم من؟ قال أمك قال ثم من؟ قال أبوك

Artinya:
Bahwa Rasulullah saw ditanya: "Siapakah yang paling berhak mendapat pergaulan yang paling baik dari padaku?". Rasulullah menjawab: "Ibumu". Orang itu bertanya: "Siapa lagi?". Rasulullah menjawab: "Ibumu". Orang itu bertanya lagi: "Siapa lagi". Rasulullah menjawab: "Ibumu". Orang itu bertanya lagi: "siapa lagi". Rasulullah menjawab: "Ayahmu". (H.R. Bukhari dan Muslim).

Kelima:
Kebaktian kepada kedua orang tua, tidaklah dicukupkan pada saat mereka masih hidup, akan tetapi kebaktian itu haruslah diteruskan meskipun kedua ibu bapak itu sudah meninggal dunia, sedang caranya disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah:

روى أحمد عن أنس بن مالك أنه قال: أتى رجل من بني تميم إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله إني ذو مال كثير وذو ولد وحاضرة فأخبرني كيف أنفق وكيف أصنع؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: تخرج الزكاة من مالك إن كان فإنها طهرة تطهرك وتصل أقرباءك وتعرف حق السائل والجار والمسكين. فقال يا رسول الله؟: أقلل لي: فقال فأت ذا القربى حقه والمسكين وابن السبيل ولا تبذر تبذيرا. فقال : حسبي يا رسول الله إذا أديت الزكاة إلى رسولك فقد برئت منها إلى الله ورسوله فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: نعم إذا أديتها إلى رسولي فقد برئت منها ولك أجرها وإثمها على من بدل لها


Artinya:
Diriwayatkan dari Imam Ahmad dan Anas bin Malik bahwa ia berkata: "Datang seorang laki-laki dari Bani Tamim kepada Rasulullah saw seraya berkata: "Hai Rasulullah! Saya adalah seorang yang berharta dan banyak keluarga, banyak anak serta banyak tamu yang selalu hadir, maka terangkanlah kepadaku bagaimana saya harus membelanjakan harta, dan bagaimana saya harus berbuat". Maka Rasulullah saw bersabda: "Hendaklah kamu mengeluarkan zakat dari hartamu jika kamu mempunyai harta, karena sesungguhnya zakat itu menyucikan harta dan menyucikan kamu peliharalah silaturahmi dengan kaum kerabatmu, dan hendaklah kamu ketahui hak orang yang meminta pertolongan, hak tetangga dan hak orang miskin. Kemudian lelaki itu berkata: "Hai Rasulullah! Dapatkah engkau mengurangi kewajiban itu kepadaku". Rasulullah saw membacakan:

وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

(Berikanlah kepada karib kerabat haknya, orang miskin dan Ibnu Sabil dan janganlah mubazir).

Sesudah itu lelaki itu berkata: "Cukupkah bagiku hai Rasulullah, apabila aku telah menunaikan zakat kepada amil zakatmu, lalu aku telah bebas dari pada kewajiban zakat yang harus dibayarkan kepada Allah dan Rasul-Nya, lalu Rasulullah saw bersabda: "Ya, apabila engkau telah membayar zakat itu kepada amilku, engkau telah bebas dari kewajiban itu dan engkau akan menerima pahalanya, dan orang yang menggantikannya dengan yang lain akan berdosa".

Keenam :
Di samping itu diterangkan pula dalam hadis yang lain:


أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل : هل بقي من بر أبوي شيئ أبرهما بعد موتهما؟ قال نعم، حصال أربع: الدعاء والإستغفار لهما والوفاء بعهدهما وإكرام صديقهما وصلة الرحم التي لا رحم لك إلا من قبلهما، فهذا الذي بقي عليك من برهما بعد موتهما

Artinya:
Bahwa Rasulullah saw, ditanya: Masih adakah kebaktian kepada kedua orang tuaku, setelah mereka meninggal dunia?. Rasulullah saw menjawab: "Ya, masih ada empat perkara, mendoakan ibu bapak itu kepada Allah dan memintakan ampun bagi mereka, menunaikan janji mereka, menghormati teman-teman mereka serta menghubungkan tali persaudaraan dengan orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan kamu kecuali dari pihak mereka. Maka inilah kebaktian yang masih tinggal yang harus kamu tunaikan, sebagai kebaktian kepada mereka setelah mereka meninggal dunia". (H.R. Ibnu Majah)
.

E.     Pesan Dasar Ayat
Ditegaskan bahwa sikap rendah diri itu haruslah dilakukan dengan penuh kasih sayang, agar tidak sampai terjadi sikap rendah diri yang dibuat-buat, hanya untuk sekadar menutupi celaan orang lain atau untuk menghindari rasa malu pada orang lain, akan tetapi agar sikap merendahkan diri itu betul-betul dilakukan, karena kesadaran yang timbul dari hati nurani.

F.     Analisis Ayat
Rasa rendah diri, adalah perasaan bahwa seseorang lebih rendah dibanding orang lain dalam satu atau lain hal. Perasaan demikian dapat muncul sebagai akibat sesuatu yang nyata atau hasil imajinasinya saja. Rasa rendah diri sering terjadi tanpa disadari dan bisa membuat orang yang merasakannya melakukan kompensasi yang berlebihan untuk mengimbanginya, berupa prestasi yang spektakuler, atau perilaku antisosial yang ekstrem, atau keduanya sekaligus.

G.    Referensi
1.      Al – Qur’an dan Terjemah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My New Style

My New Style

My Family

My Family
Miyya Kak Cintha and Family

Prambanan In Action

Prambanan In Action

Kakak Miya

Kakak Miya

PKN STAIMUS 2013

PKN STAIMUS 2013
Mahasiswa PKN dan Peserta Lomba TPQ

PKN 2013 STAIMUS

PKN 2013 STAIMUS


Entri Populer