Dasar-dasar Pendidikan dalam Hadits
Selain
al-Qur'an, dasar pendidikan Islam adalah al-hadis yang mecerminkan prinsip manifestasi wahyu dalam segala perbuatan,
perkataan dan taqrir nabi. Oleh karena itu, Rasulullah menjadi teladan yang
harus diikuti, baik dalam ucapan, perbuatan maupun taqrirnya. Dalam keteladanan
Rasulullah mengandung nilai-nilai dan dasar-dasar Pendidikan yang sangat berarti. Dikatakan demikian
karena di samping segala ucapan, perbuatan dan taqrir Rasulullah diyakini
validitas kebenarannya karena merupakan wahyu, juga diyakini bahwa Rasululah
adalah pendidik yang teladan dan integritas.
Dalam
suatu riwayat dikatakan bahwa pada suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnya
dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan; dalam pertemuan pertama,
orang-orang berdoa kepada Allah Azza wajalla, mendekatkan diri kepadanya; dalam
pertemuan kedua orang sedang memberikan pelajaran. Beliau lalu bersabda:
أما
هؤلاء فيسئلون الله فان شاء أعطاهم وان شاء معنهم أما هؤلاء
فيعلمون
الناس وانما بعثت معلما
Artinya:
Mereka
ini (pertemuan pertama) minta kepada Allah, bila Tuhan menghendaki maka Ia
memenuhi permintaan tersebut, dan jika Ia tidak menghendaki maka tidak akan
dikabulkan, sedangkan saya sendiri diutus menjadi juru didik.
Di
samping itu, juga terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang
mengatakan:
من
كتم علما الجمه الله بلجام من النار
Artinya:
Barang
siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Allah akan mengekangnya dengan kekang
berapi.
Selain
itu, hadis yang diriwayatkan oleh Abu al-Hasan bin Khazem dari Anas bahwa
Rasulullah bersabda:
تعلموا
من العلم ما شئتم فوالله لا تؤجرون بجمع العلم حتي تعلموا
Artinya:
Tuntutlah
olehmu ilmu pengetahuan sekehendakmu, tetapi demi Allah mereka tidak akan
memperoleh pahala karena sekedar menuntut ilmu tanpa diamalkan.
Dalam
dunia pendidikan, hadis memiliki dua manfaat pokok. Manfaat pertama, hadits
mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan Islam sesuai dengan konsep
al-quran. Kedua, hadis dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan metode
pendidikan. Misalnya, menjadikan kehidupan kehidupan Rasulullah saw. dengan
para sahabat ataupun anak-anak sebagai sarana penanaman keimanan.
Rasulullah
saw. adalah sosok pendidik yang agung dan pemilik metode pendidikan yang unik.
Beliau sangat memperhatikan manusia sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, dan
kemampuan akalnya, terutama jika beliau berbicara dengan anak-anak. Jenis bakat
dan kesiapan pun merupakan pertimbangan beliau dalam mendidik manusia. Kepada
wanita, beliau memahami fitrahnya sebagai wanita, kepada laki-laki, beliau
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai laki-laki; kepada orang dewasa,
beliau memahami identitasnya sebagai manusia dewasa; dan kepada anak-anak,
beliau memahami karakternya sebagai anak-anak. Beliau sangat memahami kondisi
naluriah setiap orang sehingga beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik
material maupun spritual. Beliau senantiasa mengajak setiap orang untuk
mendekati Allah dan syariat-Nya sehingga terpeliharalah fitrah manusia melalui
pembinaan diri setahap demi setahap, penyatuan kecenderungan hati, dan
pengarahan potensi menuju derajat yang lebih tinggi. Lewat cara seperti itulah
beliau membawa masyarakat pada kebangkitan dan ketinggian derajat.
Dengan
demikian, jelaslah bahwa pendidikan Islam dalam perspektif hadis senantiasa
sejalan dengan al-Qur'an, sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
pendidikan Islam dalam perspektif hadis merupakan cerminan dari konsep
pendidikan dalam al-Qur'an. Kendatipun
konsep pendidikan telah terdapat dalam
al-Qur'an dan hadis, namun demikian tetap terbuka untuk menafsirkan konsep-konsep
pendidikan, sehingga dapat diterjemahkan dalam semua zaman dan kondisi sesuai
dengan tuntutan perubahan. Dalam artian bahwa konsep-konsep pendidikan yang
tertuang dalam al-Qur'an dan hadis tidak dimaknai secara sempit, akan tetapi
hendaknya dimaknai sebagai konsep universal yang tidak terbatas dalam suatu
ruang waktu tertentu.
Kepustakaan:
Azra,
Azyumardi. Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu, 1998.
al-Abrasyi,
M. Athiyah. Dasar-Dasar dan Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang,
1970.
al-Nahlawi,
Abd. Rahman. al-Tabiyah al-Islamiyah Wa Asalibuha Fi al-Bait Wa al-Madrasah Wa
al-Mujtama’, alih bahasa Shihabuddin dengan Judul; Pendidikan Islam di Rumah,
di Sekolah dan di Masyarakat. Jakarta: Gema Insan Press, 1996.
Uhbiyati,
Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar